Setengah abad berlalu, kemunculan atribut PKI masih saja bikin heboh
Simbol-simbol komunis di Indonesia masih diharamkan muncul di muka umum.
Meski UUD 1945 menjamin kebebasan berpikir dan berpendapat, tetap saja masih banyak kalangan yang alergi dengan ideologi komunis. Tidak hanya alergi, mereka bahkan membenci.
Jika sudah membenci dengan komunis, hampir pasti mereka juga membenci Partai Komunis Indonesia (PKI) yang diberangus Soeharto pada 1965 atau setengah abad lalu. TAP MPRS XXV/1966 tentang pelarangan ideologi komunisme buatan Soeharto jugalah yang selalu dipakai aparat untuk memberangus simbol-simbol kiri hingga kini.
Menurut Wijaya Herlambang, penulis buku 'Kekerasan Budaya Pasca 1965', kebencian terhadap PKI yang masih bertahan sampai setengah abad ini karena rezim Orde Baru telah memanipulasi alam pikiran dan psikologi masyarakat Indonesia lewat produk budaya selama 32 tahun memerintah.
Produk budaya itu misalnya lewat film Pengkhianatan G30S PKI yang melibatkan ABRI, dan sejumlah karya sastra yang diproduksi oleh para sastrawan yang juga agen-agen neoliberal binaan AS, negara nomor satu penentang ideologi komunis.
Berikut cerita-cerita kemunculan atribut PKI atau sejenisnya, seperti palu arit, yang bikin heboh masyarakat:
-
Siapa yang memimpin sidang PPKI? Sidang bersejarah itu dipimpin oleh Soekarno.
-
Apa tugas dari Biro Chusus PKI? Tugas Biro Chusus adalah menyusup ke kalangan militer. Mereka merekrut pendukung PKI dalam tubuh angkatan bersenjata.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Bagaimana Suparna Sastra Diredja tergabung dalam PKI? Pergerakannya yang masif bersama rakyat membuatnya banyak terlibat di Partai Komunis Indonesia terutama setelah pemilihan 1955. Di sana ia menjadi anggota dewan yang mengurusi konstitusi baru pengganti undang-undang dasar semetara.
-
Mengapa Brigjen Suryo Sumpeno berani menghardik kapten PKI yang ingin menangkapnya? "Kapten kamu tahu apa soal Dewan Revolusi? Saya lebih tahu soal Dewan Revolusi," kata Brigjen Suryo.
Malam 17 Agustus, bendera PKI berkibar di Apartemen Kalibata
Menjelang Hari Kemerdekaan RI ke 68, bendera Partai Komunis Indonesia (PKI) berkibar di kawasan Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan. Polisi sudah menangkap satu orang tersangka pengibar bendera yang bergambar palu arit itu bernama Gilang Gustya Pratama (25).
"Hari Jumat (16/8), sekitar pukul 23.00 WIB, kami mengamankan satu orang tersangka yang mengibarkan bendera tersebut," ujar Kapolsek Pasar Minggu Kompol Adry Desas Furyanto di Jakarta, Sabtu (17/8).
Adry mengatakan, dari tersangka yang beralamat alamat Jalan Boyolali nomor 1, Lengkong, Gudang Timur, RT 003/004, Serpong ini, polisi mengamankan barang bukti bendera PKI dari tempat kejadian perkara.
"Kami menyita barang bukti bendara PKI dari tersangka," jelas dia.
Seperti diketahui, tak jauh dari Apartemen Kalibata, tepatnya Taman Makam Pahlawan berlangsung malam renungan suci yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Gara-gara kaos palu arit, Puteri Indonesia dipolisikan FPI
Putri Indonesia 2015 Anindya Kusuma Putri kini sedang menjadi bulan-bulanan. Hal ini setelah dara cantik ini mengunggah fotonya yang mengenakan kaos merah berlambang palu dan arit di akun instagramnya.
Banyak pengguna sosial media mengkritik tindakan puteri Indonesia karena lambang palu arit identik dengan logo komunis, ajaran yang dilarang di Indonesia.
Anindya pun menggelar jumpa pers yang disiarkan live sejumlah televisi. Dia membeberkan kenapa mengenakan kaos 'palu arit' itu.
"Saya diberi kaos itu oleh delegasi Vietnam," kata Anindya saat jumpa pers, Selasa (24/2) lalu.
Menurut Anindya dia mengenal sahabat dari Vietnam itu lewat pertukaran pelajar. Sesuatu hal yang biasa jika peserta pertukaran pelajar yang berbeda negara saling memberi hadiah berupa souvenir khas negara masing-masing.
Anindya pun mengaku suka memberikan bingkisan berupa batik dan kaos bergambar garuda bagi sahabat-sahabatnya di luar negeri.
Puteri Indonesia asal Jawa Tengah ini juga mengaku tak berniat mendukung paham-paham tertentu lewat kaos yang dia kenakan tersebut. Dia merasa harus saling toleransi dengan aneka paham yang ada di dunia. Yang jelas tetap harus menunjukkan jati diri sebagai Bangsa Indonesia.
