Satu bulan musim hujan, 27 anak di Semarang terserang DBD
Masyarakat diharapkan tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar, agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Selama musim penghujan satu bulan ini, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merebak di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sedikitnya ada 27 kasus yang tercatat pada Desember 2015 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ketileng, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Seluruh kasus DBD didominasi usia anak-anak antara 9-12 tahun. Jadi memang usia yang anak-anak ini jadi perhatian kami," tegas Wakil Direktur RSUD Ketileng Kota Semarang, Jawa Tengah Sarwoko saat ditemui merdeka.com di ruang kerjanya, Selasa (12/1).
Sarwoko menerangkan, anak-anak tersebut terkena DBD berawal dari lingkungan sekolah. Biasanya, mereka digigit nyamuk Aedes Aegypti pada pukul 08.00 WIB sampai 14.00 WIB atau selama proses belajar mengajar berlangsung di sekolah.
"Sesuai data yang kami peroleh dari rumah sakit ini, untuk anak usia 0 sampai 12 bulan ada 1 kasus. Anak usia 1-5 tahun sebanyak 4 kasus. Kemudian anak usia 6-14 tahun sebanyak 12 kasus, dan lebih dari 15 tahun ada sebanyak 10 kasus. Jadi total semuanya adalah 27 kasus," bebernya.
Menurutnya, pada pekan pertama di Januari beberapa pasien masih ada yang dirawat di RS. "Jumlah pasien saat ini, hanya tertinggal 7 pasien saja. Menurutnya, tren DB selama satu tahun 2015 cenderung menurun ketimbang tahun sebelumnya. Jumlah itu terus menurun selama setahun," terangnya.
Sementara untuk 2015 lalu, jelas Sarwoko, kasus DBD paling banyak terjadi pada Maret dan Februari.
"Januari ada sebanyak 157 kasus DBD, bulan Februari sebanyak 186 kasus, bulan Maret sebanyak 191 kasus, bulan April sebanyak 171 kasus, bulan Mei sebanyak 153 kasus, bulan Juni sebanyak 111 kasus, bulan Juli sebanyak 62 kasus, bulan Agustus 49 kasus, September 33 kasus, Oktober 61 kasus, November 43 kasus dan Desember 27 kasus," jelasnya.
Sarwoko menyarankan kepada masyarakat supaya mewaspadai bahaya DBD di musim penghujan saat ini.
"Masyarakat diharapkan tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar, agar tidak menjadi sarang nyamuk," pungkasnya.