Sinergi pengembangan kopi dan wisata di Purbalingga
Sinergi pengembangan kopi dan wisata di Purbalingga. Potensi kopi ini, tegasnya harus semakin didorong agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu caranya melalui inovasi pengembangan kopi yang disinergikan dengan potensi pariwisata.
Festival Kopi Purbalingga diwacanakan perlu dilakukan sebagai langkah sinergi pengembangan kopi dan wisata di Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Potensi kopi di Purbalingga telah lama berkembang khususnya di daerah utara seperti Karangreja dan Karangjambu yang dikenal sebagai sentra kopi.
Selain itu, di kecamatan Rembang potensi kopi cukup besar, di antaranya di Gunungwuled, Karangnangka, Panusupan, Makam, Gohong, Rembang Sumingkir, Rembang Karanganyar dan Wanogara. Apalagi, para petani juga sudah mulai membranding produk kopinya agar lebih dikenal luas oleh kalangan pecinta kopi.
-
Di mana Kopi Gunung Puntang ditanam? Sesuai namanya, komoditas ini berasal dari dataran tinggi Gunung Puntang yang ada di Kecamatan Cimaung, Desa Campaka Mulya dan Desa Pasir Mulya.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
-
Di mana Kopi Bowongso dibudidayakan? Para petani itu membudidayakan Kopi Bowongso di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian 1.600-2.000 mdpl.
-
Apa itu Kopi Golondong? Kopi Golondong merupakan cara unik menikmati kopi ala masyarakat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kopi Golondong dinikmati dengan cara dicampur dengan air yang telah dicampur dengan rempah, seperti santan, gula aren, daun pandan, garam dan jahe. Kemudian, biji kopi yang telah diroasting dengan suhu panas tertentu dimasukkan utuh-utuh ke dalam minuman rempah tersebut.
-
Mengapa Kopi Flores Bajawa begitu istimewa? Kopi Bajawa adalah kopi khas Indonesia dari Flores, Nusa Tenggara Timur, yang ditanam di ketinggian 1.000-1.550 meter.
-
Bagaimana cara menikmati Kopi Golondong? Kopi Golondong dinikmati dengan cara dicampur dengan air yang telah dicampur dengan rempah, seperti santan, gula aren, daun pandan, garam dan jahe. Kemudian, biji kopi yang telah diroasting dengan suhu panas tertentu dimasukkan utuh-utuh ke dalam minuman rempah tersebut.
Plt Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan Festival Kopi Purbalingga dipandang strategis sebagai upaya mempromosikan kopi Purbalingga. Potensi kopi ini, tegasnya harus semakin didorong agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu caranya melalui inovasi pengembangan kopi yang disinergikan dengan potensi pariwisata.
"Minum kopi juga bisa menjadi pendukung wisata di kabupaten Purbalingga. Sejumlah destinasi juga sudah mengembangkannya seperti Owabong dan Golaga. Termasuk sejumlah desa wisata seperti yang ada di Rembang ini," katanya Senin (11/9) sore.
Salah satu barista asal Purbalingga yang berdialog dengan plt Bupati, Rintosa, mengatakan potensi kopi di wilayah kecamatan Rembang sudah lama berkembang. Para petani juga sudah mulai membranding produk kopinya agar lebih dikenal masyarakat pecinta kopi. Ia optimis Rembang bisa memberikan kontribusi karena memiliki banyak potensi kopi.
Sedang Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Purbalingga, Adi Purwanto menuturkan potensi kopi di kabupaten Purbalingga berkembang khususnya di daerah utara seperti Karangreja dan Karangjambu yang lama dikenal sebagai sentra kopi Purbalingga. Namun secara kualitas ia akui, masih perlu upaya peningkatan.
Saat ini, pihaknya tengah mengupayakan peningkatan kualitas kopi. Artinya, kopi-kopi yang dulu dipetik campuran hijau dan merah, sekarang harus dipilah karena pecinta kopi sudah sangat peduli dengan kualitas kopi.
"Di Purbalingga sebenarnya memiliki kualitas kopi yang sangat khas seperti di Gunungmalang atau di Karangjambu. Bersama daerah lainnya, potensi ini terus kita kembangkan," katanya.
Adi juga menuturkan, pihaknya saat ini juga tengah mengembangkan wisata kopi. Tidak hanya menyeduh kopi, tetapi masyarakat dapat datang ke kebun kopi untuk berekreasi sekaligus melakukan aktivitas pemetikan hingga sampai hasil akhir proses penyeduhan.
"Itu akan kami kembangkan di Sirandu. Mudah-mudahan bulan depan sudah dapat kita launching dengan ikon produk kopi kendil yang cukup legendaris di daerah itu," jelasnya.
Saat ini, lanjut Adi Purwanto, produk kopi yang sudah masuk pasar kopi Purbalingga diantaranya kopi Gunungmalang, kopi Makam, kopi Panusupan, kopi Kejobong. Termasuk kopi Kendil Sirandu juga mulai masuk pasaran, termasuk kopi Gondang dan Karangjambu.
Upaya mempromosikan produk kopi Purbalingga juga mulai gencar dilakukan. Terakhir kali, saat acara Gelar Seni Budaya Kabupaten Purbalingga di Anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta, sejumlah barista lokal Purbalingga diikutsertakan mempromosikan potensi produk kopi Purbalingga.
(mdk/eko)