Seorang santri hilang, keluarga khawatir masuk Gafatar
Wisnu julianto (15), sejak tanggal 11 Desember 2015 lalu.
Wisnu julianto (15), seorang santri sekaligus siswa kelas tiga Madrasah Tsanawiyah Yayasan Alhikmah yang berlokasi di Munjul Jaya, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dinyatakan hilang dari Pondok Pesantren tempatnya menuntut ilmu sejak tanggal 11 Desember 2015 lalu.
Wisnu anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Halip Supriyanto (39) dan Yanti Yulianti (33), warga Pangupukan RT 04/1, Munjul jaya, Purwakarta.
"Awal mula saya mendengar Wisnu hilang saya mendapat kabar dari wali kelasnya, Wisnu katanya tidak ada di sekolah dan pondok," kata Yanti saat mendatangi kantor Satpol PP Purwakarta untuk meminta bantuan, Selasa (19/1).
Menurut Yanti, dia telah berusaha sekuat tenaga untuk mencari anaknya dengan mendatangi rumah teman-teman dekatnya. Yanti juga mengaku sudah melaporkan kasus hilangnya Wisnu mulai dari tinggkat RT, kelurahan hingga ke pihak Kepolisian.
"Bapaknya sekarang sampai sakit, karena mikirin Wisnu dan kecapean mencari Wisnu tiap hari," ujar Yanti, sambil berurai air mata.
Yanti juga telah mendatangi pihak pesantren, untuk mempertanyakan awal kejadian yang menimpa anaknya. Namun dia justru mendapat jawaban yang tidak mengenakkan. "Waktu saya datang ke pesantren malah bilang, jika anak saya katanya sebelumnya hilang saat akan menjalani hukuman akibat mengambil uang sedekah masjid di daerah rawa. Padahal anak saya bukan anak bandel karena anak saya anak baik baik," lanjut Yanti.
Yanti juga mendapat kabar, jika sebelum hilang anaknya tengah menjalani hukuman, lantaran keluar dari pesantren untuk mencari alat untuk membuat tugas keterampilan di sekolahnya. Atas hilangnya Wisnu, kini keluarga mengaku sangat khawatir jika anaknya dibawa oleh pihak yang tidak bertanggung jawab atau diajak untuk bergabung dengan salah satu kelompok yang mengarah pada paham radikalisme.
"Saya takut, apalagi banyak berita di Tv sekarang banyak orang hilang seperti masuk Gafatar," imbuh Yanti.
Sambil berlinang air mata, dia menggambarkan jika anaknya adalah sosok yang membanggakan orang tua, karena sebelum hilang Wisnu menjadi juara dalam lomba dakwah. "Emang cita-citanya ingin menjadi Ustaz dan penceramah," jelas Yanti.
Sementara setelah mendapat laporan atas adanya anak yang hilang, pihak Satuan Pamong Praja Kabupaten Purwakarta menyatakan akan menindaklanjuti kasus tersebut termasuk berkoordinasi dengan pihak yang bersangkutan.
"sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pelayan masyarakat, kita akan melakukan upaya membantu keluarga semaksimal mungkin. Kita menyebarkan anggota dan menyebarkan pengumuman. Selain itu kami juga mengimbau kepada masyarakat agar membantu melaporkan kepada pihak Satpo PP atau kepolisian. Tak terkecuali berkoordinasi dengan kelurahan serta pihak pesantren," Kata Sekdis Satpol PP Purwakart, Dedi Irianto.