Siswa SMK di Kaltim bobol pulsa sebab biasa utak-atik internet
Dia utak-atik internet secara otodidak sejak empat tahun lalu, tepatnya saat masih SMP.
Pelajar SMK kelas dua di Kalimantan Timur bisa membobol dua agen pulsa di Surabaya, Jawa Timur, melalui internet. Kecerdasan AR (18), asal Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Sangatta, Kalimantan Timur, mengutak-atik internet didapat secara otodidak sejak empat tahun lalu, tepatnya saat masih SMP.
"Penangkapan tersangka ini berdasarkan laporan dua agen pulsa yang ada di Surabaya, yaitu PT CTC dan PT Global Provider. Karena aksi tersangka, dua agen pulsa itu mengalami kerugian masing-masing sekitar Rp 5 juta," terang Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Awi Setiyono, Kamis (17/4).
Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita barang bukti berupa satu unit CPU, dua unit HP, dua sim card, dan satu flashdisk, serta satu bendel dokumen milik pelapor yang dijadikan barang bukti.
Awi juga mengungkap jika tersangka ini memiliki keahlian sejak masih duduk di bangku SMP. "Dia bisa melakukan ini, karena tersangka kerap mengutak-atik internet melalui game online."
"Dengan kemampuannya secara otodidak itu, tersangka berhasil meng-hack data base dua agen pulsa yang ada di Surabaya tersebut. Melalui game online, tersangka mampu menyedot pulsa yang kemudian dia jual kembali melalui internet," lanjut Awi.
Sementara tersangka, di hadapan polisi mengaku sudah melakukan 30 transaksi penjualan pulsa melalui internet. "Awalnya cuma iseng. Saya bisa melakukannya sejak empat tahun lalu. Tahu-nya dari main game online sejak empat tahun lalu," terangnya.
Sebelumnya, Unit Perbankan Polda Jawa Timur membekuk tersangka setelah melakukan penyelidikan atas laporan dua agen pulsa di Surabaya. Laporan itu menyebut, pada 8 hingga 21 Febuari lalu, si pelapor mengetahui server miliknya dibobol atau diretas orang tak dikenal dengan cara mencuri pulsa dan menembus sistem keamanan jaringan milik pelapor.
"Dari aksi tersangka ini, korban dalam hal ini dua agen pulsa, yaitu PT CTC dan PT Global Provider mengalami kerugian sekitar Rp 5 juta," ungkap Awi.