Sejarah Masuknya Komunisme di Indonesia
Komunisme masuk ke Indonesia dipelopori oleh Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet.
Komunisme merupakan ideologi yang dilahirkan oleh Karl Marx. Karl Mark merupakan seorang Filsuf sekaligus pakar ekonomi dan politik.
Di Indonesia, paham komunis memiliki sejarah sendiri. Sebelum 'diharamkan' pasca tragedi berdarah pada 1965 alias G30S/PKI, paham komunis sudah berkembang masif di tanah air.
-
Mengapa G30S PKI menjadi salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia? Bagaimana tidak, G30S PKI dikenal sebagai salah satu upaya penghianatan besar yang pernah terjadi di Indonesia.
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI terjadi? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Apa tujuan utama dari peristiwa G30S PKI? Terdapat latar belakang dan tujuan tertentu yang berada di balik sejarah G30S PKI yang kelam ini. G30S PKI dilakukan bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan saat itu.
-
Bagaimana cara para pelaku G30S PKI melakukan upaya penggulingan pemerintahan? Gerakan ini pada awalnya hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa serta disekap di Lubang Buaya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, 3 orang langsung dibunuh di tempat.
-
Kapan peristiwa G30S/PKI terjadi? Tanggal 30 September sampai awal 1 Oktober 1965, menjadi salah satu hari paling kelam bagi bangsa Indonesia.
Bagaimana paham komunis masuk ke Indonesia? Berikut ulasannya:
Dipelopori Orang Belanda
Komunisme masuk ke Indonesia dipelopori oleh Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet. Hendricus merupakan warga Belanda yang datang ke Indonesia pada tahun 1913. Bersama Adolf Baars, Hendricus mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).
Awalnya organisasi ini tidak mempropagandakan komunis, namun lambat laun mengubah diri menjadi berpandangan komunis. Setelah keberhasilan revolusi di Rusia, mereka memasuki organisasi-organisasi massa untuk menyebarkan paham ini, salah satunya Sarekat Islam (SI) pimpinan Semaun.
Kemudian SI terbelah menjadi SI Merah dan SI Putih. Akhirnya SI Merahlah yang menjadi Partai Komunis serta melakukan pemberontakan pada tahun 1926, 1948 hingga 1965 yang mengakibatkan kejatuhan Soekarno.
Muncul PKI
Lima tahun kemudian, tepatnya 1917, lahir Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, nama PKI belum besar karena dibuat secara diam-diam dan menjadi fraksi kiri dalam SI.
Sebelum mendirikan PKI, Semaun dan Darsono pernah mengenyam pendidikan tentang komunis dari Sneevlit di Indische Social Demoratische Partij (ISDP). Sneevlit sendiri diketahui merupakan sayap kiri di dalam ISDP. Dari sana, keduanya sering berdiskusi dengan Sneevlit.
Keduanya melihat celah di SI, sehingga secara perlahan memasukkan ideologi-ideologinya.
"Syarikat Islam yang kurang memperhatikan nasib buruh, telah merupakan lowongan baik bagi ide-ide radikal yang dimasukan oleh Semaun dan Darsono yang tadinya diinspirasikan oleh Sneevlit," kata Mohammad Hatta dikutip buku 'Bung Hatta Menjawab'.
SI Ganti Nama
Salah seorang tokoh Syarikat Islam (SI), Haji Agus Salim, akhirnya menegakkan disiplin partai. SI berganti nama menjadi Partai Syarikat Islam di tahun 1921. Sesudah itu, barulah resmi nama PKI mencuat. Namun, partai komunis itu tidak kompak lantaran salah seorang pendirinya, Tan Malaka, membentuk Partai Rakyat Indonesia (PARI).
"PKI yang baru itupun tidak kompak. Tan Malaka kemudian membentuk PARI," kata Mohammad Hatta dikutip buku 'Bung Hatta Menjawab'.
Dalam sejarahnya di Indonesia, PKI melakukan tiga pemberontakan. Pemberontakan pertama adalah tahun 1926. Pemberontakan itu gagal dan PKI dilibas pemerintah kolonial Belanda. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua.
Gerakan bawah tanah membangkitkan PKI hingga kembali solid. Pada 1948, PKI melancarkan pemberontakan kedua. Pemberontakan berniat meruntuhkan RI dan menggantinya dengan negara komunis. Upaya kedua ini kembali gagal. Literatur mencatat pemberontakan ketiga dilakukan pada 1965, lagi-lagi gagal.
(mdk/dan)