Sembilan wanita merasakan ngilu saat kakinya dicor
Aksi ekstrem ini dilakukan untuk menolak pembangunan pabrik semen di lahan pertanian di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah.
Sembilan perempuan asal Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, melakukan aksi cor kaki menolak pembangunan pabrik semen di daerahnya masih bertahan di Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta. Rencananya, mereka akan melakukan aksi lanjutan di Istana siang ini untuk menindak lanjuti aspirasi yang disampaikannya pada Selasa (12/4) kemarin.
Saat ini, kaki sembilan perempuan itu masih terbujur dan di penjara kerasnya semen yang mengering di atas kotak kayu berukuran 100 x 30 sentimeter. Aktivitas makan, minum dan istirahat dilakukan dengan dibantu rekan mereka.
Sesekali sembilan perempuan tangguh ini berdiri, hanya untuk merenggangkan dan melemaskan otot-otot kali yang tegang karena semen yang mengeras. Mereka pun tampak lemas dan hanya terlihat tidur di atas sebidang kasur di belakangnya.
Salah satu wanita yang melakukan aksi itu, Rieb Ambarwati (32) mengatakan, merasa ngilu di bagian kakinya karena peredaran darah ke kakinya tidak lancar. Wajar saja, sebab kaki sembilan perempuan ini sudah dibalut semen sejak Selasa (12/4) sekitar pukul 15.00 WIB.
"Ngilu mas, karena sudah dari kemarin sore. Makanya, sesekali harus bangun, karena pegal," kata Rieb di LBH Jakarta, Rabu (13/4).
Menurutnya, aksi ini menunjukkan semangat Kartini-Kartini yang haknya dirampas untuk kepentingan komersil dan mengabaikan kepentingan yang lebih luas yakni rakyat dan tempat pencaharian mereka. Oleh sebab itu, sebelum tanggal 21 April yang merupakan hari Kartini, tekad dan ruh perjuangan wanita akan diturunkan dalam aksi ini.
"Kita dari dulu itu kita rundingan sama ibu-ibu kalau sebelum tanggal 21 April, Kartini kita ke Jakarta. Kita mau ketemu Pak Jokowi untuk lapor soal pabrik itu," tegasnya.
Dia bercerita, ada sekitar 4 kecamatan yang akan dijadikan kawasan penambangan dari PT Indocement Tbk dan PT Sahabat Mulia Sakiti. Adapun 4 kecamatan itu adalah kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakkromo dan Pati, Jawa Tengah.
"Ada 4 kecamatan, ada kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakkromo dan Pati, Jawa Tengah," jelasnya.
Dalam proyek penambangan semen ini, kata Rieb, warga sama sekali tidak pernah dilibatkan meskipun lahan yang akan dijadikan area pabrik itu adalah lahan warga Gunung Kendeng.
"Ibu-ibu ini kan petani semua, kalau bumi itu mau ditambang, jelas petani itu enggak boleh," sesal Rieb.
Untuk diketahui, dalam aksi ini ada sekitar 12 orang yang turut serta. Adapun 9 orang yang kakinya dicor dan 3 lainnya membantu segala aktivitas mereka. Mereka berasal dari Purwodadi, Pati, dan Rembang.
Kesembilan perempuan itu adalah Supini, Surani, Riem Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Karsupi, Murtini dan Surani.
Baca juga:
'Kita rela mengecor kaki karena semen membelenggu Indonesia'
9 Perempuan yang cor kaki tolak pabrik semen kembali ke Istana
Protes pabrik semen, warga Gunung Kendeng mengecor kaki depan Istana
Aksi 9 Kartini Pegunungan Kendeng semen kaki di depan Istana Merdeka
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Kenapa trem di Jakarta dihentikan? Pada 1962, trem benar-benar dipensiunkan di Jakarta. Gerbong-gerbongnya dibiarkan terbengkalai. Demi menghemat anggaran, dan mengalokasikannya untuk bus impor dari Autralia, rel-rel baja dibiarkan dan hanya diuruk menggunakan tanah lalu diaspal. 100 unit awal bus didatangkan pada tahun itu, dan terus ditambah unit-unitnya.