Setnov Prihatin Vonis Korupsi e-KTP Sang Keponakan Lebih Berat
Novanto sekaligus terpidana kasus yang sama dengan Irvanto menyayangkan vonis untuk sang keponakan justru lebih berat ketimbang terpidana lainnya, Andi Agustinus alias Andi Narogong. Padahal, menurut Novanto, tindakan Irvanto atas perintah Andi.
Mantan Ketua DPR Setya Novanto mengaku prihatin atas eksekusi terhadap terpidana korupsi proyek e-KTP, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo ke Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Dia menilai vonis 10 tahun penjara terhadap Irvanto terlalu berat lantaran karena hanya berperan sebagai kurir uang.
Selain itu, Novanto sekaligus terpidana kasus yang sama dengan Irvanto menyayangkan vonis untuk sang keponakan justru lebih berat ketimbang terpidana lainnya, Andi Agustinus alias Andi Narogong. Padahal, menurut Novanto, tindakan Irvanto atas perintah Andi.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Siapa yang disebut oleh Agus Rahardjo sebagai orang yang meminta kasus korupsi e-KTP dengan terpidana Setya Novanto dihentikan? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Mengapa Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Menurut Ganjar, dengan KTP Sakti nantinya masyarakat dapat mengakses berbagai bantuan pemerintah, hanya dengan kartu Identitas saja."Jaminan-jaminan selama ini ada dengan berbagai identitas satu per satu, sekarang bisa kita satukan dalam satu KTP dan kita sebut satu KTP Sakti,” ujar Ganjar usai silahturahmi Caleg dan Partai pengusung di Perum Graha Puspa Karangpawitan, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12).
"Ya kasihan, berat ya karena dia sebagai pengantar saya sangat prihatin sekali apa yang sudah diputuskan. Tapi kita tetap menghormati apapun putusannya. Ya beratnya luar biasa ya, masih muda saya tahu betul gimana dia digunakan oleh Andi Narogong, terus dapat hukuman yang lebih berat daripada Andi Narogong. Tentu kasian," katanya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Selasa (18/12).
Selain Irvanto, KPK juga mengeksekusi pengusaha Made Oka Massagung ke Lapas Klas I Tangerang. Made Oka juga terbukti melakukan tindak pidana korupsi e-KTP.
Berdasarkan putusan Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, keduanya terbukti memperkaya orang lain, salah satunya Setya Novanto. Menurut hakim, keduanya memperkaya mantan Ketua DPR RI itu sebesar USD 7,3 juta.
Hakim pun menjatuhkan hukuman terhadap kedua terdakwa e-KTP itu 10 tahun penjara denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yakni vonis 12 tahun, denda Rp 1 miliar subsider 6 bulan kurungan.
Hakim menjerat keduanya dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo P1asal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Baca juga:
Keponakan Setya Novanto Dieksekusi KPK ke Lapas Sukamiskin
Karut Marut e-KTP, Ketua DPR Sebut Komisi II Nyaring Suarakan Pansus
Terdakwa Korupsi e-KTP, Irvanto dan Made Oka Masaagung Divonis 10 Tahun Penjara
Kasus e-KTP, Keponakan Setnov dan Made Oka divonis 10 Tahun Penjara
KPK Ungkap Sedang Lakukan Penyelidikan Baru Korupsi E-KTP
Sidang Korupsi e-KTP, Irvanto dan Made Oka Bacakan Nota Pembelaan