Seorang Ibu dan 3 Anak di Kota Serang Jadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air
Warga kota Serang menjadi korban Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di antara pulau Lancang dan Laki, Sabtu (9/1). Peristiwa tersebut menyisakan duka mendalam bagi para keluarga korban yang menjadi penumpang pesawat tersebut.
Warga kota Serang menjadi korban Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di antara pulau Lancang dan Laki, Sabtu (9/1). Peristiwa tersebut menyisakan duka mendalam bagi para keluarga korban yang menjadi penumpang pesawat tersebut.
Ketua RT 01 RW 13 Taman Lopang, Kota Serang, Wahyudin membenarkan warganya menjadi korban jatuhnya pesawat yang akan menju Pontianak tersebut. Mereka adalah Arneta Fauzi (41), Fao Nuntius Zai usia belum genap 1 tahun (laki-laki), Zurisya Zuar Zai 8 tahun (perempuan) dan Umbu Kristin Zai 2 tahun (perempuan).
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Di mana pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini menabrak lereng gunung Kathmandu, Nepal. Sebanyak 113 orang tewas akibat tragedi ini. Dari total penumpang tersebut, 11 penumpang di antaranya berasal dari Amerika Serikat, 17 lainnya dari Jepang, 23 orang dari Nepal, dan 14 orang dari Eropa.
"Iya betul, tapi keluarga tersebut baru sekitar tiga bulan tinggal di sini. Mereka itu asalnya dari Sulawesi Selatan istrinya, kalau suaminya dari Nias," kata Wahyudi kepada wartawan, Senin (11/1).
Wahyudin mengungkapkan, almarhumah tinggal bersama adiknya dan tiga anaknya yang masih kecil-kecil. "Yang jadi korban ibu Arneta dan tiga orang anaknya. Berangkat ke sana itu untuk menemui suaminya dan ada pekerjaan juga," ungkapnya.
Wahyudin mengatakan, kegiatan Arneta sehari-hari sebagai ibu rumah tangga (IRT). "Iya (IRT), anaknya itu yang paling besar sekitar tiga tahunan, dan yang kecil itu sekitar dua bulanan. Saat ini yang di rumah dia (Arneta) ada adik dan pembantunya saja," ujarnya.
Selama dua bulan tinggal di lingkungan tersebut, warga tidak mengenal suami Arneta, karena bekerja di Pontianak.
"Belum pernah ke sini juga karena suaminya bekerja di Kalimantan, Pontianak. Dan kebetulan baru pindah dua bulanan di lingkungan sini, sebelumnya di blok C, dan beda kelurahan saja," tutur Wahyudin.
Baca juga:
Asa Ibunda Dinda Amelia, Penumpang Sriwijaya Air Jatuh: 'Adek Pulang ya Nak, Sayang'
9 Keluarga Korban Sriwijaya Air Diberangkatkan dari Pontianak ke Jakarta
Pimpinan DPR Minta Masyarakat Tak Sebar Hoaks Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air
Duka Yusri, 5 Anggota Keluarga Besarnya Ikut dalam Penerbangan Sriwijaya Air SJ-182
Sampai 12.30 WIB, Sudah 19 Kantong Jenazah Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air