Sandiaga Uno Usul Pembangunan Taman Hidroponik untuk Bantu Ekonomi Warga
"Gagasan urban farming dengan konsep ekosistem terpadu budi daya Ikan yang terintegrasi dengan sistem produksi sayuran merupakan inovasi yang memberikan dampak besar bagi keberlangsungan hidup," ujar Sandiaga
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menggagas pembangunan taman hidroponik untuk membantu kemandirian ekonomi warga dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19.
"Gagasan urban farming dengan konsep ekosistem terpadu budi daya Ikan yang terintegrasi dengan sistem produksi sayuran merupakan inovasi yang memberikan dampak besar bagi keberlangsungan hidup," ujar Sandiaga di Jakarta Timur, Jumat (27/11).
-
Kenapa Suswono dan Ridwan Kamil ingin menggerakkan urban farming di Jakarta? Karena kita bisa juga menggerakkan yang namanya urban farming, pertanian kota," jelas dia.
-
Bagaimana Pemkot Surabaya membantu Kelompok Tani Kosagrha Lestari dalam mengembangkan urban farming? Keberhasilan Kelompok Tani Kosagrha Lestari tak lepas dari pendampingan Pemkot Surabaya. Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Siapa yang menurut Sandiaga Uno paling berperan dalam menciptakan lapangan kerja di Jakarta? Menurut dia hal itu perlu disiapkan karena Jakarta sudah tidak lagi menjadi ibu kota. "Dan itu harusnya adalah pemberdayaan UMKM. Karena UMKM itu menciptakan 97 persen lapangan kerja kita," katanya, seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa yang mengelola lahan urban farming di Kelurahan Medokan Ayu? Kekompakan warga bergotong-royong mengelola lahan untuk pertanian mendulang sukses.
-
Mengapa Pemkot Surabaya mendorong pengembangan urban farming di Kelurahan Medokan Ayu? Penggerak Ekonomi Pertanian berkonsep urban farming, kata Eri, juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Fasilitas umum yang ada di sekitar lingkungan disulap menjadi penggerak ekonomi, menghasilkan tanaman dan perikanan yang bisa dikonsumsi warga.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
Karena itulah, Sandiaga membantu Kelompok Tani D'syafa yang dikelola warga Kampung Becek, Kelurahan Malaka, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Dia mengatakan, dengan inovasi urban farming gagasannya itu, Kelompok Tani D'syafa dapat menciptakan pasarnya sendiri.
Bantuan yang diberikan berupa 200 unit paket budikdamber, 10.000 ekor bibit lele, 2400 Pot kangkung, 4 instalasi hidroponik, dan 800 kg pakan lele.
Selain itu, dia juga memberikan pelatihan pengelolaan budidaya pangan dari pakar pertanian. Diharapkan masyarakat ke depannya memiliki keahlian untuk menjalankannya secara mandiri dan berkelanjutan.
Selain manfaat ekonomi, Sandiaga berharap kegiatan ini dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan tempat tinggal melalui kelompok tani dan usaha UMKM. Dengan begitu, target UMKM kelompok tani tersebut bisa membuka lapangan kerja bagi warga.
"Semoga usaha kemandirian pangan hasil swadaya warga, dapat berperan dalam membangun perekonomian nasional," kata Sandiaga.
Adapun Kelompok Tani D'Syafa sudah mempraktikan urban farming sejak pandemi Covid-19 menghantam perekonomian warga Kampung Becek. Dengan memanfaatkan ruang sempit menjadi lahan hijau, mereka mencoba memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri.
Melalui inovasi pertanian dengan metode aquaponik budidaya ikan dalam ember, kini lahan bekas pembuangan puing dan sampah di jadi hijau dengan tanaman teleng, kelor, pokcoy, kangkung, bayam.
Bagi warga, berkebun mendekatkan mereka pada sumber makanan. Sayuran yang ditanam sendiri lebih jelas perawatannya dan harganya pun lebih murah dibandingkan harga pasaran sayur organik yang dibanderol 2-3 kali lipat dari sayur pada umumnya.
"Warga mengusulkan agar hasil tanaman tadi dijadikan tambahan lauk. Dari situ, saya berpikir caranya agar hasil tanam ini bisa mendapatkan nilai jual lebih lagi," tambahnya.
Ditumbuhi lebih dari 10 jenis tanaman, akhirnya seluruh sayuran bisa diperuntukan bagi warga serta dipasarkan ke sejumlah konsumennya.
Namun, upaya pelestarian lingkungan tidak melulu berjalan dengan lancar. keterbatasan modal dan minimnya prasarana yang dimiliki masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan kelompok dan warga.
"Proses ini semua hasil swadaya masyarakat. Semoga saja bisa berkelanjutan mengelola ini semua," ungkap anggota Kelompok Tani D'Syafa Haryati.
(mdk/ray)