Satu tersangka penyerangan Polda Sumut pernah bertempur di Suriah
Temuan ini akan menjadi informasi bagi Polri untuk mengetahui memetakan jaringan-jaringan teror yang ada di Indonesia.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan tersangka penyerangan markas Polda Sumatera Utara, Syawaluddin Pakpahan (43) pernah bertempur bersama ISIS di Suriah. Syawaluddin berangkat ke Suriah beberapa tahun lalu.
"SP itu sudah terpantau oleh kita. Dia pernah bertempur di Suriah beberapa tahun lalu," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/6).
Hal itu diketahui saat melakukan penggeledahan di rumahnya. Dari hasil penggeledahan, ditemukan bendera ISIS terpasang di dinding rumah dan sejumlah buku-buku.
"Di rumah salah satu pelaku inisial SP ada memang gambar bendera ISIS di dinding dan di buku-buku," kata Setyo.
Kendati demikian, pihakya mengaku belum mengetahui kelompok yang tergabung bersama Syawaluddin saat bertempur. Temuan ini akan menjadi informasi bagi Polri untuk mengetahui memetakan jaringan-jaringan teror yang ada di Indonesia.
"Ini yang menjadi poin penting untuk kita mengetahui jaringan-jaringannya," tutup Setyo.
Sebelumnya, Polisi sudah menetapkan empat orang tersangka penyerangan Polda Sumatera Utara, Minggu (25/6). Empat orang itu adalah Syawaluddin Pakpahan (43), Bobby (17), Firmansyah Putra Yudi dan sedangkan satu Ardhial Ramadhana (34). Ardhial tewas dengan luka tembak di dada, sedangkan Syawaluddin masih dirawat di rumah sakit setelah mendapat hadiah timah panas anggota Brimob.
Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divhumas Polri Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, dari hasil penyelidikan, satu orang tersangka yaitu Syawaluddin pernah melakukan perjalanan ke luar negeri yaitu Suriah dan menjadi bagian dari ISIS pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi.
"Pasti terkooptasi oleh Bahrun Naim maupun ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Apakah yang bersangkutan ke Suriah ini mengikuti salah satu faksi (pecahan) atau berjuang dengan salah satu faksi yang mana sedang dilakukan pendalaman kepada saudara SP, karena saudara SP masih hidup ya dan berangsur-angsur membaik," kata Pudjo di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/6).
Syawaluddin hijrah ke Suriah dengan dalih memperjuangkan ideologi yang dipegangnya. Kelompok Syawaluddin diketahui terpisah dari jaringan pelaku teror lain di Indonesia.
Baca juga:
Aksi teror di Mapolda Sumut dianggap buat gaduh & resah umat Islam
Motif penyerangan Mapolda Sumut, pelaku ingin rebut senjata polisi
Tiga tersangka penyerangan Mapolda Sumut dipindah ke Mako Brimob
Jenazah penyerang Polda Sumut sudah diserahkan ke pihak keluarga
Kelompok penyerang Polda Sumut terpisah dari jaringan teror lain
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Dimana pemuda itu bertemu polisi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @bgd.info memperlihatkan seorang Polisi sedang menolong pemuda yang berjalan kaki di jalan tol Cipularang KM 127.
-
Apa yang dilakukan polisi kepada pemuda itu? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.