Sandiaga: Budikdamber Cocok untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan
Selain manfaat ekonomi, Sandi berharap, kegiatan ini dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan tempat tinggal melalui kelompok tani dan usaha UMKM.
Relawan Indonesia Bersatu (RIB) berinisiatif menyokong kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan 100 unit budi daya ikan dalam ember (budikdamber). Mereka memberikan 10.000 ekor bibit lele, 9 indukan lele jenis Sangkuriang, 400 Kg pakan, 5 kg bibit kangkung, dan 5 kg bibit bayam.
Ketua Relawan Indonesia Bersatu Sandiaga Uno menyambut positif gagasan urban farming dengan konsep ekosistem terpadu budi daya ikan yang terintegrasi dengan sistem produksi sayuran. Menurutnya, hal itu merupakan inovasi yang bedampak besar bagi keberlangsungan hidup.
-
Kenapa Suswono dan Ridwan Kamil ingin menggerakkan urban farming di Jakarta? Karena kita bisa juga menggerakkan yang namanya urban farming, pertanian kota," jelas dia.
-
Bagaimana Pemkot Surabaya membantu Kelompok Tani Kosagrha Lestari dalam mengembangkan urban farming? Keberhasilan Kelompok Tani Kosagrha Lestari tak lepas dari pendampingan Pemkot Surabaya. Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Siapa yang menurut Sandiaga Uno paling berperan dalam menciptakan lapangan kerja di Jakarta? Menurut dia hal itu perlu disiapkan karena Jakarta sudah tidak lagi menjadi ibu kota. "Dan itu harusnya adalah pemberdayaan UMKM. Karena UMKM itu menciptakan 97 persen lapangan kerja kita," katanya, seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa yang mengelola lahan urban farming di Kelurahan Medokan Ayu? Kekompakan warga bergotong-royong mengelola lahan untuk pertanian mendulang sukses.
-
Mengapa Pemkot Surabaya mendorong pengembangan urban farming di Kelurahan Medokan Ayu? Penggerak Ekonomi Pertanian berkonsep urban farming, kata Eri, juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Fasilitas umum yang ada di sekitar lingkungan disulap menjadi penggerak ekonomi, menghasilkan tanaman dan perikanan yang bisa dikonsumsi warga.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
"Metode budikdamber sangat cocok diterapkan untuk meningkatkan kemandirian pangan yang dilakukan warga," ujar Sandiaga, Selasa (17/11).
Selain manfaat ekonomi, Sandi berharap, kegiatan ini dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan tempat tinggal melalui kelompok tani dan usaha UMKM.
"Semoga ekonomi bisa bangkit dan bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya, sehingga kita bisa bangkit,” jelasnya.
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra ini juga memberikan bantuan pelatihan pengelolaan budidaya pangan dari pakar pertanian. Sehingga, diharapkan masyarakat penerima bantuan memiliki keahlian untuk menjalankannya secara mandiri dan berkelanjutan.
Kemudian, lanjut Sandi, untuk mendukung keberlangsungan bank sampah yang dikelola Kelompok Tani Hutan Rumah Kaum Jayakarta, RIB memberikan bantuan mesin pencacah sampah.
Sebanyak 200 paket bantuan sosial juga diberikan kepada warga. Penerima bantuan adalah warga yang tinggal di bantaran sungai Sunter yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh harian lepas dan tukang ojek tersebut.
"Semoga usaha kemandirian pangan hasil swadaya warga, dapat berperan dalam membangun perekonomian nasional, termasuk pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar," pungkas Sandi.
Salah satu yang didukung Relawan Indonesia Bersatu adalah Didi Suprijadi. Didi merupakan kelompok Tani Hutan Rumah Kaum Jayakarta.
Didi sudah memulai kegiatannya selepas Subuh berkutat di kebun. Warga Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur ini mulai membersihkan sampah sisa daun yang berserakan dan mengangkutnya ke dalam mesin pengolah pupuk.
"Sisa sampah daun ini akan kita jadikan pupuk kompos," ujar Didi.
Sudah tiga tahun ini, Didi dan Kelompok Tani Hutan Rumah Kaum Jayakarta ini berjibaku dengan sampah. Tidak hanya sampah daun, ayah tiga anak ini juga mulai mengumpulkan sampah botol plastik yang diterima dari warga..
"Kami kelola limbah plastiknya agar bisa menghasilkan, ternyata warga antusias dengan kegiatan ini," tambahnya.
Dari sekedar bank sampah, kelompok tani yang berisikan anak muda ini mulai merambah kegiatan pertanian dan perikanan untuk menarik minat warga agar lebih peduli lingkungan.
Memanfaatkan lahan tidur di bantaran Kali Sunter, mereka mulai melakukan budidaya aneka sayuran, perikanan, maupun tanaman obat keluarga.
"Kami kelola secara swadaya, hasilnya kami berikan gratis untuk warga yang membutuhkan," jelas pria berusia 65 tahun ini.
Upaya melestarikan lingkungan bagi Didi bukan tanpa hambatan, keterbatasan modal dan minimnya sarana yang dimiliki masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan kelompok maupun untuk warga sekitar.
Didi berharap, kegiatan yang dilakukan ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang daya belinya menurun akibat dampak Covid-19.
"Kami coba semampunya walaupun gerak perlahan untuk pengelolaannya," tutur Didi.
(mdk/ray)