Sejarah detektif swasta, dari legenda Inggris sampai fiksi Asia
Hampir semua cerita petualangan Holmes dinarasikan oleh sahabat karibnya, dr. John H. Watson.
Tidak banyak orang tahu sejak kapan cerita sepak terjang detektif swasta pertama kali muncul di dunia, apalagi di Indonesia. Namun demikian, dalam beberapa catatan hasil penelusuran di internet, profesi detektif swasta pertama kali muncul di Inggris pada abad ke-18 ketika Sir John Fielding, seorang hakim dan aktivis terkenal pada zaman itu mendirikan suatu organisasi bernama 'Thief Takers' atau penangkap pencuri bersama rekan sejawatnya Henry Fielding.
Sebagai detektif swasta, John dan Henry bekerja independen dengan mamatok tarif bagi orang-orang yang ingin memakai jasanya. Kisah kedua orang ini banyak ditulis dalam beberapa cerita sejarah Inggris, misalnya dalam buku; The First English Detectives : The Bow Street Runners and the Policing of London, 1750-1840 yang ditulis J. M. Beattie. Kemudian dalam buku; The Detective as Historian: History and Art in Historical Crime Fiction karya Ray Browne dan Lawrence.
John Fielding lahir pada 16 September 1721 dan meninggal pada 4 September 1780. Dia merupakan seorang hakim Inggris terkenal dan tokoh perubahan. Meskipun dia mengalami kebutaan dalam sebuah kecelakaan angkatan laut pada usia 19 tahun, John mendirikan bisnis Thief Takers sendiri dan belajar hukum dengan Henry yang waktu itu menjabat sebagai kepala Jaksa. John diangkat asisten pribadi Henry pada 1750.
Thief Takers ini merupakan kelompok bayaran yang pekerjaannya menerima order menjalankan surat perintah untuk melakukan penyelidikan, penangkapan dan sekaligus melakukan pekerjaan investigasi. Upaya mereka terbukti berhasil pada zaman itu dalam mengurangi kejahatan dan kekacauan publik di Inggris.
Kemampuan John menganalisis sesuatu memang hebat. Dia jeli, sehingga bisa membantu Henry membasmi pencuri hingga kasus-kasus korupsi yang sedang melanda Inggris. Legenda kedua orang ini memang popular, sehingga menginspirasi para penegak hukum di negerinya Ratu Elizabeth itu.
Mereka meningkatkan kompetensi para pengadil dalam menjalankan sistem peradilan di London. Keduanya juga yang pertama kali membentuk kepolisian profesional dan mendirikan dasar-dasar departemen kriminal di kepolisian London. Ketika Henry meninggal pada 1754, John diangkat hakim di tempatnya. Dia menjadi terkenal sebagai "Blind Beak" dan disebut-sebut mampu mengenali tiga ribu penjahat melalui suara-suara mereka.
Dia juga terus mengembangkan gagasannya tentang pencegahan kejahatan dan ketenagakerjaan, membantu untuk menemukan suaka bagi gadis-gadis yatim di Lambeth pada 1758. Ia dianugerahi gelar bangsawan pada 1761. Cerita legendaris John dan Henry banyak menginspirasi pendirian detektif swasta berikutnya hingga menginspirasi para novelis dalam membuat cerita-cerita detektif fiksi pada era sesudahnya.
Ada banyak novel fiksi tentang detektif ini, misalnya paling legendaris adalah cerita Sherlock Holmes, tokoh detektif fiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle, seorang pengarang dan dokter berkebangsaan Skotlandia. Holmes yang menyebut dirinya sebagai "detektif konsultan" ini dikenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan berbagai kasus.
Cerita Holmes pertama kali muncul pada tahun 1887 menjadi tokoh dalam empat novel dan 56 cerita pendek. Novel pertama bercerita tentang "Penelusuran Benang Merah" dimuat di Beeton's Christmas Annual pada 1887. Sementara itu, novel kedua berjudul: Empat Pemburu Harta, dimuat di Lippincott's Monthly Magazine pada 1890. Tokoh ini semakin populer setelah cerita pendeknya dimuat secara berseri di The Strand Magazine, diawali dengan Skandal di Bohemia pada 1891 yang berlanjut sampai 1927 dengan tambahan dua novel. Novel dan cerita pendek tersebut berlatar waktu tahun 1880-an hingga 1914.
Hampir semua cerita petualangan Holmes dinarasikan oleh sahabat karibnya, dokter John H. Watson, kecuali dua yang diceritakannya sendiri, misalnya dalam cerita berjudul: Kasus Prajurit Berwajah Pucat dan Misteri Surai Singa. Cerita Sherlock Holmes ini juga sudah beberapa kali dibuat film. Sementara itu, di Asia cerita detektif fiksi juga banyak dibuat dalam bentuk novel dan komik, misalnya detektif Conan karangan Aoyama Gosho dan City Hunter karya Tsukasa Hojo.
Lalu bagaimana di Indonesia? Istilah Detektif ini juga sudah tidak asing. Bahkan beberapa kali juga di film-kan, contohnya dalam film komedi Warkop (Dono, kasino dan Indro) yang pernah jadi detektif partikelir (swasta) dalam film "Pintar-Pintar Bodoh". Kemudian film Ali Topan Anak Jalanan yang diadopsi dari novel karangan Teguh Esa. Ali topan sering terlibat penyelidikan beberapa kasus, misalnya penculikan anak kecil sehingga jadilah dia semacam detektif partikelir.
Pertanyaannya, apakah di Indonesia butuh detektif swasta?
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Di mana Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Siapa yang diwisuda? Samarra Anaya Amandari, sosok yang begitu memesona dengan kecantikannya, baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP.
-
Kenapa Sandra Dewi diperiksa oleh Kejaksaan Agung? Menurut ketut, keterangan Sandra berguna untuk meneliti apakah rekening yang telah diblokir oleh Tim Penyidik terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi yang disangka dilakukan oleh Tersangka Hervey Moeis. “Apabila terdapat dugaan terkait dengan kejahatan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Tersangka HM. Maka dapat dilakukan penyitaan terhadap rekening yang bersangkutan,” ujarnya.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
Baca juga:
Kejahatan belum seperti Kolombia, tak perlu detektif swasta
Cerita detektif partikelir di Indonesia