Satgas Yonif Diadang Orang Tak Dikenal di Maybrat Papua, Pelaku Diduga 5 Orang
Satgas Yonif Diadang Orang Tak Dikenal di Maybrat Papua, Pelaku Diduga 5 Orang
TNI memastikan tidak ada korban jiwa
- Gejala Gagal Ginjal pada Anak yang Harus Diwaspadai, Orang Tua Wajib Tahu
- Bijak Pesan Pangdam TNI Darah Kopassus 'Jangan Cari Kelemahan Orang' Bikin Hati Bergetar
- 5 Anggota KKB Papua Tewas Baku Tembak dengan TNI-Polri, Seorang di Antaranya Komandan Batalyon
- Momen Bintang 3 Polri Tepok Dada Aipda Ambarita lalu Diberi Wejangan, Anak Buah: Siap Jenderal!
Satgas Yonif Diadang Orang Tak Dikenal di Maybrat Papua, Pelaku Diduga 5 Orang
Sejumlah personel Satgas Yonif 133/YS telah dilakukan pengadangan oleh Orang Tak Kenal (OTK) yang diperkirakan berjumlah tiga sampai lima orang di Jalan Fankario, Distrik Aifat Selatan Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Kejadian ini terjadi pada Minggu, 3 Desember 2023.
"Itu yang terjadi hari minggu kalau tidak salah, tanggal 3, intinya tidak ada masalah, enggak ada korban juga tidak ada. Cuma kita waktu itu kita rilis dia OTK, karena memang tidak ada informasi atau tidak ada identitas yang mengatakan mereka itu KKB,"
kata Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan saat dihubungi, Selasa (5/12).
Oleh karenanya, Syawaludin belum bisa menyebutkan, apakah yang melakukan pengadangan itu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau bukan.
Kendati demikian, dirinya memastikan, dalam insiden tersebut tidak adanya korban jiwa atau meninggal dunia. Karena, para OTK tersebut hanya melakukan penghadangan dengan menembak kendaraan petugas.
Setelah itu, para OTK tersebut langsung melakukan pelarian ke arah hutan atau disebutnya mengumpat.
"Jadi kita mengatakan disitu bahwa OTK yang coba menghadang, tapi tidak ada korban jiwa juga tidak ada itu dikejar lari abis itu selesai. Cuma yang saya pelajari, itu cuma mereka mengeluarkan statement terkesannya wah sekali gitu," tegas Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan.
"Makanya saya bilang, bahkan bilang ada korban jiwa di TNI, enggak ada sama sekali. Itu kan jelas proses evakuasi berjalan kayak macam diduga. Jadi kalau saya pelajari, dia coba untuk memainkan peran mengimbangi kegiatan yang ada di Ndunga,"
sambung Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan.
Selain itu, perkiraan kelompok lain yang menyerang atau menghadang itu karena hasil analisa pihaknya OTK tersebut menggunakan senjata rakitan.
Hal itu bisa dipastikan pihaknya dengan terdengarnya suara atau bunyi dari suara tembakan tersebut.
"Iya betul-betul (senjata rakitan), kan kita bisa tahu dari bunyi tembakan hentakan tembakan kan kita bisa baca. Enggak ada (yang kenapa-kenapa)," ujar Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan.
Lalu, untuk jarak tembak saat itu disebutnya berkisar 100 meter. Meski sempat dihadang, pihaknya tetap melanjutkan mengirim bantuan sosial.
"Posisi berkisarnya berapa itu, 100 (meter) lah, intinya kita kan diadang, kejar ya menghilang, selesai sudah. Tetap dilaksanakan (pengiriman bansosnya), iya enggak ada masalah, tidak ada kendala," kata Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan.