Rusak rumah aktivis, adik pelaku aniaya Tosan-Salim Kancil ditangkap
Perbuatan IW didasari sakit hati karena melihat kakak kandungnya ditahan, sehingga nekat melempari rumah aktivis.
Aparat Kepolisian Resor Lumajang menangkap IW yang diduga kuat sebagai pelaku perusakan rumah aktivis antitambang Abdul Hamid di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Pelaku diketahui adik WID tersangka penganiayaan terhadap Tosan dan Salim Kancil.
"IW sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka," kata Kasatreskrim Polres Lumajang AKP Heri Sugiono di Lumajang, seperti dilansir Antara, Minggu (1/11).
Rumah aktivis Abdul Hamid dilempari batu oleh pemuda berinisial IW menyebabkan kaca jendelanya pecah pada Sabtu lalu. Bahkan IW juga mengancam akan membunuh Hamid.
"IW selama ini bekerja di Pulau Bali. Saat peristiwa penganiayaan Tosan dan pembunuhan Salim Kancil itu, ia masih berada di Bali, namun saat pulang beberapa hari lalu mendapati keluarganya kocar-kacir karena kakaknya ditahan, sehingga ia sakit hati, kemudian mengancam dan melempari rumah Hamid dengan batu," paparnya.
Menurutnya, perbuatan tersangka didasari sakit hati karena melihat kakak kandungnya ditahan, sehingga nekat melempari rumah korban dengan batu.
Selain menangani kasus pelemparan rumah tersebut, Polres Lumajang juga telah menangkap NR yang selama ini ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus pembunuhan Salim Kancil dan penganiayaan Tosan.
"Dua hari sebelum kasus IW itu, kami telah menangkap NR yang selama ini menjadi DPO karena pascakejadian 26 September 2015 itu, dia tidak ada di rumahnya dan saat pulang langsung kami tangkap," katanya.
Ia menjelaskan NR kini masih berada di Mapolres Lumajang untuk menjalani proses pemeriksaan dan pemberkasan hingga selesai, kemudian Polres Lumajang akan melimpahkan NR ke Mapolda Jatim seperti 37 tersangka lainnya.
Sementara itu, polisi masih terus menjaga rumah Abdul Hamid di Desa Selok Awar-Awar untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan menjaga keselamatan keluarga aktivis antitambang tersebut.
"Polisi juga meningkatkan patroli di desa tersebut, namun sebenarnya kondisi desa yang berbatasan dengan pantai selatan itu dalam keadaan kondusif," kata Kapolsek Pasirian, AKP Eko Heri S.
Ia menegaskan polisi akan terus menjaga keamanan Desa Selok Awar-Awar di antaranya berjaga di balai desa, rumah Salim Kancil, rumah Tosan, dan kini ditambah di rumah Abdul Hamid.