Ridwan Kamil Ingatkan IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi
Contohnya seperti Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.
Contohnya seperti Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Siapa yang memberikan wejangan kepada Ridwan Kamil? Dalam pertemuan itu, Foke mengaku telah memberikan sejumlah wejangan kepada mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
-
Siapa yang melakukan penipuan dengan mengatasnamakan Ridwan Kamil? Umumnya, oknum penipu menggunakan nama brand atau perusahaan besar dengan penawaran menggiurkan.
-
Siapa yang memberikan komentar mengenai gaya Ridwan Kamil? "Menggunakan vest parasut dan white jeans, RK terlihat young and fresh, sport casual look, tapi tidak lupa menggunakan peci yang jadi ciri khas beliau, jelas Aderio.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Apa yang dikatakan Ridwan Kamil terkait Ketua Tim Sukses? Sebelumnya, bakal calon gubernur (cagub) Jakarta Ridwan Kamil (RK) akan mengumumkan ketua Tim Sukses (Timses) Pemenangan RIDO alias Ridwan-Suswono dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan Ridwan Kamil usai melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) di kediaman Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024)."(Ketua timses) sehari dua hari pasti saya kabari," kata RK kepada wartawan di Jakarta.
Ridwan Kamil Ingatkan IKN Harus Layak Huni dan Manusiawi
Kurator Ibu Kota Nusantara (IKN) Ridwan Kamil menegaskan bahwa IKN harus menjadi kota yang layak huni dan manusiawi, menghindari terulangnya kegagalan yang terjadi pada beberapa ibu kota di negara lain.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional IKN, pria yang akrab disapa Emil itu mengaku pernah mengingatkan Presiden RI Joko Widodo tentang kompleksitas dalam membangun ibu kota negara baru.
Dia mencontohkan Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.
Menurutnya, Naypyidaw sepi karena tidak didesain sebagai kota yang utuh. Kota ini hanya difungsikan sebagai pusat pemerintahan tanpa mempertimbangkan aspek kehidupan masyarakat yang beragam.
"Hanya memindahkan kantor, maka tidak ada namanya kota formal-informal, kaya-miskin bercampur. Kota itu semua golongan harus hadir," jelas Emil seperti dilansir dari Antara, Jumat (15/3).
- Ridwan Kamil: Ada Kawasan Kumuh Mirip Pengungsian, Beda Jauh dengan Sudirman-Thamrin yang Kinclong
- Ridwan Kamil Ditolak Warga Jakarta, Rano Karno: Tamu Kalau Datang Kasih Tahu Jangan Mendadak
- Ridwan Kamil Bakal Diusung di Pilkada Jakarta, Anies: Fokus Saya Warga yang Ingin Hidup Makmur
- Ridwan Kamil Diperiksa Bawaslu Jabar Terkait Dugaan Pelanggaran Kampanye di Tasikmalaya
Mantan Gubernur Jawa Barat itu juga menyinggung Putrajaya, ibu kota administratif Malaysia, yang menurutnya memiliki desain kota yang indah.
Namun, kota ini menjadi sepi pada malam hari karena mayoritas penduduknya masih tinggal di Kuala Lumpur.
"Paginya berkantor di Putrajaya, sorenya pulang ke Kuala Lumpur, malam sepi," tutur Emil.
Kemudian, dia juga menyebut ibu kota Brasil, Brasilia, yang dinilai terlalu luas sehingga kurang manusiawi dan sulit diakses oleh masyarakatnya.
Dia juga menyebut Canberra, Ibu Kota Australia, sebagai kota yang sepi, berbeda dengan Sydney dan Melbourne yang ramai. Menurutnya, sebuah kota yang ideal harus ramai, baik pada siang maupun malam hari.
Dia mencontohkan Washington DC, Ibu Kota Amerika Serikat, yang dirancang dari nol dan membutuhkan waktu 100 tahun untuk berkembang menjadi kota yang ramai dan layak huni seperti sekarang.
Emil menekankan pentingnya IKN sebagai kota yang layak huni dan manusiawi, jangan sampai IKN bernasib sama seperti beberapa ibu kota lain yang gagal.
“Maka saya katakan IKN harus layak huni, cirinya ada orang berjalan kaki. Kalau di IKN tidak ada orang berjalan kaki, kita gagal menciptakan kota yang manusiawi, ke mana-mana harus naik kendaraan, naik mobil," tutupnya.