Selain Santoso, 1 teroris tewas bernama Mukhtar
Diduga, Basri berhasil lolos dengan dua akhwat lain yang diduga istri Santoso dan Basri.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan satu korban tewas akibat baku tembak antara kelompok mujahidin Majelis Indonesia Timur (MIT) dengan satuan tugas operasi Tinombala di wilayah pegunungan desa Tambarana, selain Santoso dipastikan bukan Basri. Korban tersebut bernama Mukhtar.
"Yang satu lagi itu bukan Basri, diduga namanya Mukhtar dari Palu anak buahnya Santoso," ungkap Jenderal Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (19/7).
Diduga, Basri berhasil lolos dengan dua akhwat lain yang diduga istri Santoso dan Basri. Istri Santoso diketahui bernama Jumiatun Muslimayatun, berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Sedangkan istri Basri diketahui bernama Nurmi Usman yang juga berasal dari Nusa Tenggara Barat.
"Diperkirakan dia yang lari dengan dua orang perempuan lain," tutur dia.
Kepada anggota kelompok Santoso yang masih bersarang di hutan Poso, Jenderal Tito meminta segera turun dan menjalani proses hukum. Hal ini diimbau agar tak terjadi kekacauan yang berkepanjangan.
"Ya saya kira lebih baik, demi kemaslahatan umat dari pada di sana, dari pada membuat repot semua pihak, lebih baik turun baik-baik kemudian bisa melalui mediasi, bisa juga mendatangi anggota yang ada di situ, atau tokoh-tokoh yang ada di situ mereka turun gunung dan mengikuti proses hukum yang berlaku demi kemaslahatan umat yang ada di Poso. Supaya Poso bisa membangun dengan baik, masyarakat tidak takut," tuntasnya.