Revitalisasi Alun-Alun Tugu Kota Malang, Memorial Keluarga Belanda Dipindah
Tidak banyak pengunjung yang mengetahui jika di Alun Alun Tugu Kota Malang terdapat sebuah memorial atau penanda peninggalan dari keluarga Belanda. Memorial dalam bentuk tiga bongkahan batu andesit itu semula berada di sekitar kolam lurus dalam garis imajiner menghadap Balai Kota Malang.
Tidak banyak pengunjung yang mengetahui jika di Alun Alun Tugu Kota Malang terdapat sebuah memorial atau penanda peninggalan dari keluarga Belanda. Memorial dalam bentuk tiga bongkahan batu andesit itu semula berada di sekitar kolam lurus dalam garis imajiner menghadap Balai Kota Malang.
Karena aktivitas revitalisasi Alun-Alun Tugu yang tengah berlangsung, batu dalam bentuk bangku berikut lencana yang tertempel harus diangkat dari posisinya. Saat ini bangku memorial tersebut diamankan petugas kontraktor untuk sementara waktu.
-
Kapan Kabupaten Malang resmi didirikan? Kabupaten Malang lahir pada 28 November 760.
-
Siapa yang memimpin serangan Kerajaan Mataram ke wilayah Malang? Sang raja ingin menaklukan seluruh pulau Jawa dalam satu kekuasaan Kerajaan Mataram. Saat menyerang Pulau Jawa bagian timur, ia tidak langsung menyasar Surabaya sebagai pusat Jawa Timur, tetapi menaklukkan kota-kota di sekitar Surabaya, termasuk Malang.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Siapa yang mendirikan Kabupaten Malang? Kabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Di mana Jaran Kepang di Malang biasanya dipertontonkan? Daerah seperti Kecamatan Tumpang, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Malang, dikenal punya banyak kelompok Jaran Kepang.
Rencananya bangku tersebut akan kembali diposisikan sesuai tempatnya semula. Sehingga bangku tersebut tetap menjadi memorial atau penanda bagi keluarga pemasangnya dan Kota Malang.
"Nanti akan ditempatkan lagi di tempatnya, sekarang diamankan," kata Muslimin, Pengawas Proyek Revitalisasi kepada Merdeka.com, Selasa (4/7).
Revitalisasi sendiri rencananya akan berlangsung selama empat Bulan ke depan, terhitung Jumat (16/6). Revitalisasi membongkar hampir seluruh bagian Alun Alun Tugu, kecuali kolam dan Tugu Kemerdekaan yang diresmikan Presiden Soekarno tersebut.
Revitalisasi dianggarkan Rp5,3 milliar untuk pembongkaran pagar, pelebaran pedestrian, jogging track, lampu dan kursi taman, penataan pola taman dan air mancur. Desain revitalisasi mengadopsi kelopak bunga teratai yang melambangkan perdamaian dan ketentraman Kota Malang.
Merdeka.com saat berada di lokasi pembangunan melihat tiga batu kotak yang sengaja ditutup kain spanduk. Batu kotak pertama bertulis ukiran huruf capital MALANG IN MEMORY OF.
Kotak kedua tertulis dalam dua baris yakni OOSTERHUIS dan BAPAK TONKO. Sementara sisi kanan terdapat plakat bulat serupa dengan lencana berdiameter sekitar 10 sentimeter.
Lencana tersebut terukir tanda anak panah yang mengarah pada ukiran nama yang tertera. Baris atas lencana terdapat tanda bintang yang berarti kelahiran dan dilanjutkan tulisan WESTERLEE 1896. Baris bawah terdapat tulisan diawali dengan tanda salib yang berarti berpulang atau meninggal, AMBON 1943.
Sedangkan bongkahan ketiga terukir JOHAN dan JAN berikut dua plakat lencana dengan ukuran sama. Lencana pertama terdapat tanda bintang dan ukiran KALABAHI 1927. Sementara baris di bawahnya terdapat tanda salib dan MALANG 1945.
Sedangkan plakat lencana kedua terdapat tanda bintang dan tulisan TJIMAHI 1933. Selain itu di baris bawah terdapat tanda salib dan LABUHANBAJO.
Restu Respati, Pemerhati Sejarah Kota Malang mengatakan, bangku tersebut merupakan monumen mengenang tiga nama yang tertera pada batu tersebut. Nama yang tertulis adalah Tonko, Johan dan Jan.
"Apalagi salah satu benda tersebut bertuliskan Malang In Memory Of yang dapat diartikan Malang untuk Mengenang," katanya.
Restu menguraikan, sebagian publik di Malang sejak awal mengetahui keberadaan bangku tersebut. Sehingga saat dilakukan revitalisasi Alun Alun Tugu mencari posisi benda tersebut.
Kontraktor dalam proyek tersebut telah mengamankan bangku itu, kendati beberapa bagian sempat terkena back hoe saat pengangkatan.
Bangku tersebut dibangun guna mengenang anggota keluarga yang meninggal di bekas Hindia Belanda (Indonesia). Keluarga Tonko Oosterhuis menempatkan Bangku Peringatan tersebut untuk warga Malang.
Tonko sendiri merupakan warga Belanda yang pernah menjadi Tentara Kerajaan Hindia Belanda KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger). Tonko pernah bertugas di Kota Malang dengan pangkat Sersan.
Sementara Agung H Buana, Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang periode 2016-2021 mengatakan, bangku tersebut terpasang di tempatnya pada 2016. Kala itu keluarga dari Tonko meminta izin memasang di lokasi tersebut.
"2016 yang mau masang minta izin untuk diletakan di Tugu," tegasnya.
Agung juga menegaskan bahwa bangku tersebut bukan kategori Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Karena syarat masuk kategori OBCB harus berusia 50 Tahun.