Siksa Bayi Berusia 8 Hari, Ibu Muda di Samarinda Diduga Idap Sindrom Baby Blues
Unit Reserse Kriminal Polsekta Samarinda Kota yang menangani kasus ini telah memeriksakan sang bayi ke rumah sakit. Penyidik masih menunggu hasil visum untuk memastikan tindak kekerasan yang dialami bayi tersebut.
Kasus penyiksaan bayi yang baru berusia 8 hari di Kota Samarinda, Kalimantan Timur kini masuk tahap penyelidikan kepolisian. Kepolisian mengarahkan ibu kandung bayi yang berinisial E-F menjalani pemeriksaan ke psikolog.
Unit Reserse Kriminal Polsekta Samarinda Kota yang menangani kasus ini telah memeriksakan sang bayi ke rumah sakit. Penyidik masih menunggu hasil visum untuk memastikan tindak kekerasan yang dialami bayi tersebut.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa saja tanda cacingan yang dialami oleh anak? Anak kecil yang terkena cacingan biasanya cenderung mengalami diare atau sembelit yang berkepanjangan. Adapun diare tersebut disertai dengan lendir ataupun darah. Selain itu, anak juga akan mengeluhkan perut kembung dan rasa nyeri pada perut.
-
Apa yang ditemukan pada kerangka bayi tersebut? Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
-
Dimana kerangka anak itu ditemukan? Kerangka anak dan cincin perak yang diduga digunakan untuk bayi berusia 7.600 tahun ditemukan selama penggalian di Gundukan Domuztepe, Turki.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ibunya, pengakuan awal dia spontan saja. Terkait sindrom Baby Blues, sekarang masih dilakukan pendampingan," kata Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Kota Iptu Abdillah Dalimunthe, Kamis (11/6).
Karena kemungkinan mengarah ke sindrom itu, kepolisian belum bisa memastikan kasus ini bisa dilanjutkan ke ranah pidana. Sebab ini menyangkut kondisi kejiwaan pelaku.
"Untuk kelanjutan kasus ini, kita akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait," tambahnya.
Sementara itu pemeriksaan psikologis E-F sedang berjalan. Psikolog Ayunda Ramadhani masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.
Dugaan awal, sebutnya, sang ibu mengalami sindrom baby blues. Sindrom ini menyangkut tingkat emosi seorang perempuan yang baru saja memiliki anak pertama.
"Untuk pemeriksaan ini masih berjalan jadi saya belum bisa sampaikan. Jadi diduga arahnya ke sana, Baby Blues," kata Ayunda.
Dia memaparkan, istilah baby blues merupakan ketidakstabilan emosi yang dialami seorang ibu pasca persalinan. Setelah melahirkan, sekitar 70-80 persen ibu baru akan mengalami perasaan tak enak dan perubahan suasana hati.
Gejala baby blues pada seorang ibu, tambahnya, meliputi kelelahan, kesulitan tidur, mudah marah, hingga sulit berkonsentrasi.
"Kondisi ini biasanya berlangsung dua pekan setelah melahirkan," sambungnya.
Sindrom ini, paparnya, ditandai dengan beberapa gejala seperti sedih atau menangis tanpa alasan, tidak sabar, mudah marah, merasa gelisah, kelelahan, perubahan suasana hati, hingga insomnia.
Penyebabnya belum diketahui pasti, namun berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan kembali setelah bayi lahir.
Ayunda menampik adanya dugaan perilaku psikopat karena pemeriksaannya masih terlalu dini. Lagipula usia E-F tergolong masih muda.
"Karena usianya masih muda, faktornya adalah karena bisa jadi kelelahan emosional dan kelelahan fisik yang memang sangat rentan sekali dan ketika ada pemicunya bisa jadi dia marah," paparnya.
Ayunda mengingatkan kondisi E-F belum stabil. Dia meminta agar pihak keluarga maupun orang terdekat, untuk tidak menghakimi dan memberikan pernyataan yang justru memperburuk kondisi pelaku.
"Masyarakat juga saya harap tidak memberikan judgement dan tidak memberikan statement negatif yang sebenarnya bisa memperburuk kondisi si Ibu," ungkapnya.
Untuk sementara, bayi tersebut harus dipisahkan dari ibunya. Cara ini dianggap paling tepat untuk perawatan sang bayi sekaligus pemeriksaan ibu kandungnya.
Pada Rabu (10/6) lalu, dua buah video beredar luas yang menunjukkan kekerasan terhadap seorang bayi. Video tersebut berdurasi 11 dan 24 detik.
Video pertama menggambarkan tangan perempuan sedang mencekik leher bayi yang diketahui berusia 8 hari hingga wajahnya memerah. Video kedua memperlihatkan tangan yang sama sedang meremas beberapa bagian tubuh, diakhiri dengan pukulan hingga membuat bayi tersebut menangis.
Setelah ditelusuri, Polisi berhasil menemukan lokasi pelaku yakni di Perumahan Handil Kopi, Jalan Gerilya IV, Kecamatan Sambutan. Pelaku merupakan ibu muda yang masih berusia 24 tahun.
Reporter: Abdul Jalil
Sumber: Liputan6.com