SBY disadap, pemerintah harus panggil Dubes Australia & Inggris
"Indonesia harus menyampaikan nota keberatan terhadap penyadapan tersebut. Nota keberatan mutlak dilakukan."
Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Thohari meminta agar pemerintah segera memanggil Duta Besar (Dubes) Australia dan Inggris. Hal itu dilakukan guna meminta klarifikasi soal kabar yang menyebut bahwa rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah disadap oleh kedua negara itu saat menghadiri KTT G20 di London, beberapa waktu lalu.
Hajriyanto mengatakan, sebetulnya aksi saling sadap dalam dunia internasional sudah biasa. Namun, lanjut dia, saling sadap antarnegara sahabat sangat tidak etis.
"Sebetulnya sadap menyadap dalam politik internasional terutama dunia intelijen biasa terjadi. Sangat sering terjadi dalam hubungan internasional, meskipun itu adalah perbuatan tidak etis apalagi dilakukan negara bersahabat," jelas Hajriyanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (29/7).
Karena tidak etis dan memberikan kesan negatif bagi Indonesia, kata dia, sangat penting pemerintah memanggil dubes Australia dan Inggris untuk dimintai klarifikasi.
"Enggak cuma itu, Indonesia harus menyampaikan nota keberatan terhadap penyadapan tersebut. Nota keberatan mutlak dilakukan," tegas politisi asal Golkar ini.
Pemanggilan kedua duta besar itu menurut dia wajib dilakukan. Sebab, penyadapan tersebut sudah mencederai hubungan bilateral antara Inggris, Australia dan Indonesia.
"Menlu mutlak harus panggil dua dubes itu. Akan mencederai hubungan Indonesia-Australia dan Indonesia-Inggris," pungkasnya.
Rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan telah disadap saat menghadiri KTT G20 di London, Inggris, pada April lalu. Hal itu seperti diberitakan Jumat (26/7) oleh dua media Australia bernama Fairfax Media yang membawahi The Age dan The Sydney Morning Herald.
Dalam berita itu, disebutkan, yang melakukan penyadapan adalah Badan Intelijen dari Amerika Serikat dan Inggris. Namun, pemerintah Australia ikut menerima keuntungan dari hasil sadapan itu.
"Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyebut mendapat keuntungan dari penyadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri KTT G20 di London," ujar salah satu sumber intelijen negeri kanguru tersebut.