Risma klaim punya banyak cara atasi laut tercemar sampah plastik
Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini punya beberapa cara menanggulangi sampah mencemari laut. Adapun beberapa cara, di antaranya meninggikan pagar atau tembok jembatan dan memasang jaring di tengah laut.
Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini punya beberapa cara menanggulangi sampah mencemari laut. Adapun beberapa cara, di antaranya meninggikan pagar atau tembok jembatan dan memasang jaring di tengah laut.
"Kita harus disiplin ya. Saya ndak bisa kalau, misalkan kebakaran belum tentu tiap hari, tapi kalau sampah itu tiap menit, bahkan tiap detik. Nah itu harus kontrolnya kuat. Satu itu, kemudian harus disiplin juga," terang Risma usai mengikuti rapat koordinasi (Rakor) Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) di Balai Kota bersama Menteri Koordinator Bidang Maritim (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (6/12).
Kemudian kedua, lanjut Risma, harus mengajarkan masyarakat tentang kebersihan. Sebab, banyak masyarakat kurang telaten mengatasi dampak pencemaran sampah.
"Coba bayangkan, kalau semua (sampah) dikerjakan pemerintah, berapa uang yang harus keluar. Berapa uang yang harus kita keluarkan dari pemerintah. Tapi karena kalau di Surabaya itu masyarakatnya ikut bergerak, maka apa namanya, kemudian beban pemerintah itu ikut turun," paparnya.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini juga mengklaim, pengelolaan sampah di kotanya sudah selesai. Ini termasuk menjadikan sampah sebagai generator listrik berkekuatan 9 Mega Watt (MW).
"Kita lebih dulu (pengelolaan sampah), nanti saya berharap yang 9 Mega Watt ini investornya sudah siap majukan rencananya kan, apa namanya itu, 2019 sudah selesai konstruksinya. Nah itu dia (investor) siap majukan 2018. Jadi Insya Allah kita sudah. Kita sudah punya 10 Mega Watt," paparnya.
Terkait peran aktif masyarakat, Risma juga mengklaim warganya sudah sangat tertib soal sampah. "Rata-rata masyarakat sudah tidak membuang sampah sembarangan. ?Jadi, yang saya lihat itu, makanya kalau teman-teman tahu itu pagar ditinggikan di jembatan itu. Karena apa? Karena tiba-tiba kendaraan dari mana, yang pasti bukan orang Surabaya itu lempar (sampah) saja di sungai."
"Kemudian, makanya ada beberapa jembatan (di Surabaya) kalau teman-teman tahu itu pagarnya tinggi, itu sebetulnya untuk itu (pengendara tak membuang sampah ke sungai). Yang kedua, itu alirannya (sungai) bukan hanya dari Surabaya, itu (sampah) aduh, itu memprihatinkan sebenarnya," sambungnya.
Menurut Risma, bukti banyaknya sampah di laut dari aliran sungai saat pihaknya menggelar kerja bakti bersama anak-anak sekolah. "Kemarin kita kerja bareng dengan anak-anak, jumlahnya kalau gak salah 9 ribu atau 10 ribu ya, itu kita dapat 17 truk sampah. Jadi apa artinya, itu berat sekali. Makanya, kemarin juga dari Marinir (TNI) ulang tahun, juga bersih-bersih pantai. (Sampah) ini membahayakan. Jangankan ikan, mangrove pun ikut mati adanya sampah-sampah plastik ini. Kemudian belum lagi makan ikan, ikannya makan plastik," keluhnya.
Wali kota perempuan pertama ini juga mengaku pernah menyumbang tong sampah ke tiap kapal penyeberangan antar pulau. Ini bertujuan agar para penumpang kapal tidak membuang sampah sembarangan ke laut.
Namun, upaya itu tidak efektif. Sebab, sampah, selain berasal dari aliran sungai di daerah sekitar Surabaya, juga berasal dari pulau-pulau lain. Sehingga, sampah yang mencemari laut di Surabaya sulit di atasi. "Itu (sampah) gak hanya di Surabaya, karena menyangkut pulau-pulau lain. Itu terbawa ke laut. Itu yang sulit di situ," keluhnya lagi.
Agar sampah mencemari laut bisa di atasi secara efektif, Risma berencana membuat jaring. "Saya mau buat jaring. Nanti buat jaring. Nanti apa namanya, kaya semacem, apa namanya kaya tambatan perahu, agak menjorok ke laut. Nah, nanti kita buat kayak jaring begitu. Jadi sampah dari luar, itu dari pantai (pulau lain), sampah tidak masuk ke pantai (Surabaya)," ungkap.
Wali kota asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga mengaku, sejatinya, Indonesia memiliki potensi luar biasa, utamanya di bidang pariwisata. Sayang jika tidak dimanfaatkan dengan baik. "Indonesia itu kaya sekali. Kalau kita tidak bisa ambil karena hal-hal kecil, semisal kotor atau warga yang tidak welcome. Padahal, dengan adanya turis, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tandasnya.
Di tempat sama, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya Chalid Bukhari mengatakan, sudah ada sekitar 65 sungai di Surabaya yang sudah terpasang ruji penghambat sampah. "Memang seperti itu yang diinginkan Bu Wali (Risma). Jadi dari hulu (sampah) jangan sampai ke hilir. Dari hulu (sampah) sudah diambil. DKP bagian mengambil sampahnya," terang Chalid.