Saksi ini akui pernah beli kantor unit Setya Novanto Rp 5 miliar
Sementara saat disinggung PT Murakabi Sejahtera, Hariansyah mengaku tak tahu menahu. Sebab, disinyalir unit A merupakan kantor PT Murakabi Sejahtera, peserta lelang proyek e-KTP.
Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan sejumlah saksi dalam sidang kasus korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto. Dalam sidang tersebut, Hariansyah Direktur Utama PT Inti Anugrah Capitalindo mengaku pernah membeli satu unit kantor milik Setya Novanto di Menara Imperium, Jakarta Selatan.
Hariansyah menceritakan, dirinya sangat berkeinginan membeli satu unit kantor pada unit A di lantai 27, lantai yang sama dengan unit kantor yang ia miliki. Hariansyah beralasan keinginannya tersebut lantaran kantor unit A hampir tidak pernah ada kegiatan, sementara dia membutuhkan tambahan unit kantor yang akan dia sewakan.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Siapa yang disebut oleh Agus Rahardjo sebagai orang yang meminta kasus korupsi e-KTP dengan terpidana Setya Novanto dihentikan? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Mengapa Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tidak mau berkomentar tentang kasus e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Partai Golkar itu menjadi korban dari e-KTP, jadi saya no comment. Jelas ya, korban e-KTP siapa? (Setnov) ya sudah clear," pungkasnya.
-
Siapa Aty Kodong? Aty Kodong dikenal sebagai runner-up Dangdut Academy yang berhasil meningkatkan perekonomiannya.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa Jhony Saputra? Merupakan Pengusaha Muda Jhony Saputra, yang disebut sebagai pengusaha muda berkecukupan, menjabat sebagai komisaris utama di PT Jhonlin Argo Raya (JARR), sebuah perusahaan yang tergabung dalam Jhonlin Group milik Haji Isam.
"Anda miliki menara lantai 27 unit B, C, D, digunakan untuk apa? Disewakan juga?" Tanya jaksa penuntut umum kepada Hariansyah, Senin (5/2).
"Benar. Kantor tersebut kami sewakan juga ke konsultan pajak," ujar Hariansyah.
"Kalau yang A anda tadi sudah incar dari awal, ceritanya gimana?" Tanya Jaksa.
"Karena kantor kami sudah B C D nah kami butuh perluasan. Kebetulan, yang sewa butuh tambahan ruangan, kami mengincar itu karena kami lihat kantor itu kosong terus. Yang A terkunci terus kami berusaha mencari untuk beli itu," ujar Hariansyah menjelaskan alasannya bersikukuh membeli unit A yang diketahui milik Setya Novanto.
Lebih lanjut, jaksa menanyakan kegiatan yang dilakukan di unit tersebut meski dikatakan oleh Hariansyah hampir tidak ada kegiatan, namun dia mengatakan pernah ada sesekali kegiatan yang diisi oleh kader Partai Golkar.
"Tahun 99 sudah ada kegiatan. Tahun itu kan sudah ada pemilu. Yang suka dilihat tim sukses dari partai mana?" Tanya jaksa.
"Keterangan di BAP, seingat saya untuk (kegiatan) timses Golkar pada Pemilu 2009 dan pemilihan presiden 2009. Benar ini keterangan anda?" konfirmasi jaksa.
"Iya pak, tapi itu kira-kira karena enggak pasti saya enggak pernah tanya itu timses siapa," ujarnya.
Pembelian kantor unit A pun akhirnya terealisasi. Hariansyah mengatakan dirinya sempat melakukan negosiasi dengan Setya Novanto atas pembelian unit tersebut, hingga sepakat pembelian di angka Rp 5 miliar dengan uang muka Rp 500 juta. Unit A pun berpindah tangan kepada Hariansyah pada 11 Februari 2014.
"Anda beli berapa unit itu?" Tanya jaksa.
"Rp 5 miliar seingat saya," ujarnya.
Sementara saat disinggung PT Murakabi Sejahtera, Hariansyah mengaku tak tahu menahu. Sebab, disinyalir unit A merupakan kantor PT Murakabi Sejahtera, peserta lelang proyek e-KTP.
Baca juga:
Adik Andi Narogong mengaku diminta jual jam tangan Richard Mille
Usai diperiksa KPK soal e-KTP, Hotma Sitompul dikontak eks Ketua Komisi II
Gamawan Fauzi sempat marahi LKPP karena proyek e-KTP
Ekspresi Setnov dengar kesaksian Hotma Sitpompul di sidang lanjutan
Chairuman Harahap cengengesan ditanya hakim simpan banyak uang di lemari