Mengenal Kesenian Jaran Kepang Malang, Hanya Dipentaskan pada Malam Jumat Legi
Jaran Kepang Tumpang Kabupaten Malang jadi salah satu yang paling terkenal di Pulau Jawa
Kecamatan Tumpang dikenal punya banyak kelompok jaran kepang
Mengenal Kesenian Jaran Kepang Malang, Hanya Dipentaskan pada Malam Jumat Legi
Asal Usul
Jaran Kepang adalah salah satu seni pertunjukan yang berkembang di berbagai daerah di Jawa, termasuk Malang.
Daerah seperti Kecamatan Tumpang, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Malang, dikenal punya banyak kelompok Jaran Kepang.
-
Apa ciri khas Jalak Kebo jantan? Jantan biasanya memiliki ukuran kepala yang lebih besar, bulu kepala yang lebih rapat, dan jambul di dekat paruh depan. Mereka juga memiliki variasi suara yang lebih banyak dan warna bulu yang lebih hitam mengkilap dibandingkan betina.
-
Dimana kelompok Kuda Kepang di Kebumen? Saat ini, di Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kebumen, terdapat tiga kelompok Kuda Kepang, di antaranya Turonggo Jati Budoyo, Turonggo Seto, dan Cahyo Mudho Sabdoguno.
-
Jaranan Pegon untuk apa? Kesenian ini biasanya ditampilkan dalam hajatan nazar seseorang, misalnya yang bersangkutan ingin sembuh dari sakit, ingin segera menikah, dan lain sebagainya.
-
Apa tradisi di Kampung Jawa Malaysia? Selain itu, bila ada warga kampung itu yang menikah, mereka juga melaksanakan tradisi rewang.
-
Apa tradisi unik di Majalengka? Tradisi unik ini hanya bisa ditemui di Majalengka. Undangan menjadi unsur terpenting dalam prosesi hajatan. Biasanya si empunya hajat akan membuat desain yang menarik, agar tamu undangan terkesan.
-
Apa itu Jenang Krasikan? Di daerah Purworejo, Jawa Tengah, ada sebuah kuliner unik bernama Jenang Krasikan. Makanan ini terbuat dari beras ketan dan gula merah. Selain dua bahan utama tersebut, jenang krasikan juga dibuat dengan menambahkan santan dan sedikit garam. Hasilnya kudapan itu menjadi agak bertekstur di bagian luar. Sementara di bagian dalam terasa lembut dan lumer di mulut.
Asal usul Jaran Kepang tidak tercatat secara pasti dalam sejarah.
Pada masa lalu, Jaran Kepang digunakan sebagai bentuk persembahan dalam kepercayaan kepada roh yang mendiami benda-benda, terutama hewan hasil buruan.
(Foto: Kemenparekraf RI)
Perkembangan
Seiring kemajuan peradaban, masyarakat Jawa menjadi lebih agraris. Mereka memisahkan kehidupan antara hutan dan desa. Fungsi Jaran Kepang bermetamorfosis, yakni menjadi penghubung antara manusia dan roh leluhur. Jaran Kepang jadi sarana yang digunakan masyarakat untuk memohon perlindungan dan mengirim doa.
Ritual selamatan, seperti bersih desa biasanya melibatkan pertunjukan Jaran Kepang. Tujuan bersih desa adalah memohon doa dan keselamatan dari marabahaya.
Sebelum pertunjukan Jaran Kepang dimulai, pemain harus meminta izin kepada pepunden setempat. Kegiatan memohon izin ini disertai penyajian sesaji dan barang-barang sebagai syarat memanggil roh leluhur, yang dapat membuat pemain lebih mudah kerasukan. (Foto: Dok. Malangisme)
Hari Khusus
Pertunjukan Jaran Kepang di Malang sering kali dilakukan pada malam Jumat Legi. Malam ini dianggap memiliki energi magis dan spiritualitas.
Pertunjukan dimulai dengan meletakkan sesaji di daerah pepunden, diiringi suara gending-gending Jawa yang merupakan puji-pujian terhadap Tuhan. Pawang membacakan mantra-mantra di belakang panggung sebagai bagian dari upacara.
Pertunjukan dimulai dengan penari masuk ke arena, diikuti oleh pawang yang menyebar kemenyan. Pembukaan seni pertunjukan ini merupakan bentuk salam kepada hal-hal gaib dan sebagai pujian kepada Yang Maha Kuasa.
Dikutip dari laman resmi DGIP Kemenkumham RI, prosesi ini membuka ruang spiritualitas dalam pertunjukan Jaran Kepang di Malang. (Foto: Disparbud Malang)
Busana
Peralatan dan kostum dalam seni pertunjukan Jaran Kepang didominasi tiga warna yakni putih, merah, dan hitam. Putih melambangkan kesucian seperti bayi baru lahir, merah melambangkan permasalahan dan dinamika kehidupan manusia, sementara hitam melambangkan kematian.