Seorang Pesilat di Jatim Terima Tantangan Duel, Ternyata Dikeroyok hingga Meninggal
Kasus kekerasan diduga melibatkan dua perguruan silat kembali terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur.
Seorang Pesilat di Jatim Terima Tantangan Duel, Ternyata Dikeroyok hingga Meninggal
Kasus kekerasan diduga melibatkan dua perguruan silat kembali terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur. AYP, pemuda 20 tahun asal Desa Sukomaju, Kecamatan Srono, tewas karena diduga dikeroyok oleh pesilat dari sebuah perguruan.
- Buka Kejuaraan Karate 2024, Kepala BPIP Ingatkan Tak Cuma Soal Kalah Menang Tapi Kejujuran dan Sportif
- Mengintip Pelayanan dan Fasilitas Peparnas yang Dipuji Para Atlet dan Bikin Puas
- Kerennya Perguruan Silat Tadjimalela dari Bandung, Eksis Sejak 1974 dan Kini Mendunia
- Petani Jeruk jadi Tersangka Usai Duel sampai Tewas dengan Tetangga yang Tepergok Maling
AYP diketahui merupakan pesilat anggota Pagar Nusa, perguruan silat yang terafiliasi dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU).
"Korban memang anggota kami dan kami sedang berduka mendalam atas insiden ini," ujar Rizki Alfian Restiawan, humas Pagar Nusa saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (22/4).
Dari hasil investigasi internal yang dilakukan Pagar Nusa terhadap para anggotanya, kasus ini diduga bermula dari tantangan duel head to head atau satu lawan satu. Korban AYP ditantang untuk bertarung oleh seorang pesilat dari sebuah perguruan silat yang cukup besar di Banyuwangi.
Korban ditantang untuk duel di sebuah daerah yang ada di Kecamatan Tegaldlimo. Korban mengiyakan tantangan itu dengan ditemani oleh dua rekannya.
Namun saat tiba di lokasi yang dimaksud, ternyata sang lawan membawa rekan-rekannya dalam jumlah yang lebih besar.
"Jadi awalnya ditantang duel ternyata pengeroyokan," papar Rizki.
Dua rekan korban berhasil selamat. Namun korban tewas dengan kondisi penuh luka penganiayaan di sekujur tubuh.
Diakui Rizki, kasus ini berpotensi menimbulkan gesekan antar-perguruan silat. Karena itu, Pagar Nusa Banyuwangi bergerak cepat dengan berupaya meredam potensi reaksi dari anggotanya.
"Memang ini kasus pribadi, tetapi tak bisa dipungkiri, identitas perguruan silat akan selalu melekat," tutur Rizki.
Terlebih, ini bukan insiden pertama yang melibatkan anggota Pagar Nusa dengan perguruan silat tersebut.
"Dulu pernah sekitar setahun yang lalu saat pulang pengajian sholawatan, anggota kami pernah dilempari batu. Tetapi saat itu tidak berkepanjangan karena berhasil diredam," papar Rizki.
Pihak Pagar Nusa Banyuwangi menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada polisi.
"Kami menghormati proses hukum dan berharap semua pelaku bisa segera ditangkap dan diproses hukum sesuai ketentuan," tegas Rizki.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Srono, AKP Hendri saat dikonfirmasi menyebut, penanganan kasus ini telah diambil alih oleh Polresta Banyuwangi.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega hingga berita ini ditulis, tidak memberikan konfirmasi.
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi, I Made Cahyana Negara yang juga Ketua DPRD Banyuwangi, juga belum memberikan tanggapan terkait kasus yang diduga melibatkan dua perguruan silat anggotanya itu.