Sekelompok Orang Tak Dikenal Bubarkan Paksa Diskusi Silaturahmi Kebangsaan di Jakarta
Acara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Sekelompok orang tak dikenal (OTK) membubarkan paksa diskusi 'Silaturahmi Kebangsaan Diaspora bersama Tokoh dan Aktivis Nasional” yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9).
Din Syamsuddin yang menjadi salah satu pembicara menceritakan, acara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
-
Siapa yang tidak banyak berkomentar tentang keputusan KPU untuk meniadakan debat khusus calon wakil presiden? Cawapres Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming Raka tak banyak berkomentar. Ia akan mengikuti keputusan KPU."Ya saya mengikuti keputusan KPU," ujar Gibran disela menghadiri acara ibadah dan perayaan Natal WBI BPD di Pendapi Gede, Balai Kota Solo, Sabtu (2/12).
-
Apa yang menjadi ciri khas orang yang tidak sepintar yang mereka kira? Orang yang tidak sepintar yang mereka kira sering kali akan mengkritik pandangan yang berbeda dan berusaha membuktikan bahwa mereka sangat berpengetahuan dengan membagikan pengalaman luas mereka. Meskipun pengalaman mereka mungkin mengesankan, ketidakmauan untuk mempelajari hal-hal baru mencerminkan kurangnya rasa ingin tahu intelektual.
-
Kapan orang yang membosankan terlihat sulit untuk diajak berbincang? Dalam beberapa kasus, perbincangan orang-orang yang membosankan di mata orang lain akan terasa kurang menarik dan tidak nyaman, bahkan terkadang tampak menyakitkan.
-
Kenapa orangtua sebaiknya tidak langsung menjawab pertanyaan anak yang tidak mereka ketahui? Ini adalah kesempatan bagus untuk mengajarkan kepada mereka bahwa tidak semua pertanyaan memiliki jawaban yang mudah ditemukan.
-
Siapa yang tidak hadir di persidangan kali ini? Namun, di persidangan kali ini Andrew Andika tidak hadir.
-
Siapa yang jarang terlihat di hadapan publik? Sebagai anak dari seorang figur publik, Naomi jarang terlihat di hadapan publik. Vicky sendiri dikenal sebagai sosok yang cukup tertutup mengenai kehidupan pribadinya, termasuk keluarganya.
Adapun, yang dibahas tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan. Hadir diundang sebagai narasumber antara lain Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, Sunarko, selain Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti, Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air.
Namun, acara tak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena kehadiran sekelompok orang yang bertindak anarkis memporak-porandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mic, dan mengancam para peserta yang baru saja hadir.
"Sejak pagi sekelompok massa sudah berorasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel. Tidak terlalu jelas pesan yg mereka sampaikan kecuali mengkritik para narasumber yang diundang dan membela Rezim Presiden Jokowi. Acara baru akan dimulai massa anarkis memasuki ruangan hotel dan mengobrak abrik ruangan," kata Din Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/9).
Din menyayangkan sikap kepolisian yang terlihat diam membiarkan massa pengacau, sehingga pada akhir konsep acara berubah menjadi konferensi pers.
"Para pembicara mengecam tindakan brutal kelompok massa dan menyayangkan aparat keamanan tidak menjaga keamanan dan melindungi para tokoh/warga masyarakat yang berkumpul di ruangan hotel," ujar dia.
- Pernyataan Penutup Dharma Pongrekun di Debat Pilkada Jakarta: Perut Warga Jakarta Harus Kenyang!
- Belasan Polisi Diperiksa terkait Pembubaran Diskusi di Kemang, Salah Satunya Kapolsek Mampang
- Kemarahan Eks Danjen Kopassus Tantang Polisi Bongkar Dalang Kelompok Barbar Bubarkan Diskusi
- Masyarakat Diajak Meriahkan Kirab Bendera Pusaka Besok 10 Agustus
Din Syamsuddin menyebut, peristiwa brutal tersebut merupakan refleksi dari kejahatan demokrasi yang dilakukan rezim penguasa terakhir ini.
Din Syamsuddin berharap Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto nanti agar tidak meneruskan bahkan harus mengoreksi praktek-praktek buruk yang merusak demokrasi dan tatanan kehidupan berbangsa bernegara selama Era Presiden Joko Widodo.