SMRC: Cawapres Tidak Punya Pengaruh Besar Dongkrak Elektabilitas Capres
SMRC menguji elektabilitas Ganjar melawan Anies dan Prabowo.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan faktor calon wakil presiden tidak memberikan pengaruh besar terhadap elektabilitas calon presiden. SMRC menguji kekuatan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan bila dipasangkan dengan sejumlah nama bakal calon wakil presiden.
Pertama, SMRC menguji elektabilitas Ganjar melawan Anies dan Prabowo. Ganjar dipasangkan dengan beberapa tokoh yaitu Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Khofiffah Indar Parawansa, Mahfud MD, dan Ridwan Kamil. Dari nama-nama yang dipasangkan ke Ganjar tidak ada yang menaikan elektabilitas politikus PDIP itu di atas 8 persen.
-
Kapan survei SMRC untuk Pilgub Sulteng 2024 dilakukan? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta.
-
Siapa yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Mengapa Prabowo Subianto diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.”
-
Siapa yang mendukung Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
-
Apa yang membuat Prabowo Subianto unggul di Pilpres 2024? Mubarok menjelaskan selain mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi, sosok Prabowo Subianto yang tegas dan humanis juga merupakan daya tarik bagi masyarakat luas untuk memilihnya pada kontestasi demokrasi mendatang.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
"Hasilnya, tak ada satu pun dari nama-nama ini yang menaikan elektabilitas Ganjar secara signifikan atau di atas margin of error +/- 8%," ujar Pendiri SMRC Saiful Mujani saat pemaparan survei secara daring, Kamis (30/3).
Dalam variabel kontrol, ditanyakan siapa yang akan dipilih jika Ganjar berhadapan dengan Anies dan Prabowo. Hasilnya Ganjar mendapatkan 41 persen, Prabowo 29 persen, dan Anies 23 persen. Ada 7 persen yang tidak menjawab.
Ketika Ganjar berpasangan dengan Airlangga melawan Prabowo dan Anies, suara Ganjar menjadi 37 persen, Prabowo 27 persen, Anies 25 persen, dan tidak jawab 11 persen. Jika berpasangan dengan Erick, Ganjar mendapat 36 persen, Prabowo 24 persen, Anies 26 persen, dan tidak jawab 14 persen.
Jika berpasangan dengan Khofifah, Ganjar didukung 38 persen, Prabowo 24 persen, Anies 28 persen, dan tidak jawab 9 persen. Jika berpasangan dengan Mahfud MD, Ganjar mendapatkan 35 persen suara, Prabowo 26 persen, Anies 24 persen, dan tidak jawab 15 persen. Sementara jika berpasangan dengan Ridwan Kamil, Ganjar mendapat dukungan 40 persen, Prabowo 28 persen, Anies 22 persen, dan tidak jawab 10 persen.
Saiful mengatakan, efek Cawapres terhadap Ganjar beragam. Tetapi tidak signifikan secara statistik.
"Secara keseluruhan, semua nama yang dimasukkan sebagai calon wakil presiden dalam studi ini tidak membantu Ganjar jika dilihat dari sisi elektabilitas," kata Saiful.
Kedua, SMRC menguji elektabilitas Anies dipasangkan dengan calon wakil presiden menghadapi Ganjar dan Prabowo. Dalam variabel kontrol, ditanyakan bahwa jika berhadapan dengan Ganjar dan Prabowo, Anies mendapatkan dukungan 22 persen, Ganjar 40 persen, Prabowo 30 persen, dan belum jawab 9 persen.
Dalam simulasi berpasangan, Anies dipasangkan dengan Airlangga, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ahmad Heryawan, Andika Perkasa, serta Khofifah.
Jika Anies dipasangkan dengan Airlangga, suara Anies menjadi 28 persen, Ganjar 29 persen, Prabowo 23 persen, tidak jawab 19 persen. Jika berpasangan dengan AHY, suara Anies 26 persen, Ganjar 44 persen, Prabowo 20 persen, dan tidak jawab 10 persen. Jika berpasangan dengan Aher, suara Anies 21 persen, Ganjar 35 persen, Prabowo 34 persen, dan tidak jawab 10 persen.
Jika berpasangan dengan Andika, suara Anies 19 persen, Ganjar 45 persen, Prabowo 24 persen, dan tidak jawab 13 persen. Jika berpasangan dengan Khofifah, suara Anies 30 persen, Ganjar 33 persen, Prabowo 28 persen, dan tidak jawab 9 persen.
Seperti Ganjar, jelas Saiful, secara statistik nama cawapres juga tidak mendongkrak suara Anies secara statistik.
"Semua nama tadi yang diharapkan bisa mendongkrak elektabilitas Anies untuk mengalahkan Ganjar dan Prabowo tidak bisa membantu," ujar Saiful.
Ketiga, SMRC melakukan eksperimen efek calon wakil presiden terhadap Prabowo Subianto. Dalam variabel kontrol, ditanyakan jika Prabowo maju sebagai calon presiden berhadapan dengan Ganjar dan Anies, maka elektabilitasnya 27 persen, Anies 23 persen, Ganjar 37 persen, dan tidak jawab 13 persen.
Sementara, Prabowo dicoba dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Khofifah, Mahfud MD, dan Puan Maharani.
Jika Prabowo berpasangan dengan Muhaimin, suaranya menjadi 34 persen, Anies 21 persen, Ganjar 35 persen, dan tidak jawab 10 persen. Jika berpasangan dengan Airlangga, suara Prabowo menjadi 18 persen, Anies 26 persen, Ganjar 43 persen, dan tidak jawab 12 persen. Jika berpasangan dengan Khofifah, Prabowo didukung 25 persen, Anies 19 persen, Ganjar 43 persen, dan tidak jawab 13 persen.
Jika berpasangan dengan Mahfud MD, suara Prabowo 31 persen, Anies 28 persen, Ganjar 32 persen, dan tidak jawab 9 persen. Jika berpasangan dengan Puan, suara Prabowo menjadi 25 persen, Anies 29 persen, Ganjar 33 persen, dan tidak jawab 12 persen. Perubahan suara Prabowo juga tidak mengalami perubahan signifikan. Lima tokoh calon wakil presiden itu tidak memberikan dampak signifikan.
Saiful menjelaskan, Ganjar, Prabowo fan Anies tidak terbantu elektabilitasnya dengan nama calon wakil presiden. Maka pertimbangan mencari calon wakil presiden bukan lagi elektabilitas tetapi pertimbangan lain.
Ketiga tokoh bakal calon presiden ini juga harus bersandar pada dirinya. Tidak bisa ditopang kekuatan pendampingnya. Saiful memandang, fakta tersebut konsisten pengalaman Pilpres sebelumnya. Jokowi dan SBY mengandalkan kekuatan dirinya sendiri.
"Wakil tidak menentukan secara elektoral, yang menentukan adalah yang nomor satu (capres)," pungkasnya.
(mdk/ray)