"Itu tak mempertunjukkan paham apa pun. Saya sering berkomunikasi identitas mereka. Tapi saya tetap bangsa indonesia," tegasnya.
Meski banyak yang mempersoalkan, namun ada juga yang tidak puas dengan pernyataan Anindya. Bahkan kemarin Anindya dilaporkan ke polisi terkait kaos yang dia kenakan itu.
Front Pembela Islam (FPI) Solo Raya ditemani dengan beberapa pengurus Pemuda Pancasila (PP) Boyolali mendatangi Mapolda Jateng Jumat (27:2) kemarin untuk melaporkan Anindya Kusuma Puteri. Puteri Indonesia itu dituding telah mempengaruhi dan melakukan penyebaran paham komunis lewat kaos merah yang dia kenakan.
TNI amankan kaos bergambar palu arit di Magelang
Sebuah kaos warna kuning berlogo palu arit yang merupakan logo Partai Komunis Indonesia (PKI) secara tidak sengaja ditemukan oleh anggota TNI di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kaos berukuran medium itu tergantung di etalase Toko Sang Surya Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
"Kaos merek Pinly E tersebut berukuran M warna kuning. Hanya satu potong tergantung di etalase dengan logo palu arit warna merah di toko kami," ungkap Darwis (64) sang penjaga toko kepada merdeka.com Jumat (7/8).
Darwis, penjaga yang tinggal di Dusun Kendal Growong, Muntilan ini menyatakan kaos itu dibeli oleh dua anggota TNI seharga Rp 25 ribu.
"Dibeli dua anggota TNI seharga Rp 25 ribu. Katanya untuk diamankan karena bergambar palu arit," ungkapnya.
Selain gambar logo palu arit, pada bagian depan kaos yang berada di toko Sang Surya milik H. Saiful (65) warga Kalasan, Yogyakarta itu bertuliskan; EXODUS BALL OFF PAVEL NICOLAS BALL OFF APR 25. 1960-FEB 02, 2002.
Kaos secara tidak sengaja ditemukan oleh dua anggota intel TNI yaitu Dansub 2 Unit Intel 0705/Magelang Pelda M Hufron dan anggota Unit Intel Kodim 0705/Magelang Serka Sukirman. Keduanya menemukan kaos tersebut saat melakukan operasi di sekitar wilayah Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Rabu (5/8) sekitar pukul 12.20 WIB.
Saat ini, sepotong kaos yang menurut pengakuan sang pemilik toko, H didapatnya dari toko grosir Kawasan Tanah Abang di Jakarta ini telah di bawa dan diamankan ke Kodim 0705/Magelang sebagai barang bukti.
Karnaval HUT RI di Pamekasan, peserta kedapatan bawa atribut PKI
Warga Pamekasan, Jawa Timur, melakukan kirab budaya perayaan untuk memeriahkan HUT ke-70 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus lusa. Karnaval dimulai pukul 07.30 WIB dengan rute dari depan Kantor Wakil Bupati di Jalan Jokotole Pamekasan menuju depan SMA Negeri 2 di Jalan Jokotole, atau sekitar 2 kilometer.
Setelah acara berjalan beberapa saat, kegiatan tersebut mendadak jadi heboh karena banyak peserta ada membawa atribut Partai Komunis Indonesia (PKI). Melihat ulah peserta, personel Kodim 0826 Pamekasan langsung mengambil tindakan.
Menurut Komandan Kodim Pamekasan, Madura, Letkol Arm Mawardi, atribut itu langsung dibakar karena negara sudah menyatakan PKI sebagai kelompok organisasi terlarang, dan tidak boleh ada di Indonesia.
"Kami merasa kecolongan, karena saat karnaval tadi banyak bertebaran gambar lambang PKI. Ini sangat memprihatinkan," kata Mawardi dalam dikutip Antara, Sabtu (15/8).
Buntut dari temuan itu, dia memerintahkan jajaran intel untuk mendalami maksud dan tujuan pemasangan simbol dan gambar PKI pada karnaval 17 Agustus di Pamekasan itu. Dandim juga memerintahkan agar kepala satuan untuk memanggil kepala sekolah dan panitia pelaksana kegiatan karnaval 17 Agustus itu, guna meminta keterangan terkait maraknya atribut PKI dalam kegiatan karnaval.
"Kami meminta agar Danramil di semua jajaran serta staf intel mendalami hal itu," kata Dandim.
Maraknya atribut PKI pada kegiatan karnaval dalam rangka menyambut HUT Ke-70 Kemerdekaan RI yang digelar Pemkab Pamekasan ini juga diprotes berbagai kalangan, termasuk DPRD Pamekasan. Anggota DPRD dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Maskur Rasid menyatakan, tidak seharusnya lambang PKI ada di kegiatan yang digelar untuk memperingati kemerdekaan bangsa ini. Sebab organisasi itu terbukti berupaya memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menampilkan simbol dan lambang serta tokoh PKI pada kegiatan HUT Kemerdekaan RI, menurutnya, sama dengan mengampanyekan, keberadaan dan peran PKI.
"Ini tentu tidak boleh dibiarkan, karena kita tahu bersama seperti apa bahaya laten PKI di masa lalu," katanya.