Soal kasus Novel, Polda Metro bilang 'kita masih tetap melakukan penyelidikan'
Setahun lebih kasus itu berlalu, polisi belum berhasil menangkap pelaku sampai saat ini. Padahal, dua sketsa wajah terduga pelaku sudah disampaikan ke publik.
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan menagih janji Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras oleh orang tak dikenal yang menimpanya setahun lalu. Novel disiram air keras sepulang salat Subuh dari masjid di dekat rumahnya pada awal April 2017 lalu.
Setahun lebih kasus itu berlalu, polisi belum berhasil menangkap pelaku sampai saat ini. Padahal, dua sketsa wajah terduga pelaku sudah disampaikan ke publik.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan Mutiara Baswedan meraih gelar Sarjana Hukum? Ia berhasil meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 2020.
-
Apa yang ditekankan Anies Baswedan saat membahas karhutla di Kalimantan? Saat sesi menjawab pertanyaan terkait kebakatan hutan dan lahan (karhutla) Kalimantan, Anies menegaskan bahwa harus mengutamakan pencegahan.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Anies Baswedan dilahirkan? Ia lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969, di Desa Cipicung, Kuningan, Jawa Barat.
Mengenai progres penanganan kasus ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, menyampaikan saat ini pihaknya masih tetap melakukan penyelidikan. Ia menegaskan penanganan kasus ini masih terus berjalan.
"Kita masih tetap melakukan penyelidikan ya. Kita mencari saksi-saksi yang lain dan tentunya bahwa kasus ini kita masih terus melakukan penyelidikan. Masih berjalan sampai sekarang," jelasnya di Gedung Humas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (18/6).
Pelaku penyiraman saat ini masih terus dicari. Belum tertangkapnya pelaku lapangan ini menjadi kendala mengusut tuntas kasus ini.
"Kita kan masih mencari pelakunya yang tahu persis, yang melihat, yang melaksanakan di situ. Dan sampai sekarang kita masih mencari siapa pelakunya," terangnya.
Bukti CCTV untuk mengidentifikasi penyiram ini juga belum cukup. Pihaknya telah meminta bantuan pihak kepolisian Australia untuk melakukan pemeriksaan tapi gambar dalam CCTV tak bisa terlihat dengan jelas.
Sketsa wajah terduga pelaku penyiraman juga telah disebar tapi belum ada laporan dari masyarakat. "Tinggal masyarakat nanti. Masyarakat melihat, laporan ke kantor polisi," ujarnya.
Terkait desakan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dapat membantu polisi menangani kasus ini, Argo mengatakan bukan kewenangan pihaknya terkait TGPF. Dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus ini sebagaimana yang pernah diungkapkan Novel, Argo mempertanyakan apakah itu fakta hukum atau sekadar asumsi. Jika fakta hukum, maka harus disertai bukti-bukti yang kuat.
"Dulu kan sudah saya sampaikan. Itu fakta hukum atau asumsi. Kalau misalnya fakta hukum ada bukti-buktinya pasti," tutupnya.
Baca juga:
Kedua matanya rusak, Novel Baswedan sebut penglihatan berkabut
Wadah pegawai KPK desak Jokowi bentuk TGPF kasus penyerangan Novel Baswedan
Pegawai KPK ungkap rindu kehadiran Novel Baswedan sebagai penyidik
Novel Baswedan tagih janji Jokowi tangkap penyiram air keras
Di 2017, biaya pengobatan Novel Baswedan capai Rp 3,5 miliar pakai dana Kepresidenan
Ketua WP KPK: Kami tidak akan tinggalkan Novel Baswedan
Komnas HAM perpanjang kerja tim pemantau kasus air keras Novel Baswedan