Sisihkan Rp10 Ribu Selama 24 Tahun dari Memijat, Mbah Supiyah Akhirnya Naik Haji
Mbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Ketekunan dan keuletan benar-benar membuahkan hasil bagi Mbah Supiyah.
- Melihat Sisa Kejayaan Jalur Kereta Api Rangkasbitung - Pandeglang, Rel Ditumbuhi Pohon dan Tembus ke Rumah Warga
- Bermimpi Lihat Ka'bah Berdua Tak Bisa Terwujud, Kakek Asal Riau Ini Ditinggal Wafat Istrinya Beberapa Hari Jelang Berangkat Haji
- Hanya Lulusan SD, Pria Ini Punya 300 Sapi saat Usia 18 Tahun dan Raup Keuntungan Rp1 Miliar per Bulan
- Ogah Kerja karena Gajinya Kecil, Remaja Usia 18 Tahun Pilih Dagang Kaki Lima Penghasilan Sehari Jutaan Rupiah
Sisihkan Rp10 Ribu Selama 24 Tahun dari Memijat, Mbah Supiyah Akhirnya Naik Haji
Dari upayanya menyisihkan uang sebesar Rp10 ribu selama 24 tahun secara konsisten, kini bisa membuatnya naik haji.
Ya, pepatah proses tidak akan mengkhianati hasil kini dirasakan oleh jemaah haji kloter 15 asal Kota Surabaya. Wanita yang sehari-hari menjadi tukang pijat keliling di Surabaya ini dengan tekun selalu berupaya menyisihkan penghasilannya setiap hari.
Meski demikian, perempuan berusia 60 tahun ini tetap tak menyangka jika ia akhirnya bisa berangkat menunaikan ibadah haji di tahun ini.
Mbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun. Pekerjaan itu pun tetap dilakukannya, bahkan di usianya yang sudah lanjut usia (lansia).
Meski umur sudah kepala enam, Mbah Supiyah mengaku tetap mampu memijat kurang lebih dua jam untuk sekali pijat.
Dari penghasilannya ini lah ia selalu tekun menyisihkan sedikit demi sedikit.
“Penghasilan saya tak tentu, kalau sebentar kadang dibayar 30 ribu, ada juga yang membayar 70 ribu,” tutur warga Jalan Sombo, Surabaya ini.
Penghasilannya yang tak tentu, tak menyurutkan harapan mbah Supiyah untuk mewujudkan cita-cita sejak ia masih muda, yakni menunaikan rukun Islam kelima.
Dari tekad kuat tersebut, Mbah Supiyah tekun menabung hingga pada suatu ketika ia dapat membeli emas seberat 60 gram untuk mendaftar biaya haji di tahun 2010 sebesar Rp 25 juta. Dia terus berjuang untuk bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji.
“Meskipun penghasilan saya tidak tetap, Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya bisa nabung untuk haji yang penting tekadnya kuat,” tuturnya.
Supiyah mengaku seharusnya berangkat haji di tahun 2021, namun karena pandemi Covid-19 membuatnya tidak bisa berangkat ke tanah suci, keberangkatan ibadah haji pun ditiadakan.
"Harusnya 2021 berangkat tapi karena Covid-19 akhirnya mundur dan juga baru sempat ada uang juga untuk melunasi, akhirnya berangkat tahun ini," ungkap ibu lima anak tersebut.
Supiyah sudah menyiapkan doa khusus ketika di tanah suci. Ia berharap agar senantiasa diberikan kesehatan, murah rezeki dan panjang umur. "Ya doanya gak banyak-banyak diberi sehat, lancar rezeki dan panjang umur," ujar Supiah.
Bahkan ketika nanti di Arab Saudi ada yang memintanya untuk memijat maka dia sanggup melakukan itu, asalnya tidak mengganggu waktu ibadah.
"Waktu masuk di asrama haji saja sudah ada yang pijat. Alhamdulillah diberi imbalan Rp 50 ribu. Ya nanti jika sudah di Makkah ada yang minta pijat ya tetap dilayani kan membantu orang dapat pahala," pungkasnya sembari tertawa.