Sebelum Menikmati Seba Baduy 2020, Yuk Mengenal Urang Kanekes Lebih Dekat
Mengenal Urang Kanekes, mereka tinggal di Kaki Pegunungan Kendeng. Secara geografis masuk area Desa Kanekes, Leuwidamar, Lebak, Banten. Desa tersebut berada pada ketinggian 300-600 mdpl yang merupakan tanah vulkanik, endapan, dan campuran.
Urang Kanekes jadi fenomena bahkan aset besar pariwisata. Masyarakat Baduy tersebut merupakan aktor utama yang memikat dalam Seba Baduy 2020, 29 April hingga 6 Mei. Sebab, mereka melakukan tradisi long march ratusan kilometer dalam Seba Baduy. Urang Kanekes juga tetap hidup sehari-hari dengan tradisinya, meski dihadapkan dengan deru modernisasi zaman.
Kehidupan tradisional Urang Kanekes selalu menarik untuk dieksplorasi. Selain adat, mereka juga patuh terhadap pemerintahan sebuah negara. Hal ini dibuktikan dengan upacara Seba yang digelar setahun sekali. Mereka menemui pemerintah daerah (Gubernur Banten) melalui Bupati Lebak sembari membawa hasil bumi (palawija, padi, dan buah).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa yang terjadi di jalan rusak di Lebak? Belasan emak-emak di Lebak, Banten, tampak membawa cangkul, topi caping, dan bakul berisi benih padi. Bukan di sawah, mereka menanam benih padi di tengah jalan yang digenangi air.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
"Urang Kanekes ini sangat luar biasa. Mereka patuh dan mengakui keberadaan pemerintah. Hal itu dilakukannya sejak zaman Kesultanan Banten hingga NKRI saat ini. Tradisi Seba tentunya akan terus berlangsung secara turun temurun. Dan, menikmati beragam tradisi mereka tentu menjadi experience yang sangat menarik," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Banten Eneng Nurcahyati, Rabu (29/12).
©2020 Merdeka.com
Mengenal Urang Kanekes, mereka tinggal di Kaki Pegunungan Kendeng. Secara geografis masuk area Desa Kanekes, Leuwidamar, Lebak, Banten. Desa tersebut berada pada ketinggian 300-600 mdpl yang merupakan tanah vulkanik, endapan, dan campuran. Mengacu sensus penduduk 2010, populasi Urang Kanekes berjumlah 26 Ribu jiwa.
Konsep pemerintahan Urang Kanekes pun unik. Untuk sistem negara, Urang Kanekes diperintah oleh Jaro Pamarentah (Kepala Desa). Pada tataran adat, mereka dipimpin Pu’un atau Pimpinan Adat Kanekes. Dari aspek komunikasi, mereka menggunakan Bahasa Sunda. Meski demikian, mereka fasih memakai Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan masyarakat luar.
"Masyarakat Baduy sangat berwarna. Mereka luar biasa karena terus memegang aturan dan tradisi dari nenek moyang. Aturan-aturan itu tetap dipertahankan dan menjadi daya tarik bagi pariwisata. Untuk itu, silahkan berkunjung langsung ke sana. Pokoknya saat event Seba Baduy 2020, wisatawan harus mampir dan tinggal lama di desa mereka," terang Eneng.
©2020 Merdeka.com
Secara umum Urang Kanekes terbagi dalam tiga kelompok besar. Ada Tangtu, Panamping, dan Dangka. Kelompok Tangtu biasa disebut sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam). Masyarakat di sini paling ketat memegang adat. Mereka tinggal di Kampung Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khasnya adalah memakai pakaian berwarna putih alami dan biru tua (warna tarum), lalu ikat kepala putih.
Mereka memiliki beberapa aturan baku. Sebjt saja, tidak diperkenankan menggunakan moda transportasi bermotor. Kelompok Tangtu juga tidak boleh memakai alas kaki hingga memakai beragam piranti elektronik. Untuk rumah, posisi pintu harus menghadap utara atau selatan. Selain warna, busana juga harus ditenun atau dijahit sendiri. Tidak diperbolehkan memakai busana modern.
"Beragam tradisi dan aturan adat menjadi keunikan tersendiri. Apalagi, mereka mematuhi dan menjalankannya secara utuh. Keunikan ini tentu bagus untuk konten media sosial, baik text, foto, atau video," jelas Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelengggara Kegiatan (Event) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Rizki Handayani.
©2020 Merdeka.com
Selain Tangtu yang ketat, keunikan juga dimiliki Panamping.Familiar sebagai Baduy/Kanekes Luar, mereka tinggal di Kampung Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lainnya. Ciri unik yang mudah dijumpai adalah pakain dan ikat kepala berwarna biru gelap (warna tarum). Secara adat, mereka adalah orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanakes Dalam.
Secara adat ada beberapa hal yang membuat mereka dikeluarkan dari Kanekes Dalam. Selain melanggar adat, mereka memang berkeinginan keluar dari Kanekes Dalam. Bisa saja mereka menikah dengan anggota Kanekes Luar. Ciri masyarakat Kanekes Luar adalah mengenal teknologi. Pembangunan rumahnya memakai alat bantu modern, hingga berpindah agama. Adapun Dangka tinggal di Kampung Padawaras dan Sirahdayeuh. Kampung ini berfungsi sebagai buffer zone atas pengaruh luar.
©2020 Merdeka.com
"Pembagian kelompok masyarakat Baduy menjadi sesuatu yang menarik. Wisatawan bisa melihatnya langsung dengan berkunjung ke sana. Mereka juga produktif dengan beragam hasil karya dan kerajinan tangan," tutup Rizki.
(mdk/hhw)