Samarinda Kini Zona Risiko Rendah Sebaran Covid-19, Dinkes Ungkap Parameternya
Ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Samarinda, kini berada di zona risiko rendah sebaran Covid-19 setelah melewati 4 gelombang puncak kasus sejak 2020 lalu. Sebelumnya Samarinda sempat bertengger lama di zona merah atau risiko tinggi.
Ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Samarinda, kini berada di zona risiko rendah sebaran Covid-19 setelah melewati 4 gelombang puncak kasus sejak 2020 lalu. Sebelumnya Samarinda sempat bertengger lama di zona merah atau risiko tinggi.
Dilansir laman covid19.go.id per 12 September 2021, dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur, selain Samarinda di zona risiko rendah, kota Balikpapan dan kabupaten Mahakam Ulu juga berada di zona yang sama. Tujuh daerah lain masuk zona risiko sedang.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang dilakukan perajin batik di Giriloyo ketika pandemi COVID-19? “Pekerjaan kami hanya baca sholawat setiap hari. Saya berdoa sambil nangis,‘Ini kehendak-Mu ya Allah. Kalau memang Engkau menakdirkan seperti ini saya ikhlas’,” ujar Ninik mengenang kembali masa-masa sulit itu.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda mengungkap 5 parameter Samarinda keluar zona merah. Seperti angka positivity rate, angka kesembuhan, tracing, penurunan angka kematian hingga Bed Occupancy Rate (BOR).
"Iya benar. Masus kita cepat turun karena tinggi tracing dan penurunan positivity rate. Itu paling menentukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Ismid Kusasih, dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (18/9).
Ismid menerangkan, untuk kota Samarinda, telah melewati 4 kali puncak gelombang kasus Covid-19. Dua kali di tahun 2021 dan dua lainnya di tahun ini.
"Puncak Juli - Agustus 2021 kemarin, iya kita sempat kewalahan. Sehari bisa tembus 200 kasus positif. Tapi itu semua terjadi secara nasional ya. Tidak menyangka varian delta," ujar Ismid.
Meski demikian, percepatan cakupan vaksinasi 659.315 target sasaran vaksin baru mencapai 26,96 persen untuk vaksinasi tahap I dan 15,90 persen untuk vaksinasi tahap II. Distribusi vaksin ke daerah belum benar-benar lancar.
"Kekebalan komunal harus dipercepat dengan cara vaksinasi. Soal kuota vaksin secara umum untuk Kalimantan Timur, hanya pemerintah pusat yang tahu. Karena kita tidak ada kewenangan mengaturnya," terang Ismid.
"Tapi saya optimistis ke depan (kasus Covid-19 terkendali) karena yang terpapar juga sudah banyak. Di sisi lain tentu, penerapan protokol kesehatan tetap harus jalan, jangan pernah berhenti. Pandemi ini tidak bisa kita hindari," pungkas Ismid.
Per Jumat (17/9), kota Samarinda tercatat memiliki 22.036 kasus positif, 21.169 pasien sembuh, 709 kasus meninggal serta 158 pasien status perawatan Covid-19. Untuk BOR di rumah sakit 17,93 persen serta BOR di lokasi karantina 3,75 persen. Angka BOR itu berada jauh di ambang batas maksimal standar WHO 60 persen.
(mdk/bal)