Seorang ibu paksa 4 anaknya ngemis, sehari harus dapat Rp 100 ribu
Suami sakit sehingga tak ada kepala keluarga yang mencari nafkah.
Seorang warga Jalan Nelayan, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, berinisial EO dilaporkan ke Mapolresta Pekanbaru. EO dilaporkan karena diduga memaksa 4 orang anak kandungnya untuk mengemis.
Ketua LPA Riau, Esther Yuliani saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya melaporkan EO ke Mapolresta Pekanbaru. "Ini masih membuat laporan ke PPA Polresta," katanya, Jumat (1/4).
Menurut Esther, dugaan eksploitasi ini dilakukan EO terhadap anaknya berinisial CRB, NAB, FAF, dan IB. Karena semua anaknya masih di bawah umur, perempuan 36 tahun itu akan ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau.
"Tiga anak masih sekolah, yang pertama berusia 16 tahun. Sementara anak kedua dan ketiga di sekolah dasar serta anak paling kecil belum sekolah," kata Esther.
Menurut Esther, hal ini dilakukan EO selaku ibu kandung 4 anak itu tanpa ada campur tangan dari suaminya karena dalam kondisi sakit.
"Suami dari EO ini sakit dan tidak tahu apa yang diperbuat sama istrinya. Jadi, dugaan eksploitasi ini dilakukan oleh EO," jelas Esther.
Dikatakan Esther, EO menyuruh anak untuk mengemis di sejumlah titik di Kota Pekanbaru. Dia menargetkan anaknya untuk membawa uang Rp 100 ribu per hari.
"Jadi ada targetnya, Rp 100 ribu per hari setiap anak. Kalau tidak sampai, EO diduga melakukan kekerasan terhadap anaknya," ucap Esther.
Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono dikonfirmasi membenarkan adanya laporan ini. Pihaknya juga melakukan penyelidikan terkait dugaan kekerasan dan pemaksaan mengemis itu.
"Kita ambil keterangan korban didampingi LPA," sebut Putut.
Menurut Putut, pihaknya masih mendalami dan mencari motif EO sehingga memaksa mempekerjakan anak sebagai pengemis.
"Ada juga anak yang bekerja dengan niat tulus membantu ekonomi orangtuanya dan ada juga yang dipaksa. Kita harus tahu alasannya," pungkas Putut.
Baca juga:
Ungkap eksploitasi anak, polisi Bekasi bakal razia pengemis di jalan
Banyak eksploitasi anak, Khofifah harap tiap daerah punya save house
Polres Jaktim bekuk tiga tersangka eksploitasi anak
Begini cerita anak korban eksploitasi dibina di sosial Bambu Apus
-
Apa yang dilakukan anak muda saat ngabuburit di pinggir rel kereta di Purwakarta? Mereka sekedar berfoto, membuat video dan mengabadikan kereta api yang melintas.
-
Apa saja gejala mabuk perjalanan pada anak? Gejala-gejala tersebut antara lain: Mual Muntah Pusing Sakit kepala Lemas Kebingungan Kelelahan
-
Apa yang unik dari cara anak-anak ini berjalan? Para peneliti dari Universitas Liverpool melakukan penelitian pada anak-anak ini dan mengungkapkan bahwa kerangka tubuh mereka lebih mirip dengan kera daripada manusia.
-
Siapa saja anak-anak yang berjalan merangkak itu? Keluarga Olas ini terdiri dari 18 anak, dengan enam di antaranya lahir dengan ciri yang belum pernah ditemukan pada manusia modern dewasa. Tragisnya, salah satu dari keenam anak tersebut telah meninggal dunia, namun sisanya tetap menjadi misteri yang menarik bagi para peneliti.
-
Kenapa anak-anak ini berjalan merangkak? Para peneliti berpendapat bahwa pola berjalan yang unik ini mungkin berkembang karena adanya keterbatasan kesempatan untuk berdiri dengan dua kaki setelah usia sembilan bulan.
-
Kenapa anak-anak sering mengalami mabuk perjalanan? Mabuk perjalanan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara sistem vestibular (sistem keseimbangan) dan sistem penglihatan.