Sejumlah nelayan di Aceh tak melaut karena cuaca ekstrem
Untuk mengisi waktu kosong, sejumlah nelayan mempergunakan waktu memperbaiki boat & jaring sambil menunggu cuaca normal.
Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi melanda perairan Aceh sepekan ini, membuat sejumlah nelayan enggan melaut. Gelombang laut sekarang mencapai 2 hingga 4 meter yang berbahaya bagi nelayan tradisional untuk ke laut.
Bahkan ratusan boat nelayan tradisional kini bersandar di Tempat Penampungan Ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh. Untuk mengisi waktu kosong, sejumlah nelayan mempergunakan waktu memperbaiki boat dan jaring sambil menunggu cuaca normal kembali.
Musliadi (45), seorang nelayan mengaku sudah 2 hari tidak melaut karena cuaca buruk. Selama tidak melaut, dia mengaku hanya memperbaiki beberapa boat yang rusak dan juga beberapa peralatan lainnya.
Dia juga mengeluhkan bila cuaca tak bersahabat, bisa-bisa keluarganya tak makan. Karena dirinya tidak memiliki penghasilan lain selain melaut untuk menafkahi keluarganya.
"Beginilah bang, cuaca buruk kami tak bisa melaut. Bisa-bisa kami gak makan kalau seperti itu. Semoga cuaca segera membaik," kata Musliadi, Selasa (19/7) di Banda Aceh.
Musliadi menuturkan, akibat gelombang tinggi ada kapal nyaris karam saat merapat ke TPI Lampulo dihantam gelombang. Kapal tersebut, terpaksa harus ditarik agar tidak tenggelam semuanya.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengimbau masyarakat terutama berada di kawasan pantai barat dan selatan Aceh mewaspadai cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Prakirawan cuaca BMKG Aceh, Akbar mengatakan, cuaca ekstrem diperkirakan akan terus terjadi hingga beberapa hari ke depan. Hal itu akibat terjadinya gangguan tekanan udara yang rendah di kawasan Laut Cina Selatan.
"Sehingga massa udara banyak mengandung uap air dari Samudera Hindia tertarik melewati wilayah selatan Aceh dan intensitas hujan dan angin juga ikut meningkat," jelas Akbar.
Diperkirakan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akan terus terjadi di sejumlah wilayah Aceh Selatan, Tapak Tuan, Meulaboh, Takengon dan Kuta Cane hingga tiga hari ke depan pada sore hingga malam. Sedangkan pada pagi hingga siang, kondisinya cuaca cerah dan berawan.
Sedangkan kecepatan angin, diperkirakan minimum berkisar antara 27 hingga maksimum 40 kilometer per jam yang terjadi di kawasan Sabang dan Sinabang. Ketinggian gelombang laut juga diperkirakan lebih dari 2,5 meter.
Baca juga:
Nelayan hilang usai kapal tersapu ombak di Logending
Berdayakan sektor kelautan, nelayan Pantura diminta melaut ke Natuna
Rayakan Kupatan di tengah laut, nelayan tewas saat benturan kapal
Menko Rizal Ramli bakal bangun rusun untuk nelayan di Natuna
Malaysia bebaskan 19 nelayan Indonesia tak sengaja langgar wilayah
Presiden Jokowi ingin Natuna jadi pusat lelang ikan di ASEAN
2 Nelayan Sangihe hilang saat melaut
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Dimana lokasi petani di Aceh yang sedang panen cengkih? Seorang petani menunjukkan segenggam cengkih atau cengkeh yang telah dipetik setelah panen di sebuah hutan di Lhoknga, Aceh, pada 30 Januari 2024.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Kapan wabah Kolera menyerang Aceh? Aceh menjadi salah satu daerah yang terkena wabah virus pada saat Agresi Militer Belanda II.
-
Apa yang istimewa dari Gua Tujuh di Banda Aceh? Salah satu gua unik yang berada di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh ini selain dipercaya bisa tembus sampai Makkah, juga memiliki tujuh buah pintu yang berbeda.
-
Di mana letak Pulau Banyak, gugusan pulau yang mempesona di Aceh? Di ujung barat Indonesia tepatnya di Provinsi Aceh, banyak dijumpai gugusan-gugusan pulau kecil yang indah dengan hamparan pasir putih dibalut dengan deru ombak yang begitu memanjakan mata. Salah satu gugusan pulau itu bernama Pulau Banyak yang berada di Kabupaten Aceh Singkil.