Satu Jenazah Terapung di Selat Malaka Teridentifikasi Warga Asal Sumut
Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau berhasil mengidentifikasi salah satu jenazah yang mengapung di perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis, Riau. Jasad itu diketahui bernama Marian Suhadi (24), warga asal Desa Pantai Cermin, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau berhasil mengidentifikasi salah satu jenazah yang mengapung di perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis, Riau. Jasad itu diketahui bernama Marian Suhadi (24), warga asal Desa Pantai Cermin, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
"Keluarganya sudah datang untuk mengecek kepastian jenazah itu. Dan hasilnya cocok, jenazah tersebut jenis kelamin laki-laki bernama Marian," ujar Kasubbid Pelayanan Medis Kedokteran Kepolisian, RS Bhayangkara, Kompol Supriyanto, Selasa (4/12).
-
Kapan peradaban Maya menghuni kota Ichkabal? Jenis dan tata letak bangunannya menunjukkan bahwa kota ini dihuni sejak akhir periode Praklasik (400 SM hingga 200 M) dan dihuni hingga sekitar tahun 1500 M, meskipun sebagian besar arsitektur monumentalnya berasal dari tahun 350 SM dan 50 SM.
-
Apa yang dilakukan Mayangsari di pulau pribadi? Mayang menikmati waktu bersama putrinya di laut yang luas. Kebahagiaan Mayang tak terkira karena bisa bermain bersama Khiran.
-
Siapa yang diajak Mayangsari berlibur di pulau pribadi? Mereka menikmati liburan di pulau pribadi milik keluarga Bambang yang terletak di Kepulauan Seribu, utara Jakarta.
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
-
Siapa yang menemukan mayat perempuan itu? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya.Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono. Ia tak sengaja menemukan mayat tersebut saat melakukan patroli rutin."Saya melakukan aktivitas patroli rutin. Kemudian muter-muter di situ karena saya senang mendengar suara burung berkicau kemudian ngopi sambil duduk. Saat membuka teko, ada mayat itu langsung turun saya," kata Suyitno, Jumat (13/9).
-
Di mana lokasi penemuan kuburan Bangsa Maya ini? Kuburan ini tertutup batu besar di dalam kota tersembunyi Tulum di Meksiko.
Keluarga Marian tiba pada Senin (3/12) malam. Setelah dipastikan benar, keluarga membawa jenazah korban pulang ke kampung halamannya untuk dikebumikan.
"Dibawa kembali ke kampung halaman. Korban teridentifikasi dari data propertis. Dilihat dari pakaian, gelang dan juga data medis ada tanda lahir di bagian tubuhnya," ucap Supriyanto.
Beberapa hari sebelumnya polisi mengidentifikasi jenazah lainnya, yaitu Ujang Chaniago (48) dan Mimi Dewi (32). Mereka merupakan warga asal Sumatera Barat, dan sudah diserahkan ke pihak keluarga.
"Jadi disini masih ada 5 jenazah dewasa yang masih diidentifikasi. Itu ada 3 jenis kelamin laki-laki dan 2 perempuan," katanya.
Sementara ada satu jenazah perempuan yang identitasnya masih mengambang. Jenazah itu memang mengantongi Kartu Tanda Penduduk (KTP) bernama Maya Karina (37). Namun polisi tidak bisa memastikan itu identik dengan jasad tersebut. Sebab, setelah dicari, alamat rumah Maya tidak ditemukan.
Paur Humas Polres Bengkalis Ipda Kasmandar Subekti mengatakan, pihaknya telah mencari alamat di KTP Maya tertulis Desa Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, namun itu tidak ditemukan.
"Kita sudah cek, tidak ada nama Maya Karina di alamat tersebut. Keluarganya juga tidak ada di sana. Jadi itu belum tentu benar jasad Maya, meski ada KTP di tubuhnya saat ditemukan di laut," kata Bekti.
Untuk itu, status jasad yang sebelumnya bernama Maya dibatalkan. Jasad perempuan itu kini masih disebut Mrs X karena belum teridentifikasi secara medis.
Untuk dapat memastikan jasad tersebut memanglah bernama Maya, maka tim medis kepolisian terlebih dahulu haruslah melakukan pemeriksaan secara postmortem maupun antemortem.
Kini tim DVI RS Bhayangkara masih menunggu pihak keluarga korban untuk mencocokkan identitas tersebut. "Kami imbau kepada keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk dapat melapor ke Polda Riau dan Polres Bengkalis," kata Bekti.
Hingga saat ini, total sudah 9 orang yang sudah ditemukan di perairan Selat Malaka. 3 di antaranya sudah teridentifikasi dan dibawa oleh keluarga untuk dikebumikan. Polres Bengkalis juga berkoordinasi dengan Polisi Malaysia untuk mengungkap kasus temuan mayat itu.
Berdasarkan keterangan keluarga korban, mayat-mayat itu diduga adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berangkat dari Malaysia hendak pulang ke Indonesia melalui pelabuhan Rupat, Bengkalis dengan kapal tradisional. Kapal itu diduga berisi 19 orang tenggelam di tengah laut Selat Malaka.
"Keterangan itu masih kita dalami apakah benar atau tidak. Kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian Malaysia," ucapnya.
Baca juga:
Tiga Mayat Mengapung Kembali Ditemukan di Selat Malaka, Total Jadi 7 Jenazah
Nelayan Kembali Temukan Mayat Laki-Laki di Selat Malaka
8 Mayat di Selat Malaka Diperkirakan Sudah Satu Pekan Mengambang
Misteri Mayat di Selat Malaka, Polres Bengkalis Koordinasi dengan Malaysia
Dari 9 Mayat Terapung di Selat Malaka, Baru 3 Teridentifikasi
9 Jenazah Ditemukan Terapung di Perbatasan Malaysia, Diduga TKI Ilegal