Kisah Didi Sahruwijaya, Pembuat Kendang Asal Kuningan yang Tembus Sampai Belgia
Didi Sahruwijaya jadi maestro kendang asal Kabupaten Kuningan yang kesohor.
Didi Sahruwijaya jadi maestro kendang asal Kabupaten Kuningan yang kesohor.
Kisah Didi Sahruwijaya, Pembuat Kendang Asal Kuningan yang Tembus Sampai Belgia
Didi Sahruwijaya jadi salah satu pembuat kendang Sunda asal Kuningan, Jawa Barat yang berhasil go internasional.
-
Dimana Joko Kendang jual kendang? Penjualan kendang itu tak hanya berada di pulau Jawa, namun sudah dipasarkan hingga Kalimantan dan Sumatra.
-
Apa yang membuat Didi Kempot terkenal di Suriname? Pada 1993, Didi Kempot pernah tampil di negara tersebut dengan menyanyikan lagu “Cidro“. Sejak saat itu, pamornya sebagai musisi langsung terkenal di Suriname.
-
Joko Kendang buat apa? Joko rela meneruskan usaha keluarga demi melestarikan alat musik kendang agar tidak punah.
-
Siapa yang dijuluki 'Singa dari Jawa Barat'? Sebelumya, ia lahir di Buntet, Cirebon pada 7 Maret 1922 dan saat ini telah dikenang sebagai ulama berjuluk 'Singa dari Jawa Barat' karena keberaniannya.
-
Kenapa Joko Kendang jual kendang ke Kalimantan? Penjualan kendang itu tak hanya berada di pulau Jawa, namun sudah dipasarkan hingga Kalimantan dan Sumatra.
-
Siapa pencipta lagu populer dari Kediri? Salah satu pedangdut dan pencipta lagu terkenal asal Kediri adalah Nur Bayan. Dia menjadi sosok di balik beberapa lagu populer seperti Kejora (Lesti Kejora), Widodari (Denny Caknan), Tresno Waranggono, dan Simpang Lima Ninggal Janji.
Sehari-hari, Didi membuat satu set alat musik tradisional itu di bengkel kediamannya, Blok Buana, Kelurahan Cijoho.
Kualitas alat musik yang ia buat memang tidak main-main, sehingga produknya bisa laku di Jawa Barat, Yogyakarta sampai negara Belgia.
Ada cerita menarik mengapa dirinya beralih menjadi pembuat kendang, setelah sebelumnnya merupakan pemain kelompok Jaipong setempat. Berikut selengkapnya.
Sudah 32 tahun berkecimpung di dunia kendang
Mengutip Instagram Napak Jagat Pasundang, Kamis (12/10), Didi sendiri sudah berkecimpung di dunia alat musik kendang selama kurang lebih 32 tahun.
Minat ini sebelumnya ia bangun saat menjadi penabuh kendang, dan dari sang bapak yang merupakan seorang dalang di wilayah Kuningan. Lambat laun minatnya mulai bergeser ke produksi alat musik.
“Kalau mulai di seni itu dari bapak yang jadi dalang, bapak Sahruwijaya. Tapi sekarang sedang mengulik pembuatan kendang,” kata dia
Berawal dari Rasa Kecewa
Ia sendiri berubah haluan menjadi perajin dan reparasi kendang setelah mengalami rasa kecewa. Pasalnya ia kerap kurang merasa puas dengan hasil kendang yang diservis di tempat lain.
Dari situ dirinya memiliki keinginan dan mencoba untuk menekuni bidang pembuatan dan perbaikan kendang, termasuk gamelan Sunda.
“Jadi membuat ini kalau kebetulan ada yang memperbaiki gitu, lalu mempelajari begini-begini-begini, belajar saja,” katanya
Membuat kendang dengan kayu khusus
Menurut Didi, kendang buatannya disebut berbeda dari yang lain. Ini terkait penggunaan bahan kayu sawo sampai kayu nangka yang dianggap lebih unggul.
Jika menggunakan kayu dari dua jenis pohon tersebut kualitas kendang akan lebih kuat dan tahan retak.
Didi pun terus bersemangat untuk membuat alat musik tersebut sebagai penunjang kesenian tradisional Sunda.
Menjual kendang sampai negara Belgia
Kualitas kendang yang kuat, kokoh namun tetap enteng membuat produknya mampu terjual secara lokal hingga internasional.
Di lokal kendangnya sudah terjual mulai dari Bekasi, Yogyakarta, Lampung sampai Papua. Sedangkan di internasional, kendangnya terjual hingga ke negara Belgia.
Didi sendiri sampai saat ini tidak menggunakan media sosial untuk mempromosikannya dan hanya mengandalkan iklan mulut ke mulut, dengan harga mulai dari Rp2 juta hingga Rp4,5 juta.
Didi sendiri menjadi seniman yang berkontribusi besar melestarikan kesenian kendang Sunda
Kendang buatannya memiliki kualitas yang prima juga karena prosesnya yang detail. Dalam sekali produksi bisa memakan waktu belasan hari hingga bulanan.