Selain berdakwah, Gus Miftah juga biasa salat berjemaah di kelab malam
Nama KH Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disapa Gus Miftah ramai dibicarakan di media sosial. Hal ini merupakan imbas dari viralnya video Gus Miftah sedang berdakwah di tempat hiburan malam di Bali. Dalam video itu nampak Gus Miftah ceramah di depan puluhan perempuan pemandu lagu.
Nama KH Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa disapa Gus Miftah ramai dibicarakan di media sosial. Hal ini merupakan imbas dari viralnya video Gus Miftah sedang berdakwah di tempat hiburan malam di Bali. Dalam video itu nampak Gus Miftah ceramah di depan puluhan perempuan pemandu lagu.
Gus Miftah mengaku kegiatannya berdakwah di tempat hiburan malam bukanlah hal yang baru. Gus Miftah sudah 14 tahun memilih tempat hiburan malam sebagai ladang dakwah. Berbagai suka duka pernah dialaminya saat berceramah di tempat hiburan malam.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
Pengasuh pondok pesantren Ora Aji yang berada di Dusun Tundan, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman ini pernah berurusan dengan pegawai dan pengunjung yang mabuk, saat dirinya berdakwah di tempat hiburan malam. Respons dari pegawai dan pengunjung yang berada di bawah pengaruh alkohol itupun beragam. Ada yang marah, mengajak berkelahi hingga menangis karena mengingat Allah SWT.
"Acara selawatan di Boshe Bali itu biasa saja sebenarnya. Saya pernah azan dan menggelar salat berjemaah di kelub malam. Pernah ada yang teriak-teriak minta salat dihentikan. Saya pikir orangnya mau marah. Ternyata orang itu meminta salat dihentikan karena dia juga pengen ikut salat berjemaah," ucap Gus Miftah, Rabu (12/9).
Gus Miftah mengungkapkan pernah juga ada tamu yang tahu-tahu marah setelah tahu dirinya menggelar pengajian dan salat berjemaah di tempat hiburan malam. Tak hanya marah, bahkan tamu itu sempat mengamuk dan mengajak Gus Miftah berkelahi.
"Dulu pernah ada tamu. Tahu kita sedang ngaji dan salat, dia ngamuk. Dia marah-marah dan mengajak saya berkelahi. Itu sudah biasa. Pernah juga ada pegawai dan tamu yang sampai menangis usai ikut pengajian saya. Kemudian mendatangi saya dan bilang terima kasih. Lalu minta dibantu menemukan jalan untuk berhijrah," tutur Gus Miftah.
Gus Miftah menambahkan bahwa dia memilih untuk menyampaikan dakwah dengan cara mirip stand up comedy. Cara ini dipilih agar suasana dakwah menyenangkan dan tetap bisa mengena di hati.
"Kalau dengan mereka (pegawai dan tamu tempat hiburan malam), materi dakwah dibuat seperti stand up comedy. Dibikin suasananya menyenangkan. Itu cara kita menyampaikan sebagai upaya minimal kita agar mereka tak kehilangan Tuhan. Bagi saya tinggal bagaimana pendekatannya," urai Gus Miftah.
Gus Miftah menambahkan setelah belasan tahun berdakwah di tempat hiburan malam saat ini justru banyak pengelola yang memintanya memberi pengajian atau berdakwah. Kondisi ini berbeda dengan saat awal Gus Miftah memilih tempat hiburan malam sebagai tempatnya berdakwah.
"Saat ini banyak yang welcome. Beda dengan awal-awal dulu. Saya musti berkomunikasi dengan kiri kanan sebelum diberi izin. Sekarang malah ada yang japri minta mengisi pengajian," ucap Gus Miftah.
Gus Miftah menegaskan jika pilihannya menjadi tempat hiburan malam sebagai tempatnya berdakwah bukanlah karena urusan materi. Menurutnya, semua biaya yang dikeluarkannya murni dari kantongnya sendiri.
"Saya pakai biaya sendiri. Dari transport hingga konsumsi. Bahkan saya kadang membawakan mukena, sajadah dan Alquran untuk saya taruh di sana. Enggak ada donatur, dari saya sendiri," pungkas Gus Miftah.
Baca juga:
Viral ustaz ajak pengunjung diskotek salawat dan takbir bersama
Penjelasan manajemen soal kegiatan salawat dan takbir bersama di dalam diskotek
Ketua Dakwah MUI: Bersalawat tak menutup aurat mengurangi etika dan sopan
Komisi VIII puji Gus Miftah, namun ingatkan tak hanyut gemerlap dunia malam
Gus Miftah disarankan konsultasi dengan MUI soal syariat berselawat di klub malam