Saat Joop Ave antarkan tahanan komunis pada Soeharto
Joop Ave adalah protokoler istana dua rezim. Dia mengabdi pada di era dua presiden, Soekarno dan Soeharto.
Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi zaman Soeharto, Joop Ave meninggal dunia di Singapura. Joop Ave adalah protokoler istana dua rezim. Dia mengabdi pada di era dua presiden, Soekarno dan Soeharto.
Joop melukiskan perkenalan pertamanya dengan Soeharto. Sekitar tahun 1965, Soeharto masih menjabat Panglima Kostrad. Saat itu Joop diminta Wakil Perdana Menteri I Soebandrio mengantarkan seorang tahanan yang diduga komunis.
Tahanan itu bukan orang sembarangan. Dia pejabat negara, duta besar RI untuk Srilanka kala itu.
"Ketika kami bertemu, Pak Harto memakai sarung dan kaos," kata Joop dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Tak diceritakan bagaimana akhir nasib sang dubes di tangan Soeharto.
Joop melukiskan saat itu suasana pasca G30S memang serba tegang. Protokoler pun dibuat bingung. Salah menempatkan tempat duduk jadi masalah.
Joop menceritakan pertemuan keduanya dengan Soeharto. Saat itu upacara pelantikan Kepala Staf Angkatan Bersenjata. Soeharto bertanya pada Joop.
"Saya duduk di mana?" tanya jenderal Soeharto.
"Di barisan depan, jenderal," jawab Joop.
Soeharto tak yakin. Sekali lagi dia bertanya soal tempat duduk. Joop menjawab sesuai aturan protokoler, kepala staf angkatan harus duduk di barisan depan.
Dia menuliskan masa-masa setelah G30S terasa gamang karena ada yang dicap 'orang Soeharto' atau 'orang Soekarno'. Kondisi ini mempengaruhi protokoler dan susunan kursi. Ada orang-orang yang tak ingin Soeharto duduk di barisan depan.
"Saya sangat tegas. Protokoler mengharuskan Pak Harto duduk di barisan terdepan dan itu yang saya lakukan," kata Joop.
Baca juga:
Joop Ave & kisah Ibu Tien Soeharto makan sirih di Air Force One
Mari Elka: Joop Ave layak jadi bapak pariwisata Indonesia
Jenazah Joop Ave akan dikremasi di Bali
Joop Ave dari penyiar RRI, protokol hingga jadi menteri Soeharto
Mantan menteri Soeharto, Joop Ave meninggal dunia di Singapura
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Kapan Soeharto mendengar berita kemerdekaan Indonesia? Di Yogyakarta dia mulai mendengar secara samar-samar tentang berita kemerdekaan Indonesia.
-
Dimana Soeharto sedang berada saat menerima berita hoaks? Dalam video tersebut tampak Soeharto sedang melakukan kunjungan ke Peternakan Tapos, Jawa Barat.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Apa yang dilakukan Soeharto saat rombongan presiden akan melintasi Jalan Tol Semanggi? Di tol Semanggi, tiba-tiba Soeharto menepuk pundak ajudannya, Kolonel Wiranto. "Wiranto, Beri Tahu Polisi itu Kendaraan di Jalan Tol, Tidak Perlu Dihentikan." Mereka itu membayar untuk jalan bebas hambatan, bukan malah disetop gara-gara presiden mau lewat," kata Soeharto. "Kalau Mereka Dibiarkan Jalan Pelan-Pelan kan Tidak Mengganggu Rombongan."