Saat para PNS terlibat kriminal
Beragam alasan mereka kemukakan saat tertangkap penegak hukum
Pegawai negeri sipil sejatinya adalah pelayan masyarakat. Mereka diangkat sebagai abdi negara buat membantu warga negara dalam urusan tertentu saban hari.
Meski demikian, ada PNS yang malah melakukan tindak kejahatan. Mereka terlibat kriminal secara perorangan, atau tergabung dalam sindikat.
Terkadang alasan ekonomi mendorong mereka menjadi nekat berbuat jahat. Sementara lainnya terjun ke dunia hitam diduga karena menjadi gaya hidup mereka. Berikut ini beberapa peristiwa para abdi negara yang terlibat tindak kejahatan.
-
Apa yang terjadi pada PNS tersebut? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Di mana PNS itu ditikam? Peristiwa itu terjadi kira-kira pukul 09.28 WIT di Jalan Dekai- Sarendala, Kabupaten Yahukimo.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Apa motif penusukan PNS itu? Kini Polres Yahukimo terus melakukan pendalaman, hingga penyelidikan guna mengungkap kejadian tersebut untuk mengetahui motif penikaman yang dilakukan OTK terhadap korban seorang PNS itu," ungkapnya.
PNS Aceh Tamiang ditangkap saat selundupkan anak Orang Utan ke Riau
Upaya penyelundupan tiga ekor anak Orang Utan digagalkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Tiga tersangka diamankan, satu orang di antaranya berinisial AA bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
"Polisi menangkap ketiga tersangka AA (53), AW (38) dan KR (20), saat melintas di Simpang Palas, Jalan Lintas Pekanbaru - Minas, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau," kata Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, kepada merdeka.com, Senin (9/11).
Dikatakan Guntur, tersangka menjual Orang Utan itu seharga Rp 25 juta per ekor dalam kondisi hidup. Hewan langka itu mereka buru di kawasan hutan di Nangroe Aceh Darussalam, kemudian dibawa ke Pekanbaru.
Ketiga pelaku menyimpan Orang Utan dalam boks jaring terbuat dari bahan plastik. Mereka sempat berusaha kabur saat diburu polisi pada Sabtu (7/11), sehingga terjadi aksi kejar-kejaran, dan sempat bertabrakan.
"Saat dikejar petugas, ketiga tersangka berusaha kabur, kemudian tabrakan. Mobil jenis Innova hitam berpelat BK 1156 KB milik pelaku ringsek di bagian kanan depan," ujar Guntur.
Selanjutnya, polisi mendekati mobil pelaku dan memaksa mereka turun dari mobil, sambil mengacungkan senjata memperingati pelaku tidak melawan.
"Kondisi mobil pelaku yang rusak berat dititipkan di pos polisi Simpang Bingung, Polsek Rumbai Pesisir. Sedangkan Orang Utan tersebut kita temukan di bagian belakang mobil, dan disimpan di dalam boks plastik. Hewan tersebut dalam keadaan sehat dan sudah kita titipkan sementara," ucap Guntur.
Atas perbuatannya, ketiga tersangka merupakan warga Aceh Tamiang ini dijerat Undang-Undang RI nomor 5 tahun 1990, pasal 21 ayat 2 (a), tentang konservasi sumber daya alam.
"Tersangka mengaku baru kali ini melakukan penjualan Orang Utan ini, tapi akan terus kita selidiki," tutup Guntur.
Terlibat judi, PNS & pensiunan TNI dibekuk polisi
Kepolisian Resor Kota Pariaman, Sumatera Barat menangkap Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pensiunan TNI karena terlibat judi toto gelap (togel).
Kapolres Pariaman, AKBP Riko Junaldy di Pariaman, Jumat menyebutkan PNS berinisial B (51) merupakan sekretaris di salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemerintah kota itu.
"Dari keterangan yang kita peroleh, B merupakan bandar judi togel yang akan menjual ke beberapa pelanggannya," kata Riko di Pariaman, Jumat (9/10).
Seperti dilansir dari antara, B ditangkap aparat kepolisian pada Kamis (8/10) sekitar pukul 20.00 WIB, di salah satu warung di kota Pariaman saat sedang merekap judi.
Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit telepon seluler dan uang Rp 18.000. Dalam pengembangan penangkapan B, kepolisian mengamankan dua tersangka lain yakni AF (60) dam D (50).
AF adalah pensiunan TNI. Dia diamankan dengan barang bukti berupa satu buah telepon seluler dan uang Rp 500.000. Sementara satu tersangka lainnya berinisial D merupakan warga Kampung Jawa Satu Kecamatan Pariaman Tengah diamankan di rumahnya sendiri.Â
"Dari tangannya pihak kepolisian juga menemukan satu unit handphone Nokia, uang tunai Rp 110.000 dan satu unit mesin hitung kalkulator," terangnya.
"Kita sudah lama mengincar para tersangka, selain itu masyarakat kita juga sudah resah dengan maraknya judi togel di kawasan itu," tambah Riko.Â
Atas perbuatan tersebut, ketiga pelaku akan dikenakan pasal 303 KUHP tindak pidana perjudian.
Edarkan Sabu, PNS Disbun Kampar dibekuk polisi
Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar dibekuk polisi karena diduga terlibat peredaran narkotika jenis sabu. Dari tersangka bernama Bakti alias Eri (52 tahun) itu, polisi menyita sekitar 27,38 gram sabu sebagai barang bukti.
Saat diciduk di komplek perumahan Disbun, Jalan M Yamin, Kelurahan Langgini, Kecamatan Bangkinang Kota, sekitar pukul 23.00 WIB, tersangka pasrah dan tak dapat berkutik.
Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo kepada merdeka.com, Selasa (28/7), mengatakan, penangkapan terhadap Eri bermula ketika petugas memperoleh informasi kalau dia memiliki serta mengedarkan narkoba jenis sabu. Tak ingin buang waktu, kepolisian langsung mencegat Eri saat pulang dari Pekanbaru.
"Ketika digeledah, ditemukanlah satu paket besar sabu dengan berat 20,74 gram, enam paket sedang sabu dengan berat 6,64 gram, dua timbangan digital, serta berbagai perangkat atau alat isap sabu," kata Guntur.
Atas temuan ini, Eri yang berperawakan kurus kemudian dibawa ke kantor polisi buat menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.
"Masih kita lakukan pengembangan atas dugaan lainnya, termasuk dari mana dia (Eri) memperoleh sabu-sabu itu sekaligus jaringan peredarannya," tambah Guntur.
Â
(mdk/ary)