Sandiaga Ingin Solusi Permanen Atasi Macet Puncak, Usul Dibuat Kereta Gantung
Sandi juga menginstruksikan jajaran kementeriannya agar menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi karena mencoreng pariwisata Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, ikut menyoroti macet belasan jam yang terjadi di jalur Puncak, Bogor. Bahkan sebenarnya, peristiwa itu bukan akhir pekan kemarin saja terjadi.
Sandiaga menilai harus ada solusi permanen mengatasi kemacetan di jalur Puncak di setiap hari pekan. Dia menawarkan pembuatan kereta gantung (cable car) sebagai salah satu opsi transportasi menuju Puncak demi menyelesaikan kemacetan di kawasan tersebut.
-
Siapa yang dibantu Sandiaga Uno di Pancoran? Sandiaga menyasar warga dan juga sekaligus merangkul lansia untuk budidaya lele.
-
Apa yang dilakukan Sandiaga Uno di Pancoran? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menggelar program 'Wirausaha Praktis Juragan Lele Lalap' (Julela) di Pancoran, Jakarta Selatan pada Sabtu (26/8/23).
-
Bagaimana Sandiaga Uno membantu warga Pancoran? Sandiaga langsung memberikan bantuan untuk mengembangkan potensi yang sudah ada. "Kita beri bantuan tambahan tiga kolam bioflok dengan diameter 200 cm, 2.250 bibit ikan lele dan pakan ikan hingga panen. Tentu juga kita beri pendampingan dan pelatihan budidaya ikan lele," sambung Sandiaga.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Apa pesan Sandiaga Uno untuk para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Kapan Sandiaga Uno menyampaikan pesan ini kepada para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
"(Selain) ramah lingkungan, (cable car) juga memiliki sensasi yang berbeda karena di destinasi-destinasi pegunungan di luar negeri juga ada cable car, malah dengan trem yang besar," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam jumpa pers mingguan. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (2/3).
Selain itu, Sandi mengimbau wisatawan mempersiapkan kendaraan agar tidak mogok di jalur Puncak. Sebab bila terjadi akan memperparah kemacetan arus lalu lintas.
Sandiaga Uno juga mengingatkan pengendara mematuhi peraturan lalu lintas.
"Jangan main serobot, jangan akhirnya tidak sabar dan memperparah kemacetan ini," ujarnya.
Dia menceritakan pengalamannya mengalami kemacetan ketika berkendara ke Puncak Bogor menaiki motor karena ada kendaraan mogok. Belum lagi ada pengendara berhenti di bahu jalan dan pengemudi yang mengabaikan pola rekayasa lalu lintas.
Sandi menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran kepolisian dan telah menyiapkan pola rekayasa lalu lintas agar dipatuhi pengendara. Sandi juga menginstruksikan jajaran kementeriannya agar menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi karena mencoreng pariwisata Indonesia.
"Untuk wisatawan yang terbiasa ke Puncak setiap long weekend, mudah-mudahan bisa mencari alternatif lokasi liburan lain," ungkap Menparekraf Sandiaga Uno.
Adapun destinasi wisata alternatif yang ditawarkan antara lain berbagai desa wisata di sekitar Jabodetabek, Kebun Raya Bogor di Jawa Barat, Pulau Seribu di Jakarta, serta Tanjung Lesung dan Kampung Agrinex di Banten.
Dibuat Aplikasi Daftar Wisatawan ke Puncak
Sementara Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rizki Handayani Mustafa, mengusulkan pembuatan aplikasi pendaftaran kunjungan wisatawan yang hendak berlibur ke Puncak, Bogor. Dia meyakini hal itu cukup baik sebagai upaya mengatasi kemacetan lalu lintas.
Aplikasi itu akan mengatur pembatasan wisatawan melalui pengaturan jam, sehingga ketika melebihi carrying capacity (daya dukung lingkungan), maka pendaftaran wisatawan harus disetop.
"Ini kan masalahnya macet karena bergerak dalam waktu bersamaan. Kalau kita bisa mengurai waktu-waktu perjalanannya, mungkin bisa juga (dengan) teknologi ini," ucap Rizki.
(mdk/lia)