Satu Anak di NTT Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Satu Dirujuk ke RS Sanglah
Ketua IDAI NTT Woro Indri Padmosiwi mengatakan, kematian anak akibat gagal ginjal akut di Rote Ndao, terjadi pada akhir September lalu. Namun penyebab kondisi gagal ginjal dialami anak tersebut tidak diketahui pasti, terlebih keterbatasan fasilitas pemeriksaan fungsi ginjal di Rote Ndao.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa seorang anak berusia dua tahun terkonfirmasi mengidap gagal ginjal misterius meninggal dunia di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara satu pasien diduga mengidap gagal ginjal akut juga ditemukan di Waikabubak, Sumba Barat, rencananya akan dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah di Denpasar, Bali.
Ketua IDAI NTT Woro Indri Padmosiwi mengatakan, kematian anak akibat gagal ginjal akut di Rote Ndao, terjadi pada akhir September lalu. Namun penyebab kondisi gagal ginjal dialami anak tersebut tidak diketahui pasti, terlebih keterbatasan fasilitas pemeriksaan fungsi ginjal di Rote Ndao.
-
Bagaimana cara mencegah gagal ginjal? Gagal ginjal dapat dicegah dengan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara rutin.Pertama, sangat penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan meninggalkan kebiasaan merokok dan menghindari alkohol.Selain itu, memantau fungsi ginjal secara teratur melalui tes darah dan urin juga penting untuk memastikan kesehatan ginjal. Kemudian mengontrol tekanan darah dengan menjaga pola makan yang sehat.Berolahraga secara teratur dan menghindari makanan yang tinggi garam juga dapat membantu mencegah gagal ginjal.Selain itu, memperhatikan asupan cairan dengan minum air putih yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi gagal ginjal? Apabila penyakit ginjal sudah tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki, yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.
-
Kapan gejala penyakit ginjal muncul? Gejala penyakit ginjal dapat sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan seperti kelelahan dan nyeri punggung, hingga gejala yang lebih serius seperti pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, serta gangguan pada tekanan darah.
-
Apa yang bisa merusak ginjal dari obat pereda nyeri? Obat pereda nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen ternyata bisa sebabkan kerusakan ginjal jika dikonsumsi berlebihan. Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K dari Siloam Hospitals ASRI, mengungkapkan bahwa kebanyakan obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit memiliki kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. "Semua painkiller, hati-hati, bisa merusak ginjal. Bahasa gampangnya begitu," kata Nur dalam diskusi media 'MengatasiKasusBatu Ginjal yang Sulit dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)' di Jakarta pada Rabu, 5 Juni 2024.
-
Kenapa obat pereda nyeri bisa merusak ginjal? Hal ini bisa terjadi karena banyak painkiller dikeluarkan melewati ginjal, sehingga membuat kerja organ tersebut semakin berat. Walau begitu Nur menjelaskan bahwa terdapat jenis painkiller yang lebih aman untuk ginjal karena metabolisme tidak dilakukan di ginjal.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan ginjal? Berikut adalah beberapa cara efektif untuk menjaga kesehatan ginjal, Konsumsi Air yang Cukup: Memastikan asupan cairan yang cukup membantu ginjal dalam proses penyaringan limbah dan mencegah dehidrasi. Disarankan untuk minum air putih dalam jumlah yang memadai setiap hari, sekitar 8 gelas atau lebih, tergantung pada kebutuhan dan aktivitas tubuh. Jaga Pola Makan Sehat: Diet seimbang yang rendah sodium, gula, dan lemak jenuh dapat mengurangi beban kerja ginjal. Konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, serta batasi makanan olahan dan tinggi garam. Rutin Berolahraga: Aktivitas fisik secara teratur membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengontrol tekanan darah. Cobalah untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda. Kontrol Tekanan Darah: Hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal. Monitor tekanan darah Anda secara rutin dan lakukan tindakan untuk menjaga tekanan darah tetap dalam rentang yang sehat, seperti mengurangi konsumsi garam dan rutin berolahraga. Kelola Diabetes dengan Baik: Jika Anda memiliki diabetes, penting untuk mengontrol kadar gula darah dengan diet, obat-obatan, dan pengawasan medis yang tepat. Diabetes yang tidak terkelola dengan baik dapat merusak ginjal secara perlahan. Hindari Penggunaan Obat yang Tidak Perlu: Beberapa obat, terutama obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dapat merusak ginjal jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan dan hindari penggunaan obat yang tidak diperlukan. Periksa Kesehatan Ginjal Secara Berkala: Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit ginjal, seperti riwayat keluarga atau kondisi medis tertentu, lakukan pemeriksaan ginjal secara rutin. Tes darah dan urine dapat membantu mendeteksi masalah ginjal pada tahap awal. Hindari Alkohol dan Rokok: Alkohol dan rokok dapat membahayakan kesehatan ginjal dan meningkatkan risiko komplikasi. Batasi konsumsi alkohol dan hindari merokok untuk menjaga kesehatan ginjal Anda. Jaga Berat Badan Ideal: Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal serta kondisi lainnya seperti diabetes dan hipertensi. Menjaga berat badan dalam kisaran sehat melalui diet dan olahraga dapat mengurangi risiko tersebut. Perhatikan Kesehatan Saluran Kemih: Hindari penahanan urine terlalu lama dan pastikan untuk buang air kecil secara teratur. Infeksi saluran kemih yang tidak diobati dengan cepat dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan komplikasi. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah perkembangan penyakit ginjal.
