Satgas Minta Masyarakat Pilih Calon Kepala Daerah Taat Protokol Kesehatan
Wiku mengatakan, Pilkada serentak 2020 akan menentukan arah ketahanan kesehatan serta pemulihan masing-masing daerah dari Covid-19 di tengah pandemi.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat perhelatan Pilkada serentak 2020. Selain itu, dia juga meminta masyarakat selektif memilih kepala daerah.
"Masyarakat pemilih harus menyadari pentingnya peran kepala daerah untuk membawa masing-masing daerah bangkit dari Covid-19. Saya benar-benar berharap masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang bertanggung jawab dan memiliki kapasitas serta komitmen untuk memimpin daerah di tengah masa pandemi," katanya dalam konferensi pers, Kamis (3/12).
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Wiku mengingatkan, masyarakat harus mempelajari terlebih dahulu latar belakang, kompetensi, serta komitmen calon pemimpinnya sebelum menentukan pilihan pada 9 Desember mendatang.
"Poin yang tak kalah pentingnya, pilihlah pemimpin yang menaati aturan-aturan terkait protokol kesehatan saat melakukan kampanye. Karena hal ini dapat menjadi cerminan tanggung jawab pemimpin ke depannya," sambungnya.
Wiku mengatakan, Pilkada serentak 2020 akan menentukan arah ketahanan kesehatan serta pemulihan masing-masing daerah dari Covid-19 di tengah pandemi. Karena itu, masyarakat harus bisa menentukan kepala daerah yang bisa memulihkan kondisi dari Covid-19.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) ini juga mengingatkan penyelenggaraan Pilkada tahun ini jangan sampai memicu klaster baru Covid-19. Dia meminta para penyelenggara mencontohkan negara lain yang menyelenggarakan pemilu namun tidak memicu pada peningkatan kasus Covid-19.
"Menurut data dari Our World in Data dan Penelitian oleh The Council on Foreign Relations (CFR) pada bulan September 2020 beberapa negara tidak menunjukkan dampak yang signifikan dari pelaksanaan pemilu terhadap kenaikan kasus positif COVID-19. Negara-negara tersebut adalah negara Kroasia, Republik Dominika, Malawi, Makedonia Utara, Korea Selatan dan Trinidad serta Tobago de Karibia," jelasnya.
Namun, kata Wiku, di beberapa negara seperti Belarus, Polandia, Serbia dan Singapura terjadi tren peningkatan kasus setelah pemilu. Di Belarus misalnya, peningkatan kasus terjadi akibat demonstrasi. Sementara di Singapura dan Polandia, kasus Covid-19 meningkat karena adanya pelanggaran aktivitas sosial ekonomi.
(mdk/ray)