Siswa SD-SMP Yogyakarta di-Skrining Penyakit Ginjal
Berdasarkan hasil penapisan tersebut, menurut Waryono, sementara ini belum ditemukan kasus gagal ginjal pada anak di Kota Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menggencarkan skrining penyakit ginjal bagi siswa SD-SMP di wilayah ini untuk mencegah kasus gagal ginjal hingga memerlukan pengobatan cuci darah atau hemodialisis pada anak.
- Kelas Rusak akibat Gempa Magnitudo 6,2, Siswa SDN di Garut Terpaksa Pindah Tempat Belajar
- 45 Warga di Yogyakarta Suspek Antraks
- Kisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek
- Bukannya Sekolah, Siswa Siswi SMP Digerebek di Kamar Kost 'Sudah Ketangkap Masih Sayang-sayangan'
"Kami melakukan program lintas bidang yang terkait dengan pencegahan itu. Kami melakukan program wajib yaitu skrining (penyakit) anak-anak sekolah," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta Waryono saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat.
Dalam skrining itu, menurut dia, para siswa diminta mengisi jawaban sekaligus wawancara terkait ada atau tidaknya penyakit tidak menular (PTM), termasuk gangguan ginjal.
Berdasarkan hasil penapisan tersebut, menurut Waryono, sementara ini belum ditemukan kasus gagal ginjal pada anak di Kota Yogyakarta.
Dia mengakui sempat ditemukan satu pasien anak yang memiliki gejala gangguan pada ginjal namun bisa langsung tertangani setelah dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.
"Belum ada yang spesifik langsung gagal ginjal. Mungkin baru gejala awal kemudian sudah bisa tertangani," kata dia.
Hal itu ditekankan Waryono merespons informasi banyaknya pasien anak yang melakukan pengobatan cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang beberapa waktu lalu viral di media sosial.
Selain skrining, Dinkes Kota Yogyakarta bekerja sama dengan dinas pendidikan menggencarkan edukasi konsumsi makanan dan minuman yang sehat bagi siswa melalui program kantin sehat untuk mencegah gangguan ginjal.
Waryono menuturkan kebiasaan anak mengonsumsi minuman berpewarna dan berpemanis buatan memiliki risiko merusak nefron sehingga dapat mengakibatkan gagal ginjal.
"(Minuman berpewarna) banyak menyebabkan keracunan di nefron itu. Filternya itu kan di nefron, nah kalau nefronnya ada gangguan ya sudah enggak bisa menyaring (hasil metabolisme tubuh) dengan bagus," ujar dia.
Dinkes Kota Yogyakarta, kata Waryono, telah memetakan rumah sakit yang dapat melayani cuci darah atau hemodialisis di Kota Yogyakarta.
"Kalau dia (pasien) anak, berarti akan kita rujuk ke RSUP Sardjito sebagai induk rumah sakit," kata dia.
Sebelumnya, dokter spesialis anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Eka Laksmi Hidayati telah mengklarifikasi bahwa banyaknya jumlah anak yang menjalani dialisis atau cuci darah untuk menangani gagal ginjal di sana karena RSCM menjadi rumah sakit rujukan yang menerima pasien bahkan dari luar Jawa.
Eka mengatakan saat ini terdapat sekitar 60 anak menjalani dialisis secara rutin, yang 30 anak di antaranya menjalani hemodialisis.
- Veddriq Leonardo, Peraih Medali Emas Olimpiade Paris 2024 Dapat Tiket Pesawat Gratis Seumur Hidup
- Operasi Sikat Jaya, 341 Orang Terlibat Kasus Kriminal Dalan Kurun Waktu 15 Hari
- Cara Efektif Menemukan dan Menggunakan SPBU Layanan Mandiri
- Panduan Lengkap Memilih Bahan Bakar Berdasarkan Bilangan Oktan
- Sowan ke 'Dedengkot Betawi' Babe Nuri, Pramono Beberkan Program Kesejahteraan bagi Warga Jakarta
Berita Terpopuler
-
VIDEO: Jokowi Tak Mau Buru-Buru soal Pindah ke IKN "Pindahan Rumah Ruwetnya Saja Kayak Gitu"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
VIDEO: Jokowi soal Pindah ke IKN "Semua Harus Dipersiapkan, Tinggal Bawa Baju"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Respons Jokowi soal Seskab Definitif Pengganti Pramono Anung
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi: Pekerjaan akan Hilang 85 Juta di Tahun 2025, Muncul Otomasi & AI
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
merdeka.com 19 Sep 2024