Santoso diduga tewas, JK sebut TNI-Polri pantas dapat penghargaan
Selain itu, pemerintah juga bisa dinyatakan menyelesaikan masalah di Poso.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kinerja TNI dan Polri dalam melaksanakan tugas operasi Tinombala harus mendapatkan penghargaan. Apalagi mereka telah bertugas selama berbulan-bulan memburu kelompok MIT pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
"Kita mengucapkan penghargaan sebesar-besarnya kepada polisi dan tentara yang sudah melakukan operasi besar-besaran selama berbulan-bulan," kata Jusuf Kalla usai acara pembukaan muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7).
Menurutnya, jika DPO teroris Santoso telah tewas, maka TNI dan Polri pantas mendapatkan penghargaan. Selain itu, pemerintah juga bisa dinyatakan menyelesaikan masalah di Poso, apabila dipastikan Santoso tewas usai baku tembak pada Senin (18/7) kemarin.
"Karena itu berikan penghargaan. Kalau itu berhasil, artinya kita bisa selesaikan masalah di Poso," kata dia.
Namun dia mengaku belum mengetahui pasti teroris yang meninggal usai baku tembak yaitu Santoso. Menurutnya, pihak Polri perlu mengidentifikasi DNA jenazah terduga Santoso tersebut.
"Belum masih menunggu kepastian DNA-nya," tandasnya.
Seperti diketahui, anggota tim satuan tugas (Satgas) Tinombala menembak mati dua kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Abu Wardah alias Santoso di wilayah pegunungan Desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7) petang waktu setempat. Baku tembak tersebut melibatkan lima orang anggota kelompok Santoso.
Lima anggota MIT itu adalah tiga pria dan dua orang wanita. Sedangkan dua anggota MIT yang tewas merupakan pria dan dua wanita serta satu lelaki berhasil melarikan diri dalam baku tembak tersebut.
Salah satu anggota MIT yang tewas ditembak petugas diduga merupakan Santoso. Hal itu terlihat beberapa ciri khas yang melekat pada diri buronan nomor wahid polisi tanah air hingga masuk dalam daftar teroris global Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat ini.
Ciri khas itu seperti tahi lalat di dahi dan memiliki janggut. Namun Kapolri Jenderal Tito Karnavian belum dapat memastikan apakah benar yang tewas tersebut merupakan Santoso.
"Kami belum tahu siapa dua orang ini. Memang ada tanda-tanda tahi lalat di dahinya yang menjadi ciri khas Santoso. Tapi sekali lagi saya belum bisa konfirmasi, teman-teman juga sedang melakukan evakuasi untuk identifikasi siapa yang bersangkutan," kata Tito usai menghadiri makan malam bersama Perdana Menteri Selandia Baru di Istana Negara, Jakarta, Senin (18/7) malam.