Menurut dia, diagnosa terjadinya gagal ginjal pada anak tersebut karena tidak kencing selama 12 jam. Balita ini kemudian meninggal dunia enam jam setelah diperiksakan keluarga ke rumah sakit setempat.
"Artinya penyebabnya benar-benar kita tidak tahu," kata Woro saat diwawancarai di Rumah Sakit Wira Sakti, Rabu (19/10).
Ciri-Ciri Gagal Ginjal
Beberapa kasus gagal ginjal terhadap anak cenderung terjadi dengan penyebab yang bisa diketahui. Misalnya kasus yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof W. Z. Johannes, gagal ginjal yang dialami seorang anak akibat adanya infeksi kuman.
Sementara kasus di Rote Ndao, berdasarkan keterangan keluarga disebut awalnya si anak mengalami batuk pilek. Orang tuanya menyebut tidak ada pemberian obat-obatan yang dapat menyebabkan kondisi itu terjadi.
"Saat si anak dibawa ke petugas rumah sakit pun dengan kondisi sesak nafas, badan panas tinggi disertai tidak kencing," ujar dia.
IDAI Imbau Orangtua Cek Kesehatan Anak
IDAI NTT mengimbau para orangtua memiliki anak berumur di bawah 18 tahun segera mengecek kondisi buah hatinya dengan ciri-ciri penyakit gagal ginjal akut. Ciri-ciri itu seperti kondisi demam, infeksi saluran nafas akut, pilek, mual atau muntah hingga feses cair maka, tidak kencing dalam waktu lama, urine berwarna merah atau ada bengkak di badan, maka perlu segera ditangani sebelum terlambat.
"Bila kondisi seperti itu bawa segera ke rumah sakit," tambah dokter spesialis anak di Klinik Medika Wirasakti ini.
Ia menyebut cuci darah untuk anak-anak memang membutuhkan alat khusus karena yang tersedia di rumah sakit seperti RSUD Prof W. Z. Johannes hanya untuk orang dewasa. Saat ini sementara dikoordinasikan dengan RSUD W. Z Johannes agar bisa diadakan.
IDAI NTT juga meminta agar sembilan obat sirup anak yang perlu dihindari sementara waktu.
Woro juga mengimbau kepada dokter anak agar tidak memberikan resep obat sirup bagi pasien anak. Anjuran itu sesuai penyampaian dari IDAI pusat, agar saat ini tidak memberikan obat paracetamol dalam bentuk sirup bagi anak.
"Karena diduga, takutnya tercemar oleh sesuatu zat etilen glikol itu, yang mungkin menimbulkan gagal ginjal akut," kata dia.
Woro juga menganjurkan, jika anak dalam keadaan panas maka bisa diberikan Paracetamol tablet atau kapsul untuk anak kecil. Namun dia mengingatkan para orangtua mesti hati-hati dengan obat sirup.
Menurutnya, etilen glikol itu diduga menyebabkan gagal ginjal akut pada anak-anak. Untuk itu, dia menegaskan agar tidak mengkonsumsi sirup yang mengandung etilen glikol. Penggunaan obat lain, kata dia, mesti sesuai dengan dosis untuk anak-anak.
Dia mengingatkan agar memperhatikan air kencing anak tersebut. Jika anak tidak buang air kecil lebih dari 12 jam maka itu merupakan tanda yang tidak baik, sehingga perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
"Penyakit ini umumnya menyerang anak dengan usia 0-18 tahun. Dari jumlah kasus yang ada di Indonesia, laporan paling banyak kategori balita," tutup Woro.
(mdk/gil)