Sepanjang 2017, 164 bencana terjadi di Sumsel, terbanyak kebakaran
Sepanjang 2017, 164 bencana terjadi di wilayah Sumatera Selatan. Musibah kebakaran menjadi kejadian terbanyak di tahun itu dengan total 91 kasus.
Sepanjang 2017, 164 bencana terjadi di wilayah Sumatera Selatan. Musibah kebakaran menjadi kejadian terbanyak di tahun itu dengan total 91 kasus.
Selain kebakaran, bencana lain yang melanda Bumi Sriwijaya di antaranya; banjir sebanyak 22 kali, angin puting beliung (25 kali), banjir bandang (3 kali), tanah longsor (18 kali), kecelakaan perahu motor (4 kali), dan gempa bumi (1 kali). Bencana tersebut terjadi di 17 kabupaten/kota, meliputi 168 kecamatan dan 234 desa/kelurahan.
-
Kenapa Keraton Kaibon dibangun? Salah satu alasan keraton ini dibangun, karena Sultan Muhyiddin pada saat itu wafat dan mempersiapkan sang putra yang baru berumur 5 tahun untuk meneruskan kepemimpinannya.
-
Kenapa Amphitheater Sukabumi dibangun? Agar bisa menikmati keindahan itu secara utuh, Amphitheater Ciletuh saat ini tengah dibangun.
-
Kapan Keraton Surosowan dibangun? Keraton ini pertama kali dibangun sekitar tahun 1526 pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, pendiri dari Kesultanan Banten.
-
Kapan Museum Balaputera Dewa diresmikan? Awal mula pembangunan museum ini dimulai pada tahun 1978 dan diresmikan pada 5 November 1984.
-
Kapan Alam Ara dirilis? Dirilis pada 14 Maret 1931, film ini tidak hanya merevolusi sinema India tetapi juga menandai babak baru dalam sejarah budaya populer.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
Akibat bencana itu mengakibatkan 921 rumah terendam, 249 rumah terbakar, rumah roboh (13 unit), rumah hanyut (14 unit), rumah rusak berat (258 unit), sekolah terendam (10), sekolah rusak (4), jembatan putus (7), jalan terendam (547 meter), jalan putus (468 meter), serta sawah dan lahan pertanian terendam (1.200 hektare).
Dari total bencana itu, membuat 5.206 kepala keluarga atau 8719 jiwa menjadi korban. Dengan rincian, luka bakar (5 orang), korban luka (24 orang), luka berat (18 orang), korban hilang (3 orang), korban mengungsi (42 kepala keluarga), dan korban tewas (19 orang).
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah mengungkapkan, jumlah bencana di Sumsel tahun 2017 cenderung menurun dibanding 2016. Tahun lalu, tercatat 195 bencana di Sumsel dengan total korban tewas 12 jiwa.
"Untuk tahun 2017 jumlah bencana di Sumsel terdata cukup banyak, total 164 kali, terbanyak kebakaran. Untuk total korban meninggal 19 orang," ungkap Iriansyah, Rabu (3/1).
Selain kebakaran, bencana lain yang turut menyumbang terbanyak yakni banjir, longsor, dan puting beliung. Sebab, wilayah Sumsel berada di dataran tinggi dan rendah.
Semisal, tanah longsor terjadi di sekitar Bukit Barisan, seperti di Lahat, Pagaralam, OKUS, Empat Lawang, dan Muara Enim. Sedangkan banjir di Palembang, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Musi Banyuasin.
"Ada beberapa daerah yang menjadi langganan banjir dan tanah longsor karena sangat rawan. Daerah itu menjadi prioritas pemantauan," katanya.
Baca juga:
Warga tetap nekat masuki zona merah Gunung Sinabung
Gunung Agung kembali meletus disertai hujan abu
Rapat bareng PVMBG, Menteri Jonan minta penjelasan soal kondisi Gunung Agung
Gunung Agung semburkan abu setinggi 1.500 meter
Banjir surut, Jalur Sumbar-Riau sudah kembali bisa dilalui