Situs Sultan Menang Jadi Pintu Masuk Polisi Bongkar Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi
Pengungkapan kasus ini bermula saat polisi mendalami situs judi Sultan Menang.
Polda Metro Jaya menetapkan 15 tersangka dalam kasus judi online, termasuk pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Pengungkapan kasus ini bermula saat polisi mendalami situs judi Sultan Menang.
"Kasus ini berawal dari pengungkapan terkait perjudian online denan website yang bernama Sultan Menang," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Kamis (7/11).
- Peran 24 Tersangka Kasus Judi Online Pegawai Komdigi, Ada Bandar, Pengelola hingga Penjaga Situs
- Tangkap Dua Buronan Tersangka Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi, Polisi Kembali Sita Uang Rp3,1 Miliar
- Tersangka AK Ternyata Tak Lolos Seleksi Pegawai, tapi Tetap Kerja di Komdigi & Kendalikan Situs Judi Online
- Suara Polisi Ini Serak-serak Basah saat Ingatkan Penjaga Keamanan Untuk Tidak Bermain Judol
Dari kasus tersebut, polisi berhasil menangkap dua tersangka. Kemudian setelah dilakukan pengembangan, ditemukan adanya keterlibatan pegawai Komdigi.
Peran pegawai Komdigi tersebut adalah membantu agar website judi online milik bandar tidak diblokir.
"Kemudian penyidik melakukan pengembangan dan berhasil melakukan penangkapan terhadap 15 orang pelaku, termasuk melakukan penggeledahan terhadap kantor satelit di Ruko galaxy di daerah Bekasi Selatan," sambungnya.
Komplotan ini awalnya berkantor di kawasan Tomang, Jakarta Barat. Kemudian sejak awal Januari 2024 pindah ke Bekasi Selatan.
Berdasarkan keterangan dari para tersangka, kantor satelit dikendalikan tiga tersangka berinisial AK, AJ dan A. Di mana ruko tersebut mempekerjakan 12 orang.
Dari 12 orang tersebut, delapan orang bertugas sebagai operator dan empat orang bertugas sebagai admin.
"Adapun tugas daripada para karyawan sebanyak 12 orang tersebut adalah untuk mengumpulkan list atau daftar web judi online. Kemudian, daftar ataupun list web judi online yang telah dikumpulkan, difilter oleh saudara AJ dengan menggunakan akun Telegram milik AK, agar website yang telah menyetorkan uang, yang mana uang tersebut sudah disetor setiap dua minggu sekali, akan dikeluarkan dari list tersebut," tuturnya.
Setelah list website sudah dibersihkan, maka AK akan mengirim daftar web ataupun list web judi online tersebut kepada tersangka R untuk dilakukan pemblokiran.
Diketahui AKK pada akhir tahun 2023 mengikuti seleski penerimaan calon tenaga pendukung teknis sistim pemblokiran konten negatif yang bersifat terbatas di Komdigi.
Hasilnya AK dinyatakan tidak lulus. Namun faktanya tersangka kemudian dipekerjakan dan diberikan kewenangan untuk mengatur pemblokiran website perjudian online.
"Kami masih melakukan pendalaman secara intensif untuk menjawab mengapa tersangka AK yang tidak lulus seleksi namun tetap dapat bekerja di Kementerian Komunikasi dan Digital, khususnya, bekerja sebagai tim pemblokiran website judi online," ucapnya.