Jadi Destinasi Budaya, Begini Kisah Kampung Angklung Nempel di Ciamis yang Mendunia
Di sini, pengunjung bisa mengetahui seluk beluk angklung.
Di sini, pengunjung bisa mengetahui seluk beluk angklung.
Jadi Destinasi Budaya, Begini Kisah Kampung Angklung Nempel di Ciamis yang Mendunia
Mengunjungi Ciamis, tidak lengkap rasanya jika belum mendatangi Kampung Nempel di Desa Panyingkiran.
Lokasi ini telah lama dikenal sebagai sentra produksi dan pertunjukan alat musik tradisional Sunda, angklung.
Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
-
Kenapa Kampung Cigadung jadi destinasi wisata? Kampung Cigadung bisa masuk daftar destinasi budaya yang seru dan menyenangkan untuk liburan keluarga tercinta.
-
Di mana Kampung Adat Cengkuk berada? Kampung Cengkuk di Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, merupakan salah satu permukiman adat Sunda di Jawa Barat.
-
Mengapa Kampung Ciereng jadi tempat yang menarik dikunjungi? Bagi yang ingin mencari ketenangan dengan pemandangan hijau dan pedesaan yang ramah, Kampung Ciereng jadi salah satu tempat yang bisa dikunjungi saat mampir di kabupaten yang berbatasan dengan Bandung dan Majalengka itu.
-
Apa yang membuat Kampung Cipancur unik? Jika kampung kebanyakan rumah warganya masih berjajar dan memenuhi lahan, di Cipancur tempat tinggal justru dibangun berjauhan sehingga menampilkan kesan rapi.
-
Bagaimana Desa Cengungklung mengembangkan agrowisata? 'Pemdes yang membiayai melalui dana desa, BUMDes manajemennya, karang taruna pelaksananya di lapangan. Kami semua sudah terkoordinasi dan sepakat mengembangkan potensi desa agar semakin dikenal,' ujar Mukid saat ditemui Merdeka.com, Rabu (24/4/2024).
-
Kenapa Curug Cinangrang populer? Curug Cinangrang buka setiap hari dari pukul 08.00 pagi hingga 16.30 sore. Untuk harga tiket masuk, cukup murah dan terjangkau yaitu dikenakan biaya sebesar Rp10.000 saja.
Pengunjung akan diajak mengenal lebih dekat dengan instrumen musik berbahan utama bambu ini, mulai dari cara pembuatannya, memainkannya, sampai distribusinya.
Saat ini, permukiman tersebut telah dikenal sampai mancanegara sebagai Kampung Angklung Nempel, dan cocok jadi salah satu destinasi budaya yang sayang untuk dilewatkan.
Asal Muasal Jadi Kampung Angklung
Mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, terkenalnya Kampung Angklung Nempel di dunia internasional tak terlepas dari sosok Alimudin atau yang biasa dikenal sebagai Mumu.
Mulanya ia hanya pembuat angklung biasa yang masih ikut dengan seseorang di wilayah Kota Banjar pada 1970. Di tahun 1990-an, Mumu kembali ke kampungnya dan merintis sendiri usaha pembuatan angklung.
Karena kualitasnya yang baik, angklung buatan Mumu mulai dikenal di banyak daerah, dan permintaannya kian banyak. Mumu lantas merekrut warga sekitar tempat tinggal untuk membantu membuat angklung.
Produksi Ratusan Angklung Tiap Har.
Lambat laun, permintan angklung mulai merambah ke luar daerah. Mumu bersama warga lain di Kampung Nempel lantas kebanjiran pesanan.
Dengan tenaga dan sumber daya yang melimpah, kampung tersebut bisa memproduksi angklung sampai ratusan buah dalam satu hari.
Sampai sebelum tahun 2014, warga-warga di sana juga mulai tertarik ikut memproduksi angklung hingga seluruh warga menggantungkan hidupnya dari pembuatan alat musik tersebut.
Terdapat Ratusan Perajin
Disampaikan Mumu, sampai saat ini total sudah ada seratusan perajin angklung yang seluruhnya merupakan warga setempat.
Kampung Angklung Nempel sendiri menjadi daerah paling aktif di Jawa Barat sebagai tempat pembuatan angklung berskala besar.
Mumu menjadi sosok yang mampu membawa angklung ke level atas walau berawal dari perajin biasa berskala rumahan.
Pasok Angklung sampai Mancanegara
Mumu bersama warga di Nempel mengirim angklung-angklung ke berbagai daerah di Indonesia.
Gambar: YouTube Dispar Kabupaten Ciamis.
Bahkan, angklung buatan warga kampung tersebut juga sudah tembus hingga pasar mancanegara.
Dari situ, dirinya bersama warga lain kemudian berjuang untuk mengenalkan Kampung Nempel sebaga sentra pembuatan angklung yang dideklarasikan pada 2014 lalu.
Belajar Memainkan dan Membuat Angklung
Sebagai destinasi budaya, Kampung Angklung Nempel sangat terbuka dengan para wisatawan yang ingin mengetahui tentang seluk beluk angklung.
Warga bisa mempelajari cara memainkannya dengan nada-nada tradisional Sunda, termasuk membuatnya dari nol sampai jadi.
Tak hanya warga biasa, kalangan siswa sekolah juga banyak yang mendatangi Kampung Angklung Nempel untuk mengenal salah satu kearifan lokal warisan nenek moyang itu.
Cara Membuat Angklung
Adapun pembuatan angklung akan diawali dengan pemilihan bambu yang berkualitas. Bambu kemudian dijemur dan dipotong, sesuai kebutuhan angklung yang akan dibuat dan jenis nada yang dihasilkan.
Kemudian setelahnya, bambu bisa dicuci dengan menggunakan pembersih seperti sabun maupun deterjen. Setelah bersih, bambu bisa kembali dijemur sampai mengering.
Di tahap selanjutnya, bambu akan masuk proses pelukisan motif batik menggunakan solder listrik. Agar maksimal, pelukisan harus berhati-hati karena warna bersifat permanen. Agar cantik, bambu diberi cat pelapis.
Terakhir, bambu kembali dijemur agar tahan lama, dan diberi tali pengikat untuk dipasangkan di rangkaian angklung dengan nada yang berurutan.
Dicek Suara sebelum Dijual
Tahap terakhir adalah pengetesan suara, di mana bambu yang sudah jadi angklung akan dicek masing-masing nadanya.
Ini juga akan dilakukan uji ketahan kembali, dengan menyimpannya di ruangan khusus selama dua sampai tiga hari, sebelum dilepas ke pasaran.
Adanya geliat melestarikan kebudayaan ini, memunculkan wacana oleh pemerintah setempat untuk menjadikan Kampung Angklung Nempel sebagai salah satu destinasi wisata edukasi, dengan nuansa kesenian Sunda yang khas.