Soal eks Gafatar, Gubernur Kalbar salahkan pemda lalai antisipasi
Cornelis menyesalkan Pemda Mempawah membiarkan orang asing datang tanpa terdeteksi.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menyatakan bila kisruh eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di Desa Antibar, Mempawah, Kalimantan Barat merupakan kelalaian pemerintah daerah setempat.
"Tidak diserang mereka. Mereka masuk ke Kalbar. Jadi masyarakat sebenarnya sudah peringatkan, tapi kontrol pemda dari bawah juga lalai. Begini baru semua teriak," kata Cornelis di Istana, Jakarta, Rabu (20/1).
Cornelis mengklaim bila pihaknya sebelumnya telah memberikan peringatan kepada pemda setempat soal masuknya eks Gafatar ke wilayahnya.
"Kita sudah ingatkan ke pemda supaya orang datang dan pergi diketahui. Kalau ada orang hilang di Jakarta kita bisa tahu. Ini termasuk lalai mengecek hal seperti itu," ucapnya.
Dia mengakui bila masuknya eks Gafatar ke wilayah Mempawah berasal dari berbagai daerah. Mereka ada yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung dan lainnya.
"Karena dia tidak resmi sebagai rakyat kita, maka kita kembalikan ke bos mereka. Saya enggak tahu mereka dapat tempat berapa hektare. Mereka datang diam-diam. Beda dengan kayak transmigrasi," jelas Cornelis.
Namun demikian, tambah Cornelis, Pemprov Kalbar telah melakukan evakuasi terhadap para mantan anggota Gafatar. Saat ini, kata dia, semua eks Gafatar terkonsentrasi di Pontianak, Kalbar.
"Supaya mereka jangan diserang, kita selamatkan nyawa mereka juga. Jangan sampai ada korban jiwa," tutup Cornelis.
Diketahui, warga Mempawah, Senin (18/1) malam, mulai hilang kesabaran untuk mendesak sekitar 700 warga eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di 2 desa di Mempawah, segera meninggalkan Mempawah. Massa merusak dan membakar kendaraan milik perwakilan warga eks Gafatar, yang terparkir di halaman kantor Bupati Mempawah.
Keterangan diperoleh merdeka.com, aksi massa itu sebagai lanjutan sore sebelumnya dengan tujuan yang sama. Meski berada dalam penjagaan aparat kepolisian dan TNI, massa nekat merusak dan membakar mobil milik perwakilan warga eks Gafatar. Amarah massa belakangan diduga dipicu penolakan warga eks Gafatar, untuk angkat kaki dari Mempawah.
"Iya, mereka menolak untuk meninggalkan Mempawah," kata salah seorang warga Mempawah, Sani, saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/1) malam.
-
Kapan Putri Gading meninggal? Kerangka ini ditemukan di Sevilla, Spanyol. Kerangka manusia berusia 5.000 tahun ditemukan di Sevilla, Spanyol.
-
Kapan Fajar meninggal? Kejadian tersebut bermula saat ada salah satu teman Fajar yang ingat bahwa Fajar sedang berulang tahun. Setelah itu, mereka berinisiatif untuk merencanakan sebuah kejutan untuk merayakan ultah Fajar.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Gewa lahir? Mutia mengungkapkan bahwa anaknya yang lahir pada 28 Februari 2020 sudah semakin besar dan dapat memilih pakaian yang ingin dikenakannya.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Galang Rambu Anarki meninggal? Dia meninggal dunia pada 25 April 1997 di usia 15 tahun.
Baca juga:
Dianggap meresahkan, massa geruduk kampung Gafatar di Kukar
Jokowi sudah beri arahan Luhut dan Polri soal Gafatar di Mempawah
Ini nama warga Yogya yang berada di kamp Gafatar di Mempawah Kalbar
Eks pentolan Gafatar sebut pengikut Ahmad Musadeq pangkal masalah
Menolak Gafatar, alasan warga Mempawah bakar pemukiman kelompok tani
Pemerintah akan mempelajari soal penyerangan eks ormas Gerakan Fajar
Gusdurian sebut fatwa MUI tak bisa jadi dasar tetapkan Gafatar sesat