RS Polri Terima Satu Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air Jatuh
Kabiddokpol Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko mengungkapkan, hingga Minggu (10/1) siang, pihaknya baru menerima satu kantong jenazah berisi bagian tubuh korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Kabiddokpol Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko mengungkapkan, hingga Minggu (10/1) siang, pihaknya baru menerima satu kantong jenazah berisi bagian tubuh korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Kita telah menerima satu kantung jenazah berupa body part dan kita akan lakukan pemeriksaan," kata Hery di RS Polri, Jakarta, Minggu (10/1).
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
Pihaknya masih melakukan identifikasi terhadap bagian tubuh tersebut. Hery tak mengungkap secara pasti kapan proses identifikasi bagian tubuh selesai dilakukan. Proses identifikasi bergantung pada ketersediaan data dari keluarga korban.
"Mungkin yang bisa seandainya dilakukan pemeriksaan adalah pemeriksaan DNA. DNA itu nanti kita bandingkan dengan keluarga yang bisa kita bandingkan dari primer identify tersebut. Kecepatan tergantung pada kelengkapan data," paparnya.
Hingga Minggu siang, Posko Antemortem kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di RS Polri, Jakarta mendapatkan data dari 12 keluarga korban.
Terdapat sejumlah metode guna mengidentifikasi korban dalam kecelakaan tersebut. Yang utama ialah mencocokkan dari sampel data-data primer. Terdapat tiga data primer dalam proses identifikasi forensik, yakni sampel DNA, sidik jari dan gigi.
"Yang pertama ada premier identify, itu meliputi tiga hal yang pertama adalah sidik DNA, yang kedua sidik jari, yang ketiga adalah data gigi atau ortodologi data. Itu adalah primer apabila salah satu atau dua-duanya atau tiga-tiganya match, berarti dia akan teridentifikasi," beber Hery.
Selain data primer, identifikasi juga dengan mencocokan barang-barang yang dibawa atau melekat pada tubuh korban.
"Yang kedua adalah secondary identify adalah rekam medis dan properti. Jadi syaratnya medis dan properti itu harus dua, sehingga untuk melakukan declar (menyatakan) itu tergantung pada ketersediaan data antemortem dan posmortem. Misalnya dari data mortem itu lengkap, mulai dari sidik jari, kemudian gigi, medis, properti dan sebagainya tetapi apabila yang ditemukan itu tidak available dengan data yang tadi, juga kita akan kesulitan melakukan identifikasi," katanya.
Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Asep Hendradiana menambahkan, pihaknya akan berusaha mengidentifikasi satu kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182 yang telah diserahkan ke Posko Antemortem-DVI RS Polri.
"Sementara belum, kita konsentrasi tetap ongoing pekerjaan antemortem jalan dan di Pontianak jalan. Kemudian dari fase satu TKP juga jalan, mohon doanya semoga dapat ditemukan tim yg ada di sana," kata Asep.
Sedangkan terkait waktu identifikasi korban, Asep menyebutkan diperlukan lima item yang akan di bandingkan. Pertama meliputi primier identify yang meliputi tiga hal, sidik DNA, sidik jari, dan data gigi atau ortodologi data.
"Itu adalah primer apabila salah satu atau dua-duanya atau tiga-tiganya match, berarti dia akan teridentifikasi," sebutnya.
Asep melanjutkan, kedua secondary identify menggunakan medis dan properti dengan melakukan declar yang tergantung pada surat medis dan properti yang harus ada. Sehingga untuk melakukan declar (menyatakan) itu tergantung pada ketersediaan data antemortem (data fisik korban) dan postmortem (data dokumen korban).
"Misalnya dari data mortem itu lengkap, mulai dari sidik jari, kemudian gigi, medis, properti dan sebagainya tetapi apabila yang ditemukan itu tidak available dengan data yang tadi. Juga kita akan kesulitan melakukan identifikasi," sebutnya.
"Mungkin yang bisa seandainya dilakukan pemeriksaan adalah pemeriksaan DNA. DNA itu nanti kita bandingkan dengan keluarga yang bisa kita bandingkan dari primer identifay tersebut, kecepatan tergantung pada kelengkapan data," tambahnya.
Posko Antemortem untuk korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Rumah Sakit Polri, menyediakan nomor sambungan telepon bagi keluarga korban yang ingin mengetahui perkembangan informasi soal proses identifikasi.
Hotline itu bukan hanya untuk mencari tahu perkembangan identifikasi, melainkan pula media bagi keluarga untuk menyampaikan informasi tentang korban.
"Yang pertama saya informasikan bahwa Rumah Sakit Polri telah membuka hotline dengan nomor 0812 3503 9292," kata Brigjen Asep.
Reporter: Yopi Makdori dan Bachtiarudin Alam
Baca juga:
Batalyon Intai Amfibi Temukan Benda Diduga Milik Penumpang Sriwijaya Air SJ182
Pilot Athira Farina: Apapun yang Terjadi di Langit, itu Kehendak Tuhan
Extra Crew Sriwijaya Air yang Jatuh, Fadly Satrianto Berencana Nikahi Pujaan Hati
Kesibukan Wartawan Potret Pencarian Sriwijaya Air SJ-182 dari Kabin CN-295
Sriwijaya Air Jatuh, DVI Polda Kalbar Ambil 10 Sampel DNA Keluarga Korban
Prioritas TNI dalam Pencarian Sriwijaya Air SJ-182: Evakuasi Korban dan Pesawat