Saksi kasus Jonru berikan bukti baru ke penyidik Polda Metro Jaya
Sekitar pukul 20.31 WIB, dua saksi kasus ujaran kebencian (hate speech) yang dilakukan Jon Riah Ukjr Ginting atau Jonru selesai diperiksa Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Dua penyidik tersebut adalah Guntur Romli dan Slamet Abidin.
Sekitar pukul 20.31 WIB, dua saksi kasus ujaran kebencian (hate speech) yang dilakukan Jon Riah Ukjr Ginting atau Jonru selesai diperiksa Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Dua penyidik tersebut adalah Guntur Romli dan Slamet Abidin.
Mereka dicecar oleh 20 pertanyaan oleh penyidik Dirkrimsus Polda Metro Jaya. Menurut Guntur Romli, selama lima jam mereka dicecar soal kesaksian terkait laporan Ketua Badan Advokasi Hukum Partai NasDem, Muannas Al Aidid.
"Kesaksian saya itu kan menguatkan laporan dari Muannas yang terlapor yaitu Jonru. Kemudian juga kami juga ada bukti baru yang diserahkan tambahan," kata Guntur usai diperiksa di Polda Metro Jaya, Selasa (6/9) malam.
Menurut kuasa hukum Muannas, Aulia Fahmi yang juga berada di samping Guntur dan Slamet menjelaskan bukti baru tersebut yaitu beberapa capture status Jonru di akun Facebook-nya. Konten atau status tersebur berbunyi: Sila pertama Pancasila berbunyi ketuhanan Yang Maha Esa, dan satu-satunya agama di Indonesia Tuhan satu adalah Islam. Artinya agama-agama di Indonesia yang bukan Islam artinya tidak sesuai dengan Pancasila.
"Saya kira ini sudah tendensius dan pembatasan agama tertentu sehingga dihubungkan dengan Pancasila. Ini sangat merugikan kemurnian NKRI kita," kata Aulia.
Tidak hanya itu, terdapat juga status Jonru yang isinya terkait NKRI. "Di sini isinya; 1945 kita merdeka dari jajahan Belanda dan Jepang. 2017 kita belum merdeka dari mafia Cina," kata Aulia membacakan isi status Jonru dalam beberapa bukti yang mereka bawa.
Pihaknya juga sudah memberikan lima tambahan bukti kepada penyidik, dan kemungkinan akan ada saksi lain. "Itu kita sudah sampaikan ke penyidik. Dengan saksi lain ini tambahan bukti. Ada lima tambahan," pungkas dia.
Baca juga:
Jonru kembali dilaporkan ke polisi atas dugaan penyebaran kebencian
Nama Jonru kian familiar di kantor polisi
Unggahan Jonru di medsos dikategorikan adu domba akut
Diperiksa polisi, saksi akan singgung Ketum PBNU tak terima fitnah Jonru
Sebut belum jera, pelapor minta polisi segera tahan Jonru
-
Kenapa Jordi Onsu marah dengan komentar "pulangkan Onyo"? Adik Ruben Onsu ini mengingatkan bahwa bahkan seekor anak ayam yang sudah lama dipelihara tidak mungkin dipulangkan kembali. Terlebih, menurut Jordi ini menyangkut seorang manusia yang memiliki perasaan dan cinta dari keluarga. "Seorang anak ayam aja kalau sudah lama dipelihara, mau dipulangin lagi? Enggak. Aku marah banget loh dia kan manusia," ujar Jordi Onsu.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Apa yang membuat kata-kata romantis Joko Pinurbo begitu menyentuh hati? Sepanjang kariernya sebagai seorang sastrawan, pria yang semasa hidupnya akrab disapa Jokpin ini telah menghasilkan puluhan karya puisi yang fenomenal. Jokpin dikenal sebagai penyair yang unik karena puisi-puisinya yang menggelitik, namun tetap terdengar indah dan romantis.
-
Kapan Jordi Onsu mengungkapkan kemarahannya terhadap komentar "pulangkan Onyo"? "Eh ini anak manusia bukan anak ayam loh, Betrand Peto Putra Onsu lho, anak manusia kami cinta, sayang, mengasihi dia, adik-adiknya sayang sama Onyo (Betrand Peto), Onyo juga sayang," kata Jordi Onsu dengan nada tinggi, saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (16/6/2024). "Aku marah sekali kalau lihat komentar pulangin aja Onyo, emang dia anak ayam? Anak itik?," sambung Jordi Onsu.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.