Setop Sebar Berita Hoaks, Penuhi Media Sosial dengan Konten Menyejukkan
Gesekan antar-masyarakat di dunia nyata bisa terjadi akibat provokasi kebencian di dunia maya. Kerukunan dapat berubah menjadi konflik karena penyebaran ujaran kebencian (hate speech) dan berita bohong (hoaks) yang kian masif.
Gesekan antar-masyarakat di dunia nyata bisa terjadi akibat provokasi kebencian di dunia maya. Kerukunan dapat berubah menjadi konflik karena penyebaran ujaran kebencian (hate speech) dan berita bohong (hoaks) yang kian masif.
Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho meminta kepada masyarakat untuk sama-sama membersihkan medsos dari ujaran kebencian. Apalagi di tahun 2019 akan digelar Pemilihan Presiden (Pilpres).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
"Sekarang ini kita dihantui dengan maraknya penyebaran hoaks yang menghancurkan, kemudian membuat permusuhan. Lebih baik kita sebarkan konten tentang cinta dan damai di medsos agar negeri kita menjadi sejuk dan tentram," ujar Septiaji dalam keterangannya, Selasa (15/1).
Agar medsos terbebas dari ujaran kebencian dan hoaks, Septiaji meminta kepada masyarakat untuk duduk bersama menyepakati bahwa dalam konteks pertarungan demokrasi itu orang dipersilakan untuk berdebat, berargumen, berkompetisi.
"Jadi di tahun 2019 ini seharusnya menjadi titik tolak kita bersama untuk dapat bersama-sama melanjutkan hidup kita di Bumi Pertiwi tanpa menggunakan kebencian, kebohongan, hasut, fitnah di medsos," katanya.
Dia juga meminta kepada masyarakat untuk bisa menahan diri agar tidak mudah terprovokasi terhadap hasutan baik di medsos ataupun dunia nyata. Masyarakat ketika menerima informasi ataupun hendak menulis dan menyebarkan ulang harus melakukan kroscek.
Apalagi, menurutnya, masyarakat Indonesia memiliki keberagaman. Dan ketika melihat konteks politik, maka sejatinya politik yang ada di Indonesia mewakili keberagaman tersebut.
"Masyarakat dipersilakan untuk mendukung calon. Tetapi tidak boleh menggunakan hoaks dan ujaran kebencian apalagi menyebarkannya melalui medsos," tandasnya.
Baca juga:
BPWS Bakal Polisikan Akun FB Siti Aisyah Soal Hoaks Tarif Tol Suramadu Rp 600 Ribu
Tangkal Hoaks, Polri Desak Pemerintah Buat Regulasi Gandeng Bos Platform Medsos
Partai Besar Dinilai Kehilangan Gagasan
Tangkal Hoaks, PSI Lakukan Blusukan ke Pasar
Tangkal Hoaks, KIP Aceh Rekrut 1.265 Relawan Demokrasi
2 Makam Di Gorontalo Dipindah Bukan Karena Politik Tapi Masalah Keluarga