Sinta Nuriyah: Partai yang pakai gambar Gus Dur harus disomasi
"Itu namanya nyolong (mencuri), dan harus segera di turunkan," tegas Sinta Nuriyah
Istri mediang Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid, Hj Sinta Nuriyah Wahid menegaskan, jika ada salah satu partai yang menggunakan gambar almarhum suaminya itu, sama dengan mencuri. Sebab, itu pernah diwasiatkan oleh Gus Dur sendiri, sebelum wafat. Siapa saja atau lembaga apapun untuk disomasi jika menggunakan gambarnya.
Hal ini disampaikan Sinta Nuriyah saat menjadi pembicara di acara Partai NasDem di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/12). Menurut Sinta Nuriyah, dia dan almarhum suaminya itu tidak membatasi harus ada di mana.
"Saya mengatakan ada di mana-mana. Gus Dur juga ada di mana-mana. Saya ada di Hanura, ada di Gerindra, dan ada di partai manapun. Sekarang saya ada di Partai NasDem, kecuali di satu itu (PKB)," tegas Sinta.
Lalu kenapa gambar Gus Dur digunakan sebagai sarana kampanye di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)? Pada baliho calon legislatif (caleg) dari PKB, terdapat gambar Gus Dur dan tulisan: Penerus Perjuangan Gus Dur.
"Saya menegaskan, sebelum wafat, Gus Dur berwasiat. Dalam surat wasiat yang ditulis melalui pengacara dan ditandatangani oleh Gus Dur itu, beliau berpesan: Barang siapa yang menggunakan gambar dan kata-kata beliau, maka mereka berhak disomasi. Itu harus disomasi," kata Sinta Nuriyah menceritakan isi surat wasiat Gus Dur yang dibuat pada tahun 2008, pasca dibuang oleh PKB.
Sementara menghadapi Pemilu 2014 mendatang, PKB yang telah menyingkirkan Gus Dur justru mengklaim, sebagai partai penerus perjuangan Gus Dur.
Bahkan, Sinta Nuriyah menyatakan, penggunaan gambar itu sama dengan mencuri. Penggunaan gambar Gus Dur yang dilakukan PKB itu tanpa izin dan sepengetahuan keluarga Gus Dur.
"Itu namanya nyolong (mencuri), dan harus segera di turunkan," tegas Sinta Nuriyah tanpa menyebut partai yang menggunakan simbol-simbol milik Gus Dur.
Cucu pendiri Nahdlatul Ulama itu, saat ini sudah menjadi milik bangsa Indonesia. Sebagai guru bangsa. Namun, kata Sinta Nuriyah, untuk wilayah politik, Gus Dur punya 'rumah' sendiri.
"Gus Dur memang sudah menjadi milik bangsa. Namun, untuk masalah politik, Gus Dur punya rumah sendiri. Jadi kalau ada yang menggunakan gambar dan kalimat Gus Dur untuk kepentingan politik, inilah yang harus disomasi," tandas dia.